"J-Hope-hyung..." Kepala Jimin menyembul dari balik pintu kamar Hoseok.
"Ya?"
"Boleh aku masuk?"
"Kubilang nggak boleh juga kau bakalan tetap masuk." Hoseok mencibir dan kembali menatap ponselnya.
Jimin terkikik lalu melompat ke tempat tidur. Ia membaringkan kepalanya di bahu Hoseok dengan lagak manja.
Hoseok mendorong kepala Jimin sambil bercanda. "Ada apaan? Kau kalau lagi sok imut begini biasanya ada maunya."
Jimin melengos. "Cuma mau bilang makasih."
"Makasih apaan?"
"Makasih buat si ungu." Jimin memandang Hoseok penuh arti. "Waktu itu, Hyung sama dia pasti seru sekali ya. She's fun."
Hoseok tidak berkomentar bahkan raut wajahnya tidak berubah sedikitpun. "Mmm..." Gumamnya singkat. Matanya tidak lepas dari layar ponselnya.
Jimin bangkit dari kasur "Aku harus packing. Aku diberi izin buat menginap diluar kota weekend ini. Tapi aku harus menulis beberapa lagu buat album kita selanjutnya."
Jimin memutar pinggangnya. Suara berkeretak terdengar jelas. "Aku mau ajak dia. Aku butuh inspirasi...dan olahraga. Hehe" lalu ia berjalan keluar kamar Hoseok dengan melompat-lompat kecil seperti anak balita.
Hoseok memandangi punggung Jimin. Menggigit bibirnya dengan gelisah. Jarinya membuka aplikasi chat lalu ia membuka satu kontak yang diberinya nama "💜"
"Halo, Bora apa kabar" ia mengetik lalu menghapusnya.
"Bora, kau mau makan malam denganku?" Ia menghapusnya lagi.
"Bora, ..." Hhhh, Hoseok menutup ponselnya lalu melemparkannya ke bantal. Menutup wajahnya dengan bantal.
Sudah hampir dua bulan berlalu. Setelah malam itu mereka tidak pernah saling berkontak lagi, kecuali di kantor saat Bora memakaikannya makeup atau membantunya mengganti kostum diantara show.
Awal-awal ia melihat rona kekecewaan di wajah Bora saat ia bersikap seperti tidak pernah ada apa-apa diantara mereka. Karena memang seharusnya begitu. Yang mereka lakukan hanya one night stand.
Mungkin malam itu sangat berkesan buat Bora, karena itu pengalaman pertamanya. Tapi buat Hoseok itu hanyalah satu dari banyak yang ia pernah dan akan lakukan.
Belakangan Bora tampak lebih rileks. Ia bahkan tampak sering mengobrol dengan Jimin, Taehyung dan Seokjin-hyung. Tapi Hoseok tidak mengetahui kalau Bora sering menghabiskan waktu di tempat tidur bersama Jimin.
Argh!!! Ayo sadar Hoseok. Bora itu boneka kalian, cepat atau lambat dia akan tidur dengan kalian semua. Hoseok memukul-mukul kepalanya.
Pada saat dia menarik Bora kedalam status itu, dia sudah tahu apa yang akan dihadapi oleh Bora. Dia yakin tidak akan ada masalah. Gadis itu open minded, simpel, bisa menjaga rahasia dan siapa yang akan menolak menjadi teman tidur member BTS.
Tapi, kenapa sekarang dia yang merasa bermasalah?
Gara-gara video itu. Video yang Jimin sharing. Bora memanggil-manggil namanya sambil menangis.
"Aku pergi dulu!" Hoseok mendengar teriakan Jimin dan pintu yang tertutup. Huh, nggak bisa begini. Dengusnya. Ini harus diselesaikan secepatnya.
Diraihnya ponselnya. Diketiknya cepat-cepat. "Hi Bora. Malam ini keluar yuk, aku sedang tidak ada jadwal. Gimana kalau kita nonton film?"
Hoseok membanting tubuhnya ke kasur. Setengah jam berlalu, pesan itu belum dibaca oleh Bora.
- - -
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...