Part 57

1.1K 34 3
                                        

"Kalian parah, ini gak bagus. Gak pas cara kalian dengan memberikan Arsen obat perangsang!" ucap Omar langsung berlari mengejar kepergian Arsen.

"Arsen, lo harus sadar, Sen!" ucap Omar berusaha menyadarkan Arsen.

"Kenapa lo?" tanya Arsen yang masih sedikit sadar namun terlihat gusar karena gerah.

"Toni udah campurin obat perangsang ke minuman lo dan lo harus bisa kendalikan tubuh lo," ucap Omar.

"Tapi gue udah gak tahan," ujar Arsen.

"Lo gak mungkin lakuin ini ke Yura dengan cara lo yang kena obat perangsang," ucap Omar.

"Tapi gak mungkin juga gue ajak cewek lain untuk bantu gue, gimana perasaan Yura?" ucap Arsen yang masih sempoyongan.

"Bantu gue," lanjut ucap Arsen memegang pundak Omar.

Omar mau tidak mau menuntun Arsen menuju kamarnya dan langsung mengetuk pintu kamar.

Tak lama kemudian, Yura keluar dan tampak bingung melihat keadaan suaminya.

"Ada apa ini, Kak?" tanya Yura pada Omar.

"Arsen kena obat perangsang dan cuma kamu yang bisa menyembuhkannya," ucap Omar yang membuat Yura bingung.

"Jadi, ini Yura harus gimana?" tanya Yura panik.

"Ntahlah, turuti aja apa kemauan suami kamu," ucap Omar berlalu pergi meninggalkan kamar Yura dan Arsen.

Yura menutup pintu dan menuntun Arsen masuk ke dalam kamar.

"Abang, kamu masih sadar 'kan?" tanya Yura.

"Aku mohon bantu aku," ucap Arsen memohon.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Yura.

Arsen menarik Yura ke pangkuannya, "Aku menginginkan mu," bisiknya pada Yura.

"Ta-tapi, Bang..." 

Arsen langsung menurunkan Yura dari pangkuannya berlalu ke kamar mandi mengguyur air sebanyak mungkin untuk menghilangkan rasa gerah yang ia peroleh gara-gara obat perangsang dari temannya.

Yura bingung ia harus gimana, Yura memberanikan diri berjalan menuju kamar mandi. Ia juga merasa kasihan pada Arsen. Namun, ia tidak tau harus bagaimana.

#Tok..Tok..

"Keluarlah, Bang," ucap Yura.

Tak lama kemudian, Arsen membuka pintu dan keluar dari kamar mandi dalam keadaan basah kuyup seluruh badannya, "Maafkan aku," ucap Yura memeluk tubuh Arsen.

Arsen membalas pelukan dari Yura dan mencium dahi Yura, istrinya.

"Boleh kah aku melakukannya?" tanya Arsen yang semakin gerah.

"Lakukanlah apapun yang membuat kamu kembali sadar, Bang," ucap Yura pasrah.

Terjadilah malam itu, malam yang panjang untuk mereka berdua.

○O○

04.20 WIB

Yura mendengar suara Alarm langsung terbangun. Saat Yura terbangun, ia melihat tangan Arsen yang melingkar di perutnya, perlahan Yura menurunkan tangan Arsen dan berlalu ke kamar mandi. Namun, Miss V-nya terasa sangat nyeri.

Ia tak ingin merepotkan Arsen, Yura langsung bangun perlahan menuju kamar mandi untuk membuang hajat, mandi dan sekalian ia wudhu untuk melaksanakan shalat. Ia berjalan seraya memegang dinding dan meja di sekitar untuk membantu dirinya jalan menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian, Arsen terbangun dan merasakan kepalanya sangat berat akibat efek obat.

"Arghh!"

Yura yang selesai sholat langsung menghampiri suaminya.

"Kamu masih sakit, Bang?" tanya Yura yang kini ada di dekat Arsen.

"Kepala ku sangat berat, Argh!" jawab Arsen memegang kepalanya.

"Berbaringlah," ucap Yura lembut.

"Enggak, aku harus sholat," Arsen berjalan sempoyongan di bantu oleh Yura masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah membantu Arsen berjalan, Yura menuju dapur untuk memasak.

Arsen tak sengaja melihat ada bercak darah di kasurnya, "Apa aku melakukannya dengan Yura?" Arsen tampak memikirkan sesuatu.

08.10 WIB

Arsen kini tengah duduk di ruang tamu dengan laptop nya, Yura pun datang menghampirinya.

"Abang," panggil Yura.

"Hmm," dehem Arsen.

"Kamu mau aku buatkan minuman?" tanya Yura.

"Enggak, duduklah!" jawab Arsen.

Yura duduk di ruang tamu bersama dengan Arsen, Yura masih tampak canggung dengan Arsen karena yang telah Arsen lakukan padanya semalam.

"Ka-kamu lagi ngapain, Bang?" tanya Yura.

"Baca-baca artikel tentang universitas," jawab Arsen.

"Kenapa kamu, Ra?" tanya Arsen.

"Kenapa apanya, Bang?" tanya Yura yang tak paham apa yang dimaksud oleh Arsen.

"Kamu tuh kayak orang yang sedang bingung memikirkan sesuatu," jawab Arsen.

"Hmm.. gapapa," ucap Yura.

"Jujurlah! Aku gak suka kalau ada yang bohong," ucap Arsen tegas.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang