Part 22

1.6K 63 0
                                    

"Aurel," ucap seorang lelaki yang baru aja tiba di belakang Arsen.

Aurel pun tampak kaget karena kehadiran lelaki itu.

"Bob-Bobby," ucap Aurel.

"Ngapain lo kesini?" lanjut Aurel.

Bobby adalah kekasih Aurel yang sekarang tengah di kabarkan sudah menjalin hubungan dengan teman sekelas Aurel.

"Aku bisa jelasin," ujar Bobby sambil memegang tangan Aurel.

"Paan sih lo!" sungut Aurel menghempaskan tangan Bobby.

"Aku mau jela--" belum selesai Bobby mengucapkan sesuatu ia udah terkejut dengan kehadiran Sherin di sampingnya yang tiba-tiba merangkul lengan Bobby.

"Rin, kamu kok di sini?" tanya Bobby.

"Kamu pilih dia atau aku? Kalau kamu pilih dia, aku gak akan pernah kembali lagi dalam hidup kamu dan kalau kamu pilih aku ayo kamu ikut dengan aku sekarang. Ngapain coba kamu tetap di sini dengan Aurel," ujar sherin dengan tatapan sinisnya ditujukan pada Aurel.

"Lo-- jangan seenak nya sendiri lah kalau ngomong!" ucap Ray tiba-tiba muncul di hadapan Sherin.

"Lo siapa sok jadi pahlawan?" tanya Sherin.

"Gu--Gue..." Ray masih tampak bingung berfikir untuk mencari jawaban yang pas agar Sherin tidak terus-terusan berbicara keras pada Aurel.

"Dia pacar aku," ucap Aurel tiba-tiba dan membuat semua menoleh pada Aurel dengan kaget.

Bobby pun tampak kesal dan berlalu pergi, diikuti oleh Sherin di belakang Bobby.

Ray yang masih tampak terpaku oleh ucapan yang Aurel lontarkan, ia hanya diam saja.

"Hmm.. maaf, aku lancang," ucap Aurel pada Ray.

"Ya, gak masalah," ujar Ray yang masih canggung dengan Aurel.

Ray pun langsung berlalu pergi duduk di kursi taman.

"Nibel," panggil Aurel. 

Yura pun menoleh seraya bertanya, "Ada apa?"

"Apa aku salah, ya? Eh, aku mau minta maaf dulu deh sama cowok tadi," ujar Aurel langsung pergi meninggalkan teman-temannya.

Arsen tampak diam karena ia sejak tadi memperhatikan gerak gerik Yura.

"Napa kamu, bang?" tanya Yura membuat Arsen tersadar.

"Gapapa," ujar Arsen seraya mengalihkan pandangannya.

"Yura, mumpung gak ada Aziel, duduk disana, yuk. Sambil ngobrol," ucap Arsen sambil menunjuk kursi taman yang tampak kosong.

"Hmm... oke," ucap Yura langsung berjalan mengikuti Arsen.

"Ra, diantara sahabatku ada yang suka sama sahabat kamu," ujar Arsen.

"Yauda, suruh aja mereka PDKT sendiri lah," ucap Yura.

"Iya sih, udah aku kasih saran gitu, tapi gak tau tuh pada kemana PDKT-nya," ujar Arsen.

"Dari pada bahas hubungan orang, mending bahas hubungan kita," ucap Yura.

"Seminggu lagi sekolah, Bang, apa yakin selama di sekolah kita bakalan cuek-cuek bebek?" tanya Yura.

"Anggap aja pas di sekolah tuh kita pacaran, di rumah suami istri, mudah 'kan?" ucap Arsen dengan santainya.

"Walaupun di sekolah cuma pacaran, jangan harap kamu bisa dekat dengan cowok lain ya," lanjut ucapan Arsen.

"Hilih, bilang aja cemburu kamu-nya," ledek Yura.

"Dih, PD bat. Intinya nih, ya, kamu gak boleh dekat sama cowok lain!" ucap Arsen.

Yura langsung pergi menghampiri Zanna yang tampak termenung, "Zan, ada apa?" tanya Yura.

"Nibel, apa kita mengajukan pindah kelas aja, ya?" ujar Zanna.

"Kenapa gitu?" tanya Yura.

"Aku gak tega sama Aurel kalau Sherin terus-terusan bicara seperti tadi ke Aurel, kamu tau lah 'kan kalau kita sekelas dengan Sherin," ucap Zanna.

"Kalian kenapa sih? Aku gak ada kenapa-kenapa kok," ujar Aurel tiba-tiba yang datang dari belakang Yura dan Zanna.

"Maksud kamu?" tanya Yura

"Aku udah lupain Bobby, aku gak boleh gini terus. Mungkin tuhan udah mempersiapkan yang lebih baik dari Bobby," ujar Aurel sambil melirik pada Ray.

Dijodohkan [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang