10. Fake Love

2.5K 108 11
                                    

Sesuai janji Hoseok tiga hari setelah hari itu aku menerima telepon dari staff BigHit yang mengabarkan kalau aku diterima bekerja di BigHit.

Walau aku diminta untuk berpura-pura gembira menerima kabar yang aku sudah ketahui itu, ternyata aku tetap benar-benar gembira mendengarnya.

Setengah mati aku berusaha menjaga nada suaraku. Bagaimana napasku tersenggal saat staff itu menjelaskan tata cara aku mulai bekerja bulan depan. Setelah telepon ditutup, aku menjerit-jerit dan melompat-lompat kegirangan.

Ahreum sangat gembira. Ia bahkan langsung membuat reservasi di salah satu restoran paling hip di Itaewon buat merayakan "hari aku mulai diizinkan memegang muka member BTS setiap hari."

Pada saat aku mengabari orang tuaku, mereka juga sangat gembira. Tentu saja mereka gembira. Anaknya diterima bekerja di salah satu perusahaan paling banyak dibicarakan di Korea saat ini.

Hanya ada satu hal yang menggangguku. Hoseok tidak pernah menghubungiku lagi.

Aku punya nomernya tentu saja. Tapi aku tidak mau mengganggunya karena aku sadar Hoseok sangat sibuk. Hampir setiap hari aku melihat penampilannya dimana-mana. Iklan, wawancara, live stream, music show.

Tapi aku tidak bisa berhenti berharap.

Setiap ponselku berbunyi, aku terlonjak kaget dan buru-buru membukanya. Tapi lagi-lagi isinya hanyalah iklan spam.

Ahreum tampaknya memperhatikan ekspresi sedihku setiap kali aku mengangkat teleponku.

"Kau menunggu si orang bersedan Eropa itu mengontakmu lagi? Kupikir kau harus menurunkan harapanmu serendah-rendahnya." Ahreum mendengus.

Hati kecilku setuju dengan kata-kata Ahreum. Kumatikan ponselku dan kusunggingkan senyum palsu di wajahku.

"Paling tidak dia sudah membantuku keterima kerja." Ucapku sambil mengedipkan sebelah mata.

Ahreum terbelalak. "Kau? Sungguhan?"

Aku mengangkat bahuku "Yeah. Kau tidak pernah berpikir aku bisa melakukannya kan?"

Ahreum tertawa terkekeh. Ia punya gaya tertawa yang khas apabila mendengar hal yang menurutnya ironis.

"Hilang kemana Boraku yang lugu?" Ahreum memeluk kepalaku dan memberantakkan rambutku. Dia bersandar di bangkunya, menyesap coctailnya lalu membuat ekspresi serius.

"Aku tidak judgemental. Kau sudah dewasa, kau tahu resikonya. Lagipula ini kesempatan sekali seumur hidup buat kebanyakan orang." Ia menenggak minumannya.

"Huh, di negara yang korup begini, siapa yang tidak melakukan hal seperti itu? Kalau bukan kau, kandidat lain akan melakukannya"

Aku melipat bibirku, menggigitnya pelan. Kumasukkan telepon ku kedalam tas tanganku.

Yeah. Pasti seperti itu. Aku cuma satu perempuan yang mampir di tempat tidur Hoseok. Itu hanyalah one night stand. Tidak lebih.

Malam itu aku dan Ahreum duduk minum-minum di sebuah bar di Itaewon. Perayaanku diterima kerja kata Ahreum.

Beberapa hari lagi aku akan kembali ke Busan buat mengambil barang-barangku karena kerjaku baru akan dimulai bulan depan.

Awalnya aku mau langsung pulang saja. Merayakan bersama orang tuaku kupikir adalah cara yang baik untuk menghilangkan perasaan murungku.

Tapi Ahreum memaksa. "Jangan pulang besok. Ini pekerjaan pertamamu. Kita harus minuuuum. Yang banyaaaaaaak!"

Dan itulah yang kami lakukan. Di Itaewon yang tidak pernah tidur, kami berpindah-pindah dari bar, restoran, night club. Tidak peduli waktu, karena malam ini waktu seakan berhenti bagi kami.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang