Walaupun awalnya terasa seperti kisah cinta sebelah tangan dan pelarian dari patah hati, tour yang panjang membuat aku dan Seokjin semakin dekat.
Menuju akhir tour kami semakin seperti pasangan yang berpacaran. Mencuri-curi untuk berpegangan tangan atau memberi kecupan kilat di tempat umum.
Ia mulai mengecek ke kamarku kalau aku terlalu lama membalas chatnya, dan aku menghabiskan malam di kamarnya untuk ngobrol dan minum bir.
Beberapa kali kami menyelinap berdua untuk pergi ke nightclub.
Seks kami tidak lagi selalu liar dan penuh eksplorasi. Terkadang, justru terasa romantis dan lambat. Dimana kami akan terus berpelukan dan berciuman sampai kami mencapai puncak.
Beberapa kali, aku memergoki Hoseok yang tersenyum-senyum melihat kami. Sekali, ia mengirimiku pesan "Sudah kubilang kan, kau jadi lebih bahagia bersama Jin-hyung."
Hingga akhirnya saat itu tiba.
Malam itu, saat Seokjin berada dalam diriku, menatap langsung ke mataku. Dengan terengah, dengan keringat berkilau di dahi dan tengkuknya. Saat dengan pelan ia berbisik dengan senyum manis di bibirnya "I think I love you."
Dadaku terasa hangat. Aku mengelus lembut wajahnya, mengecup pelan bibirnya. "I think I love you, too."
- - -
Akhirnya, tour luar negeri akan segera selesai. Kemaren kami menyelesaikan konser terakhir kami di Jepang. Malam ini diadakan after party.
Besok malam, para member bersama manager dan bodyguard mereka kembali lebih dulu ke Korea. Mereka diberi libur selama satu minggu.
Kami, para staff lainnya akan kembali ke Korea esok lusa. Semuanya merasa gembira. Anggaplah ini bonus jalan-jalan gratis satu hari dibayari perusahaan.
Bedanya, kami tidak diberi libur sesampainya di Korea. Karena dua minggu lagi masih akan ada dua konser penutupan.
Dan penutupan haruslah yang termegah, terspektakuler. Dalam istilah Shina, kami harus berhasil membuat pengunjung konser menangis karena rasa senang yang meluap-luap saat konser penutupan.
Itu berarti beban kami lebih besar. Penutupan membutuhkan kostum baru. Tidak boleh ada wardrobe malfunction. Semua makeup dan tatanan rambut harus sempurna. Karena itu, diberi libur walau cuma satu hari, sangatlah melegakan.
Aku memilih kembali lebih cepat dari after party. Aku harus membereskan koperku, dan besok Shina mengajakku untuk kembali berkeliling kota bersama tim makeup dan kostum.
Sendirian di kamarku, aku bersenandung pelan sambil mempersiapkan baju yang akan kupakai besok.
Tiba-tiba terdengar gedoran keras di pintu kamar hotelku.
"Siapa?" Teriakku.
Tidak ada jawaban, justru gedoran semakin kencang kembali terdengar.
"Siapa?" Teriakku lagi. Tapi kali ini sambil berjalan ke arah pintu.
Suara gedoran membuatku terburu-buru, tidak sempat lagi mengintip dari lubang pengintip di pintu. Begitu kunci kubuka, pintu itu terjeblak dan sesosok berpakaian hitam-hitam tersuruk jatuh ke dalam kamarku.
"SUGA? Apa...kenapa?"
"Heh, ungu! Kenapa kau di kamarku, hah?" Omongan Yoongi terdengar tidak jelas, semua kata-kata menempel dan bercampur. Ia mencoba bangun, hanya untuk terjatuh lagi.
"Ini bukan kamarmu. Ini kamarku." Mau tidak mau aku membantunya berdiri.
"Ini KAMARKU!" Ugh, berapa banyak dia minum? Bau alkohol menguar kuat dari tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...