Part 75

890 36 0
                                    

"Natasya dan Mira? Ya, kayaknya emang kakak dan adik sih, Ra. Kenapa?" tanya Arsen.

"Gak nyangka aja sih, Bang. Mereka punya perasaan yang sama di laki-laki yang sama juga," ucap Yura tertawa kecil.

"Udah deh, Ra. Lupakan aja!" seru Arsen yang merasa risih membahas dua perempuan yang mengusik rumah tangganya itu.

○O○

Pagi ini Yura bangun lebih awal, ia menatap sosok laki-laki yang ada di depannya. Yura mengingat kembali kisah yang ia bangun bersama Arsen. Saat ia dititipkan, bahkan dijodohkan di Cafe, dan saat ini sudah memiliki perasaan yang sama. Ia mengingat kembali saat kemarin Arsen mengungkapkan perasaannya walau dalam keadaan yang berdebat.

Perlahan Yura mengusap wajah tampan itu, ia tersenyum memandangnya.

"Akui saja kalau Abang ganteng 'kan?" tanya Arsen percaya diri dengan keadaan masih memejamkan matanya.

"Abang apaan sih!" Siapa sangka, ucapan Arsen membuat pipinya menjadi merah menahan malu. Yura pun turun dari kasur dan berlari menuju kamar mandi, ia membersihkan dirinya untuk persiapan hari ini perpisahan sekolah.

Arsen menatap pintu kamar mandi dan mengusap pipinya yang tapi dipegang oleh Yura, sebenarnya ia sudah bangun sejak tadi. Namun, ia berpura-pura tidur lagi saat melihat Yura menggeliat akan terbangun dari tidurnya.

"Arsen, Yura, kalian udah bangun apa belum?" teriak Mama Siska dari balik pintu kamar.

Arsen membuka pintu dan mempersilahkan Mama masuk ke dalam kamarnya, "Yura masih mandi, Ma. Yang lain udah siap?" tanya Arsen.

"Udah, tuh lagi di bawah. Kamu mau kasih apa ke Yura? Sebagai hadiah gitu," ujar Mama Siska sambil mengedipkan mata kanan-nya menggoda anaknya yang dulu masih ia gendong sekarang sudah menikah.

"Mama apa sih, nanti Yura dengar!" seru Arsen.

"Dengar apa, Bang? tanya Yura yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya yang sangat anggun. Memakai baju gamis berwarna abu-abu serta renda yang sangat bagus dan rapi. Tak lupa hijab yang senada dengan gamis yang Yura kenakan.

"Cantik banget kamu, Ra," ucap Mama memandang menantunya yang memakai gamis abu-abu itu, tak henti-hentinya ia memandang lalu ia melirik Arsen yang ternyata melihat Yura sampai terbuka sedikit mulutnya karena terpana dengan kecantikan Yura.

"Yura cantik 'kan, Bang?" tanya Mama Siska menggoda anaknya itu.

Arsen yang baru tersadar langsung menjawab apa yang mama tanyakan, "Enggak, Ma. Tapi, cantik banget!"

Yura yang mendengarnya pun tersipu malu, Yura mendekat pada Mama mertuanya dan juga suaminya. Ia duduk ditengah-tengah keduanya.

"Abang dan mama bisa aja memujinya," ucap Yura langsung memeluk Mama mertuanya itu.

"Ra, Abang gak dipeluk juga?" tanya Arsen membuat pelukan Yura terlepas dari mama Siska.

"Tuh, Ra. Suami kamu cemburu, yaudah Mama ke bawah dulu, ya. Kalian buruan turun!" ucap Mama kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar anak dan menantunya itu.

"Ra, abang mau juga," rengek Arsen yang hanya mendapat tatapan bingung dari Yura.

"Apaan sih, Bang!" seru Yura yang merasa geli akan rengekan Arsen itu.

Arsen langsung menarik Yura dalam pelukannya, "Abang sayang sama kamu."

Yura hanya tersenyum mendengar ucapan Arsen, kemudian Arsen melepaskan pelukannya dan bertanya pada Yura, "Kamu gak sayang sama Abang? Kok ga dibalas ucapan Abang?" tanya Arsen yang berbau protes.

"Iya, aku juga sayang sama Abang." Ucapan yang ditunggu-tunggu Arsen akhirnya terucap juga. Yura mendapat kecupan singkat di kedua pipi dan puncak kepalanya.

"Kamu duluan ke bawah, Abang mau bersiap dulu," ucap Arsen yang diangguki oleh Yura.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang