45. Good Day

1.7K 74 57
                                    

Seokjin mengganti piyamanya dengan jubah kamar. Menarik kursi di kamar, memutarnya menghadap ke tempat tidur. Ia duduk dengan kasar, hingga kursi itu membentur dinding dengan keras.

Kami berhadapan. Ia duduk di kursinya menatapku dengan matanya yang dingin. Aku duduk di tempat tidur menatapnya dengan penuh nafsu.

Kurasa, kami tidak bisa lari lagi dari satu sama lain. Kami, dua orang yang saling menemukan diantara 7 miliar manusia di bumi. Kami, yang bisa saling menerima monster yang kami tutupi rapat-rapat dibalik persona kami yang manis.

Kurasa, kami sama-sama tahu itu.

Aku mengatur posisi dudukku. Membuka kakiku perlahan. Aku menjilat jari-jariku lalu langsung menyentuhkannya ke kewanitaanku.

Mengelus pelan. Memutar. Sesekali jariku menyelip, seakan akan memasuki tubuhku, tapi tidak. Aku sudah sangat sering melakukan ini buat Seokjin sampai aku tahu di titik mana ia akan mulai terangsang. Seperti sekarang.

"Buka." Seokjin memerintah dengan dagunya.

Aku membuka bibir kewanitaanku lebar dengan dua jariku. Ke kanan dan ke kiri. Menggigit bibirku, menatapnya manja. Ini adalah yang paling Seokjin sukai.

"Sshhh..." Seokjin berjengit, mulai mengocok kejantanannya yang sudah agak tegang.

"Masukkan." Ia memerintah lagi.

Aku meraih botol sake dari dekat kakiku. Melumurkan lubricant ke leher botol. Lalu langsung memasukkannya ke dalam tubuhku.

"Uuuhhh..." Dingin, keras dan sangat licin. "Fiuh...fuuhhh.." dengan mudah botol itu menyelinap masuk hingga dalam.

"Agghhh...Master...ini enak." Aku tertawa. Botol itu semakin cepat bergerak keluar masuk. Aku menatap Seokjin, yang menyeringai memandangku. "Kau suka show-ku Master?"

Seokjin tidak menjawab, hanya tangannya terus bergerak, memuaskan dirinya sendiri.

Maka aku menutup mataku. Aku mulai merasakan kalau aku akan segera mendapat orgasme. Sesekali tubuhku mengejang tanpa bisa kutahan.

"Mmm...sedikit lagi." aku bergerak semakin cepat.

Tiba-tiba Seokjin merebut botol itu dari tanganku lalu melemparkannya ke tempat tidur.

"Tidak secepat itu." Ia terkekeh. Menepuk-nepuk pipiku pelan. Aku mengerang kecewa.

Ia mengambil jubah kamar yang kami sampirkan di kursi, melemparkannya padaku. "Pakai." Perintahnya.

Aku segera memakai jubah kamar itu. Mengikatnya dengan kencang di pinggangku. Kakiku turun ke lantai, tepat diantara kedua kaki Seokjin. Menggesekkan pipiku ke tonjolan di selangkangannya. Mengelusnya.

"Master, aku mau ini."

Seokjin menciumku berkali-kali dalam kecupan-kecupan kecil. Ia menatapku tajam saat ia melepaskan bibirnya. "Ingat, jangan memaksakan diri."

"Iya, master." Aku menyahut pelan.

Seokjin memakai maskernya. Dengan cepat ia menjambak rambutku, diiringi desisan keras dari seringai di wajahnya. menarikku dari tempat tidur, menggiringku ke arah balkon.

Balkon? Wajahku terasa panas. Apakah ia serius?

Seokjin menggeser sebuah kursi ke dekat dinding balkon. "Naik." Perintahnya. "Berlutut di atas kursi"

Aku mengikuti perintahnya. Tanganku diletakkannya di railing balkon. Kepalaku hanya sedikit diatas batas dinding balkon, tapi aku bisa melihat jelas ke jalan 23 lantai di bawah kami dan ke balkon di kanan kiri kami.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang