53. Speak Yourself

1.2K 56 22
                                    

"Seokjin, bolehkah aku bertemu dengan Hoseok Jumat malam?"

"Kalian mulai date lagi? Apakah ada sesuatu selama tour yang aku tidak tahu?"

"Tidak. Hanya makan malam." Aku menyenderkan kepalaku di bahunya. "Bukan selama tour. Sebenarnya dari tahun lalu."

"Tahun lalu?"

"Iya. Hoseok menchatku, mengajakku makan malam untuk permintaan maaf. Tahun baru tahun lalu."

"Wow. Dan kau menggantung dia selama setahun? Dan dia masih bersedia makan malam denganmu?" Seokjin tertawa mengejek.

"Aku tidak bermaksud begitu." Aku menghela nafas. "Waktu chatnya aku terima, aku masih kesal soal Jungkook. Lalu langsung terlalu sibuk dengan persiapan tour, lalu tour."

Seokjin memandangku dengan penuh arti. "Kujamin kalian tidak akan cuma makan malam."

"Kenapa kau berpikir begitu?" Wajahku terasa panas.

"Karena aku tahu kau." Seokjin tertawa. Memelukku dan menciumi leherku. "Makan malam itu makanan pembuka. Makanan utamanya itu jeee...."

"Seokjiiin...!!!" Aku membungkam mulutnya. Sungguh aneh mendengar hal seperti itu keluar dari mulut pacarmu sendiri.

Ia berbaring di pangkuanku sambil tertawa malu. Wajahnya juga memerah.

"Kenapa aku jadi malu sendiri mengatakannya padamu." Seokjin mengusap wajahnya. "Kita sudah terlalu lama berdua saja. Malah jadi aneh rasanya mulai melakukannya dengan orang lain lagi."

Aku menatap lagit-langit. Kami baru kembali dari tour. Tidur-tiduran berdua di kamar tidur Seokjin. Menikmati liburan yang diberikan perusahaan setelah rangkaian tour selesai.

Tour kedua ku selama bekerja di BigHit.

Harus kuakui, karir BTS melonjak tinggi. Target 3 album terkejar, tour dunia selama 9 bulan. Aku mencuri dengar kalau album dan tour kali ini sukses, tahun depan mereka akan mentargetkan pasar Amerika dan tour stadion.

Dan para member juga menginginkan itu. Tidak pernah sebelumnya kulihat mereka seambisius sekarang.

Pada tour pertamaku aku merasa stress karena kelelahan, kesulitan makan dan kurang tidur.

Tour kali ini, bernafas saja sulit.

Pertunjukan yang diselingi dengan press conference, promosi album, wawancara televisi, siaran radio, pembuatan konten buat fans, photo shoot untuk merchandise, syuting iklan.

Entah berapa kali kami saling menangis di pelukan yang lainnya saking kelelahan dan tertekan.

Dan semakin tinggi stress kami, semakin keras seks kami. Itu adalah alat bagi kami melepaskan segala kepenatan.

Bukan sekali-dua kali, member lain menelepon ditengah-tengah sesi bercinta untuk mengeluh kalau kami terlalu berisik.

Status hubungan terbuka seakan hanya diatas kertas. Selama setahun, kami hanya menghabiskan malam dengan satu sama lain.

Kami sudah tidak punya tenaga untuk mencari-cari orang lain yang bersedia melakukannya bersama kami.

Selama itu, Hoseok menchatku sesekali. Yang kubalas sesekali juga.

Ia tidak pernah menanyakan tentang ajakannya untuk bertemu lagi, dan aku tidak pernah menyinggungnya.

Sampai di hari terakhir konser, saat aku merapikan makeupnya, ia menyentuh tanganku sekilas dan berbisik. "Bora, di Korea nanti, maukah kau makan malam denganku?"

Aku tidak menjawab apa-apa. Dan ia pun melanjutkan pertunjukannya seakan tidak ada yang terjadi.

Malamnya aku menchatnya.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang