20. Look Here

2.2K 102 37
                                    

Ketika aku terbangun jam menunjukkan jam 3.50 pagi. Jungkook dan Taehyung tertidur lelap di kiri-kananku.

Sejenak aku menikmati wajah mereka. Bagaimana bisa dua laki-laki yang tadi begitu kasar, sekarang terlihat bagaikan anak kecil yang sangat manis dan damai. Mau tidak mau, aku tersenyum.

Kugerakkan kakiku. Ah semuanya terasa lembab dan lengket.

Di lantai bertebaran benda-benda yang Jungkook gunakan tadi. Bungkus kondom dan kondom bekas juga berserakan disana.

Aku melangkah dengan hati-hati. Bergegas memakai pakaianku, lalu meninggalkan kamar motel itu secepat yang kubisa. Naik taksi pertama yang kutemukan, pulang ke apartemenku.

Aku tidak mau banyak berpikir tentang malam ini.

- - -

Aku terbangun kesiangan.

Seluruh tubuhku terasa pegal, beberapa bagian terasa nyeri. Apakah aku memaksakan diri tadi malam? Kupegang dahiku, tidak demam, artinya aku bisa bekerja.

Aku menyeret kakiku ke kabinet obat. Menelan sebutir parasetamol dan sesachet vitamin. Lalu berganti baju secepat yang kubisa.

Aku tidak bisa tidak masuk kerja. Situasi di tim divisi Makeup dan Kostum sedang kekurangan tenaga. Hanya dalam beberapa minggu aku bekerja di BigHit, beberapa staff divisi makeup dan kostum resign.

Tim kami tidak besar. Satu staff yang resign berarti tugasnya dibagi-bagi ke staff yang lain. Itu sama saja dengan semakin banyak lembur.

Dulu pada saat aku merasa stress, pelampiasanku adalah Jimin, yang sepertinya juga senang-senang saja melepas stress bersamaku.

Tapi, sekarang Jimin pun sibuk. Jadwal world tour semakin mendekat. Para member juga dicekik dengan produksi album baru yang akan dirilis segera setelah tour selesai.

Perjalanan ke kantor terasa seperti mimpi. Aku ingat memutuskan untuk pergi menggunakan taksi. Tapi aku tidak ingat apa yang kulakukan sepanjang jalan. Semuanya terasa kabur. Hal berikutnya yang kutahu, aku sudah tiba di depan gedung kantor.

Aku memasuki gedung kantor dengan langkah terseok. Badanku mulai terasa panas dingin.

Di pintu masuk aku berpapasan dengan Jimin dan Taehyung. Mereka membawa gelas-gelas kopi dan kantung kertas besar dari coffee shop di blok seberang.

Aku hanya menyapa selamat pagi, mereka membalas dengan sekilas senyum. Semakin minimal komunikasi kami di ruang publik, semakin tidak ada yang mencurigai apa yang kami sebenarnya lakukan di ruang privat.

Ah, betapa aneh rasanya aku menjadi terbiasa dengan hal seperti itu hanya dalam tiga bulan bekerja disini. Masih teringat betapa aku dulu hampir menangis hanya karena Hoseok tidak mempedulikanku di hari pertama aku bekerja.

Perutku terasa panas. Aku baru teringat kalau aku belum makan apapun sejak kemaren malam.

Aku memasuki lift dengan sedikit terhuyung. "Ah, selamat pagi RM." Sapaku berusaha agar suaraku terdengar seceria mungkin walaupun rasanya kepalaku terasa pening.

"Pagi." Namjoon membalas dengan wajah khawatir. Dia memang bukan tipe yang pintar menyembunyikan perasaannya. "Kau tidak apa-apa?"

Aku mengibaskan tanganku. "Nggak apa-apa. Aku cuma belum sempat sara...." Lalu semuanya gelap. Yang terdengar hanyalah teriakan Namjoon "Bora, KimBora!!!"

- - -

Saat tersadar aku sudah tertidur di salah satu tempat tidur di ruang kesehatan. Infus IV tertancap di tanganku.

Pandangan mataku masih berselang-seling antara jelas dan kabur. Kujilat bibirku. Kering dan pecah-pecah.

"Hai, kau sudah bangun?" Sebuah suara yang familiar terdengar.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang