12. Heartbeat

2.3K 105 12
                                    

Pikiranku terpecah. Apakah aku harus segera menuju ke lantai 7 ataukah aku harus mengkonfirmasi apapun tadi yang Jimin maksudkan.

Akhirnya kuputuskan, lebih baik aku mementingkan pekerjaanku. Aku disini untuk bekerja.

Lagipula Ahreum sudah bilang aku harus bersiap-siap kalau para member BTS membagi kisah petualangan seksual mereka dengan member lainnya.

"90% cowok itu kebiasaan kiss and tell. They do something with us then they bragged." Begitu kata Ahreum.

Jadi aku hanya membungkuk sekali lagi ke Jimin sebelum berjalan secepatnya menuju ruang makeup di lantai 7.

- - -

Ruang makeup begitu kacau. Ternyata tidak hanya aku, jadwal BTS pun hari ini begitu padat.

Ketika Jimin masuk ke ruangan sambil memegang segelas kopi, aku sudah dioper untuk me-makeup Seokjin, Taehyung dan Yoongi. Entah apa yang dia lakukan di pantry sampai selama itu.

Aku akhirnya mengkonfirmasi ucapan Hoseok kalau Seokjin yang berkelakuan macam setan di hari tes pegawai adalah cuma sekedar badmood.

Hari ini ia begitu ceria. "Hai, Bora. Selamat bergabung dengan BigHit." Ia tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman. "Bagaimana rasanya bisa menyentuh wajah ganteng ini setiap hari?" Tanyanya lagi dengan senyum jahil.

"Rasanya seperti melihat malaikat yang jatuh ke bumi." Balasku sambil terkikik. Diluar sangkaan, Seokjin ikut tertawa bersamaku.

Dengan cepat aku membereskan highlight dan contour Seokjin, lalu aku ditugaskan merapikan makeup mata Taehyung, lalu merapikan rambut Yoongi.

Aku masih memegang hairdryer waktu Shina menarikku "Bantu aku di ruang kostum. Mereka sudah harus berangkat dalam 10 menit."

Tergopoh aku memasuki ruang kostum. Ruang kostum penuh berisi rak-rak dan tumpukan baju. Setiap baju diberi label nama pemakainya, tanggal dan acara baju itu akan dipakai.

Satu baju yang kuintip labelnya menyatakan baju itu baru akan dipakai 6 bulan dari sekarang.

Jungkook tampak berdiri bertelanjang dada. Stylistnya tampak sedang sibuk mengukur-ngukur kemejanya dan ngomel-ngomel ke stylist lainnya. Mungkin ukurannya salah, pikirku. Taehyung sebaliknya sedang berdiskusi tenang drngan stylistnya tentang anting mana yang sebaiknya dia pakai.

"Semua sudah beres kecuali J-hope." Ucapnya sambil dengan tergesa-gesa memeriksa baju di rak lalu melemparkan beberapa baju ke tanganku. "Hyojung cuti hari ini, dan dia sepertinya belum menyiapkan kostum buat J-hope."

Deg. Napasku seperti ditekan keluar dari dadaku. Rasa dingin menjalar di punggungku.

Aku menggigit bibirku berusaha menghilangkan ketegangan. Melihat Hoseok berdiri di sudut ruangan hanya memakai celana dalamnya, bayangan malam itu kembali berputar dikepalaku tanpa bisa kuhentikan.

"J-hope, bisa kau coba beberapa baju ini? Aku tidak yakin mana yang paling cocok buatmu sekarang."

J-hope hanya mengangkat kedua jempolnya sebagai jawaban.

"Hai, anak baru" senyumnya mengembang "Sudah kubilang kan aku punya firasat bagus tentang kau keterima disini."

"Owh, kulihat kalian sudah saling kenal" ucap Shina menyelidik.

"Hehe, iya, waktu itu kami sempat ngobrol sedikit waktu makan siang." Balas Hoseok santai.

Ada 3 baju yang harus dicoba Hoseok. Aku harus membantunya melepas dan memakainya supaya tidak merusak riasan dan tata rambutnya.

Berdiri sedekat ini dengannya, mencium kembali bau parfumnya, rasa sedih muncul di hatiku. Sikap Hoseok luar biasa santai. Tidak ada indikasi sedikitpun yang bisa membuat orang berpikir kalau kedekatan kami pernah lebih daripada cuma makan siang bersama.

Ahreum benar, aku tidak boleh berharap banyak.

Akhirnya pilihan jatuh ke sebuah T-shirt oversized kuning dan celana jeans baggy sobek-sobek. Setelah selesai berpakaian, Hoseok langsung melangkah keluar ruangan cepat-cepat. Mereka sudah terlambat.

Akupun segera mengambil tumpukan kostum untuk dibawa ke KBS. Uf, sangat banyak. Butuh 3x naik-turun sampai akhirnya semua kostum itu bisa termuat di mobil.

Sungguh bodohnya aku mengira kalau aku hanya ditugaskan menjadi kurir pakaian. Tentu saja di KBS aku dipaksa untuk membantu tim kostum.

Disela-sela pekerjaan, aku menyempatkan sekali-kali membuka teleponku mencoba meneruskan tugas merencanakan kostum untuk Bangtan Run.

Tapi sulit sekali. Sangat susah berkonsentrasi apabila namamu terus dipanggil kesana-kesini dan diminta mengerjakan ini-itu.

Jam menunjukkan jam 19.00 saat aku sampai kembali di gedung Bighit. Masih ada beberapa orang yang bekerja. Akhirnya aku memutuskan untuk makan malam dahulu sekaligus berkenalan dengan mereka.

Jam 23.25 akhirnya pekerjaanku selesai. Dengan lesu aku print hasilnya lalu aku letakkan di meja kerja Hyojung. Sebagai supervisor ku, dia akan menilai hasil kerjaku di sub-divisi Kostum.

Tiba-tiba ketidakpercayaan diriku menyerang. Mungkin di ruang kostum ada baju yang lebih cocok daripada yang sudah kupilih.

- - -

Di ruang kostum aku sibuk melihat-lihat baju yang cocok dengan tema Bangtan Run minggu depan. Sayangnya semua baju disini sepertinya sudah dipilih untuk dipakai di acara lain.

Pada saat aku hendak pergi tiba-tiba Jimin memasuki ruangan.

"Kau belum pulang?" Tanyanya dengan wajah terkejut.

"Aku masih mencari inspirasi buat kostum Bangtan Run kalian Minggu depan. Tapi sepertinya semua baju sudah dijadwalkan untuk dipakai di acara lain." Jawabku.

"Kau sendiri kenapa ada disini? Kau sendirian."

"Ho oh." Jawab Jimin singkat, langsung mencari-cari baju di salah satu rak di dekat pintu. "Aku tiba-tiba kepikiran ide buat kostum music show kita minggu depan. Jadi aku kesini sendirian. Member lain sudah pada di dorm."

"Kalau kau mencari kostum yang masih bebas, kau cari di ketiga rak ini." Ucapnya. Tangannya menunjuk-nunjuk ke rak depannya dan sebelahnya.

"Yang ada di ketiga rak ini adalah yang dikirimkan brand yang sudah bekerja sama dengan kita. Sekilas tadi aku lihat ada yang sepertinya cocok dengan show music nanti. Konsep kami liburan"

Tanpa diminta aku langsung membantunya. Kami tidak membicarakan apapun kecuali kostum dan makeup.

Jimin banyak membagi trik memilih kostum untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Ia bahkan memberi masukan tentang jenis-jenis pakaian yang sangat disukai member.

Tiga padanan berhasil kami buat ketika Jimin tiba-tiba bertanya "tahukah kau, disini tidak ada cctv lho?"

"Ohya? Kupikir ada cctv di semua ruangan. Kenapa disini tidak ada?"

"Karena disini para artis sering telanjang." Jimin terkekeh menjawab pertanyaanku.

"Ya ya, masuk akal." Jawabku pendek. Apabila kuingat lagi berapa bodohnya diriku tidak menyadari kemana arah percakapan ini dibawa Jimin. Mungkin otakku melambat karena kelelahan.

"Kau mau lihat kalau baju-baju itu sudah kupakai?" Tanya Jimin menggoda sambil tangannya mulai membuka kancing kemejanya.

•••

Next update: Kamis, 24 Des 2020

Mmm...yes, Jimin. Aku pengen liat kamu cobain bajunya.

Please vote and comment. I'd love to hear from you what you think about my story.

Follow my IG and TW @ ZeeDooRi

💜 Thank you for reading 💜

•••

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang