Part 98

1K 37 0
                                    

Yura menatap pada bangunan yang ada di depannya. Kini Yura merasa gugup.

"Ayo masuk, Nak!" ajak Mommy yang memegang tangan kiri Yura, sedangkan Mama memegang tangan kanan Yura.

Lantas, dimana Arsen?

Arsen kini membawa tas yang berisikan pakaian untuk Yura dan juga baby twins. Aziel lagi dan lagi hanya tertawa melihat Abangnya yang tak diizinkan membantu Yura berjalan.

"Abang, perlu bantuan?" tanya Aziel sambil menahan tawanya.

"Gak!" ketus Arsen berjalan mendahului Aziel.

"Aziel, jangan buat Arsen kesal lagi. Gak boleh, Nak!" tutur Papa Gavin.

"Ntar aja pas udah lahir baby twins kita ganggu lagi si Abang," sambung ucapan Papa Gavin sambil tertawa.

Aziel yang awalnya tak merespon ucapan sang papa, kini langsung mengangguk setuju pada kalimat terakhir yang papa ucapkan.


Sesampainya di ruang bersalin yang Arsen pesan, kini Yura dicek oleh Dokter Nadya yang sejak awal kehamilan telah mendampingi Yura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di ruang bersalin yang Arsen pesan, kini Yura dicek oleh Dokter Nadya yang sejak awal kehamilan telah mendampingi Yura.

"Masih buka 3, kamu istirahat disini aja, ya," tutur lembut dokter Nadya.

Kontraksi sedikit demi sedikit bertambah cepat selang terjadinya. Dokter Mahira kini sudah tiba menemani sang ponakan yang akan melahirkan.

Arsen sejak tadi duduk di sofa menatap pada Yura, harap-harap ia diizinkan menemani saat Yura melahirkan nanti.

"Abang... Mama, Mommy dan dokter Mahira dimana?" tanya Yura menatap pada Arsen yang mendekat ke arahnya.

Ya, kini yang dibutuhkan Yura adalah dukungan dari orang yang sudah berpengalaman melahirkan, Yura merasa lebih tenang jika mereka membisikkan dukungan-dukungan.

Terkadang hal itu yang membuat Arsen was-was jika melahirkan nanti Yura tak membutuhkan dirinya.

"Mama dan Mommy ada di luar, dokter Mahira membantu dokter Nadya mempersiapkan untuk melahirkan nanti, Sayang."

Yura mengangguk paham. Saat ini kontraksi kembali hadir, Yura pun kembali meringis karena ia merasa kontraksi saat ini sakitnya tak karuan. Dokter Nadya pun masuk dalam ruang bersalin Yura.

Alhamdulillah Arsen bisa dan diizinikan menemani Yura di ruangan bersalin. Arsen kini menemani Yura atas permintaan Yura sendiri, dari yang Arsen kira Yura lebih meminta orang tuanya, kini salah besar. Yura ternyata paham jika Arsen ingin menemaninya untuk membantu proses baby twins melihat dunia.

Arsen menyaksikan bagaimana Yura berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan baby twins. Ya, Yura adalah wanita hebat bagi Arsen.

Tak lupa, Arsen hanya bisa bantu mengingatkan istri untuk mengatur nafas yang efektif. 

Disaat kontraksi hilang, Yura mengambil nafas dalam-dalam untuk mengumpulkan tenaga. Begitu kontraksi datang, Yura mengejan kuat.

Proses mengejan ini difokuskan ke bagian bawah seperti buang air besar, bukan hanya tertahan di leher ataupun tenggorokan. 

Proses ini cukup penting dilakukan secara efektif untuk menghemat tenaga saat melahirkan, juga agar tidak kehilangan kesadaran. 

Nah, peran Arsen di ruangan bersalin ya membantu Yura tetap dengan pernafasan yang baik dan benar serta pelampiasan kesakitan Yura. Kadang Arsen dijambak kadang pula baju Arsen di tarik kuat.

"Panggil Mahira untuk membantu!" perintah dokter Nadya pada salah satu rekan bidannya.

Dokter Mahira langsung masuk dan berdiri disamping Dokter Nadya.

Kini Yura kembali disuruh mengejan oleh sang dokter, lagi dan lagi Yura mengejan hingga dokter Nadya mengeluarkan suaranya lembut, "Ayo Yura dedenya sudah keliatan, tuh. Bundanya yang kuat, ya!"

"Ayo mengejan, Yura!"

Yura kembali mengumpulkan tenaganya dan mengejan dengan kuat.

Oek.. Oek..

Alhamdulillah telah lahir putra pertama, jagoan kecil telah hadir dan melihat dunia. Dokter Nadya memindahkan jagoan itu ke tangan dokter Mahira. 

"Alhamdulillah, yang kuat sayang. Anak kita satu lagi belum keluar, Ayo sayang! Kamu pasti bisa," tutur lembut Arsen terdengar di telinga Yura. 

Sementara Yura kini terpejam menahan rasa sakit yang luar biasa, ia harus berjuang kembali. Ia harus semangat untuk mengeluarkan salah satu bayinya yang masih dalam kandungannya.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang