"Yura, mana Abang?" tanya Mama yang bingung karena Yura kembali seorang diri.
"Masih ada urusan tadi katanya, Ma. Aziel, ini Es krim kamu," jawab Yura pada Mama seraya menyerahkan Es krim pada Aziel.
"Abang cuma titip Es krim? Kok gak sekalian di antar ke sini?" tanya Mama heran.
"Gak tau, Ma. Mungkin karena buru-buru," jawab Yura berbohong.
"Yaudah Mama cari gaun buat kamu ya, Nak. Tunggu aja Arsen di sini," ujar Mama pada Yura sambil tersenyum.
Tak lama kemudian, Mama dan Mommy pun menghampiri Yura yang sedang bermain dengan Aziel di sofa toko.
"Abang belum balik juga?" tanya Mama.
"Ma," sapa Arsen tiba-tiba datang di belakang Mama dan Mommy.
"Akhirnya balik juga kamu, dari mana sih, Bang? Kenapa kok Es krim nya dititipkan ke Yura?" tanya Mama yang membuat Arsen bingung.
"Abang, ecim na enak" ucap Aziel senang.
"Bajunya masih di urus, kita cari cincin aja dulu, yuk!" ajak Mommy yang diangguki langsung oleh Mama Siska.
"Mommy dan Mama duluan, ya. Nanti kalian susul aja di toko cincin itu," lanjut ucap Mommy sambil menunjuk toko cincin.
"Apa maksud Mama bilang gitu?" tanya Arsen yang sudah duduk di samping Yura.
"Karena aku bilang kalau kamu ada urusan, aku langsung belikan Es krim buat Aziel," jawab Yura seadanya.
"Kenapa kamu bohong?" tanya Arsen kembali.
"Gak mungkin aku jujur sama Mama kalau kamu ketemuan sama pacar kamu! Aku gak mau buat masalah," ucap Yura dan langsung pergi ke toko cincin sambil menggendong Aziel.
Arsen langsung terdiam karena ia bingung, "Jadi tadi Yura liat aku dengan Natasya," ucap Arsen lirih.
Arsen langsung pergi mengikuti Yura untuk menyusul Mama dan Mommy-nya.
"Jangan salah paham" bisik Arsen pada Yura, tetapi Yura tetap diam.
"Coba deh pilih, kalian mau yang mana?" tanya Mama menujukkan 3 pasang cincin.
"Mama dan Mommy aja yang nentukan, Yura gak paham" jawab Yura.
○O○
Setelah mereka selesai dengan cincin, baju pengantin, dan lainnya. Mereka langsung kembali pulang ke rumah Mama Siska.
Dalam perjalanan, Yura hanya berbicara pada Aziel. Mama dan Mommy sibuk membahas tentang pernikahan. Sementara Arsen? Ia lebih banyak diam karena memikirkan sesuatu.
Sesampainya mereka di rumah Mama Siska, Yura langsung membawa Aziel ke kamarnya karena Aziel sudah tertidur saat di perjalanan. Setelah Yura meletakkan Aziel di kamar, Yura langsung menghampiri kedua orang tuanya di ruang keluarga.
Arsen Pov
"Aku harus menjelaskan ke Yura biar gak salah paham," batinku.
"Pa, Ma, Dad, Mom, Abang izin mau ngobrol berdua dengan Yura, boleh?" tanyaku.
"Boleh," ucap Mommy. Yura pun langsung berdiri dan berjalan mengikutiku.
"Kamu jangan salah paham," ucapku
"Maksudnya?" tanya Yura
"Tadi aku gak janjian sama Asya, tapi tadi kami hanya ngobrol bahas tugas aja" ucapku.
"Trus? Aku harus gimana?" tanya Yura yang tampak acuh.
Aku pun langsung menarik tangan Yura untuk duduk di kursi taman belakang, "Kamu cemburu?" tanyaku.
"Gak," jawabnya singkat.
'Apa dia cemburu? Kenapa dia jadi cuek?' batinku.
"Masih ada hubungan dengan cewek tadi?" tanya Yura.
"Aku emang gak ada hubungan sejak awal, hanya sebatas teman," jawabku.
"Hmm, yaudah. Aku pamit dulu mau pulang, kita gak boleh jumpa selama seminggu," ucapnya langsung pergi dari hadapanku.
"Sebenarnya dia ada perasaan gak sih sama aku?" ucapku bingung sambil menatap kepergian Yura. Aku pun langsung pergi ke ruang keluarga.
"Udah, Nak? Ayo pulang!" ucap Daddy.
"Sis, Vin, Sen, kami pamit pulang ya," ucap Mommy berpamitan.
"Ayo pamit, Nak!" ucap Mommy pada Yura.
Yura menghampiri Papa dan Mamaku untuk menyalimi kedua orang tua ku, Yura menghampiri ku, "Abang, aku pamit" ucapnya dan aku pun mengangguk senyum pada Yura.
Aku dan kedua orang tua ku mengantar keluarga Yura sampai di teras rumah, aku pun langsung masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan [TERBIT]
Teen FictionJudul sebelumnya : Siapa Lelaki Itu? ____________________ First Impression yang buruk saat Yura bertemu dengan sosok laki-laki sahabat lamanya yang sejak lama tidak berjumpa, bahkan mereka berdua sudah saling melupakan satu sama lainnya. Siapa sangk...