Part 7

2.3K 95 1
                                    

"Arsen!" ucap seseorang dari pagar rumahku.

Membuatku langsung menoleh,

"Asya," ucapku ketika melihat Natasya ada di rumahku.

"Ngapain kesini?" tanyaku.

"Jalan, yuk!" ucapnya seraya berusaha memegang tanganku, Natasya sejak SMP selalu mengejar aku untuk menjadi kekasihnya dan sampai sekarang pun masih begitu tanpa menyerah.

"Gak! aku ada urusan," ucapku seraya menghempaskan tangannya, aku langsung masuk ke dalam mobil.

"Kenapa pacarnya ditinggal?" tanya Yura dengan polosnya.

"Apaan sih, ikut campur!" ucapku ketus, Yura pun tertunduk.

Aku langsung melajukan mobil untuk menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Yura langsung turun dari mobil dan menghubungi temannya, sedangkan aku hanya diam melihat gerak gerik yang Yura lakukan dari dalam mobil.

Tak lama kemudian ada seorang laki-laki yang menghampiri Yura, aku pun langsung keluar dari mobil.

"Gimana keadaan Tiara, Roy?" tanya Yura dengan raut wajah khawatir.

"Sini Yura, ayo masuk!" ucap laki-laki itu seraya menarik tangan Yura.

"Jangan pegang-pegang tangan Yura," ucapku tegas dan membuat lelaki itu melepaskan tangan Yura.

Akhirnya aku dan Yura pun mengikuti lelaki itu hingga sampai kamar rawat teman Yura.

○O○

Author Pov

#Di Rumah Arsen, tampak lah papa dan mama Arsen sedang mengobrol.

"Pa, tadi Mommy nya yura telfon, katanya minta ketemuan di cafe dekat kantor Papa. Tapi, jangan kasih tau Yura kalau Mommy dan Daddynya udah pulang," ucap Mama Siska.

"Yaudah, Yok berangkat!" ucap Papa Gavin.

"Eh tunggu, Pa. 'Kan kata Wulan, kita harus ajak Arsen juga tapi Arsen lagi antar Yura ke rumah sakit, gimana ya, Pa?" tanya Mama Siska bingung.

"Udah, mama tenang aja, biar papa yang urus. Tunggu bentar! Papa telpon Arsen," ucap Papa Gavin sambil mengambil handphonenya.

-Dalam Panggilan-

"Arsen, papa ajak ketemuan sekarang-- bisa?" tanya papa.

"Kenapa, Pa? Aku lagi di rumah sakit," tanya Arsen seraya memberitahu keberadaannya.

"Papa tunggu di cafe dekat kantor papa, ya. Tapi jangan ajak Yura. kamu cari aja alasan yang tepatnya, Nak," ucap papa Gavin mengakhiri telponnya.

Arsen pun langsung  menghampiri Yura, Yura yang tengah duduk mengobrol dengan Tiara yang sedang berbaring, karena Tiara belum kuat untuk duduk.

"Yura, aku ada urusan mendadak. Kamu di sini dulu, ya! Kalau ada apa-apa telpon aku, nih nomornya. Nanti aku jemput," ucap Arsen sambil berbisik pada Yura, ia mengulurkan tangannya menyerahkan nomor Arsen dan diangguki oleh Yura.

"Semuanya, aku pamit dulu!" ucap Arsen berpamitan, dan langsung pergi menuju cafe.

○O○

"Ada apa ya, Papa tumben ngajak kesini. Biasanya juga langsung ke ruangan papa di kantor," gumam Arsen dan langsung menuju ke dalam cafe mencari keberadaan papa nya.

"Gimana kalau kita percepat sekarang aja?" 

Samar-samar Arsen mendengar ucapan papanya dan langsung kaget pada saat melihat ada mama Arsen juga di samping papa.

'Apa ada pertemuan keluarga?' batin Arsen dalam hati.

"Pa, Ma," sapa ku dan langsung menyalimi kedua orang tua ku, aku pun langsung duduk di kursi yang kosong, tepatnya di samping papa.

"Em ... Pa, Ma. To the point aja langsung, ya. Karena Arsen gak enak sama Yura langsung Arsen tinggalin tadi," ucap Arsen yang membuat Mommy yura tersenyum kecil karena Arsen tampak khawatir pada Yura.

"Gini, Nak. Ini Daddy dan Mommy Yura, mereka baru aja sampai ke Indonesia. Kami berencana mau menjodohkan kamu dengan Yura, kamu setuju?" ucap Papa to the point pada Arsen, Arsen pun tampak kaget. Ya pasti kaget dong, ga ada angin ga ada hujan tiba-tiba dijodohkan gitu.

"Apa? Aku dijodohkan? Mana bisa gitu lah, Pa. Aku maupun Yura masih sama-sama pelajar," protes Arsen.

"Untuk pernikahan 'kan bisa di rahasiakan dulu dengan pihak sekolah? Langsung aja deh, kamu mau apa enggak?" tanya Papa Gavin.

"Hmm, pikir-pikir dulu lah, Pa." ucap Arsen. Tiba-tiba handphone Arsen berbunyi, Arsen mengambil handphone-nya dalam saku dan melirik siapa yang menelponnya.

"Yura? Kenapa telpon?" ucap lirih Arsen yang masih bisa terdengar oleh para orang tua.

Ya, Arsen sudah menyimpan nomor Yura. Ia mendapatkan nomor Yura dari mama Siska, tapi ia tak pernah menghubungi Yura, hanya menyimpan nomornya saja.

"Permisi semua, Arsen izin angkat telpon sebentar," ucap Arsen berlalu pergi.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang