54. Run

1.1K 60 31
                                    

⚠️Trigger warning⚠️ Chapter ini mengandung konten kekerasan fisik secara explicit yang bisa menjadi trigger bagi sebagian orang. Please, read with cautions.

----------------------------------------------------

"Bora. Bora, bangun."

Aku membuka mataku perlahan. Dimanakah aku? Kenapa ruangan ini tampak berbeda dari biasanya.

"Hei. Bangun." Suara itu terdengar lagi.

Aku memicingkan mataku. Kamar ini begitu terang benderang. Sosok yang duduk disebelahku ini, aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.

"Hoseok?" Aku terkesiap saat akhirnya mengenalinya. "Jam berapa sekarang?"

"Jam 10." Hoseok tersenyum. "Kau tidur nyenyak sekali."

"JAM 10?!" Aku merasa seperti akan mati saat itu juga. Keringat dingin langsung membanjiri tubuhku. "Hoseok, aku harus pulang. Aturan kami... aku... tidak boleh menginap."

Aku bergegas berpakaian dan membereskan tasku. Kakiku limbung. Tanganku gemetaran. Aku panik.

Hoseok memandangiku dengan khawatir. Ia menggandeng tanganku. "Ayo, kuantar kau pulang, supaya lebih cepat."

Di dalam mobil Hoseok, aku terkena serangan kecemasan.

Berkali-kali aku merapikan rambutku dengan kalut. Dadaku mulai terasa sesak dan sakit. "Seokjin bakal marah. Seokjin bakal marah besar." Aku tidak henti-hentinya bergumam.

Saat mobil berhenti di lampu merah, Hoseok memegang tanganku dengan khawatir. "Bora, sebenarnya apa yang Jin hyung lakukan padamu kalau dia marah? Apa dia memukulimu?"

Aku menatap Hoseok dengan bingung, apakah Seokjin terlihat seperti itu untuk orang lain?

"Tidak kok. Tidak pernah. Dia hanya mengamuk saja."

Aku menggigiti bibirku dengan panik. Tidak. Jawabanku membuat Seokjin terdengar buruk. "Dia rutin terapi anger management, kok. Dia semakin membaik."

Hoseok hanya memandangiku. Aku tidak bisa membaca raut wajahnya. Apakah dia percaya padaku?.

Pada saat Hoseok memalingkan wajah dan mulai menjalankan mobilnya lagi saat lampu lalu lintas berwarna hijau, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menghela napas lega.

Aku menyelinap masuk ke apartemen Seokjin, seperti anak kecil yang pulang kemalaman dan takut ketahuan orang tuanya.

Apartemen Seokjin gelap. Apakah dia tidak pulang juga?

Aku perlahan membuka sepatuku. Lalu mengeluarkan ponselku dari tas. Tanganku gemetaran hebat, ponselku hampir terlepas dari genggamanku.

Semua pesan Seokjin dari tengah malam, saat aku sudah ketiduran di pelukan Hoseok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua pesan Seokjin dari tengah malam, saat aku sudah ketiduran di pelukan Hoseok. Aku bingung harus menjawab apa.

Sejujurnya aku sangat lupa memberitahu Hoseok kalau aku dan Seokjin tidak boleh menginap bersama pasangan one night stand kami. Tapi bahkan kenyataan itu terdengar seperti kebohongan sekarang.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang