58. Make It Right

1.2K 74 52
                                    

Tinju Hoseok mendarat telak di pipi Seokjin "Apa sebenarnya yang kau lakukan pada Bora, BANGSAT?!?!" Hoseok berteriak penuh kemarahan.

Seokjin terjatuh ke lantai dari kursinya. Tapi dengan cepat ia bangkit dan menerjang Hoseok, mendorongnya hingga terjatuh. "GOBLOK! Aku yang seharusnya bertanya!! Apa sebenarnya maumu sama dia?!"

Para member melongo melihat mereka berdua. Jimin dan Taehyung langsung bangkit, ingin memisahkan. Tapi Namjoon menghentikan mereka.

Namjoon mengedikkan kepalanya, menyuruh mereka semua kembali ke kamar. Meninggalkan Hoseok dan Seokjin menyelesaikan masalah mereka sendiri. Para member satu persatu berjalan masuk ke kamar masing-masing. Menutup pintu rapat-rapat.

Apabila Namjoon bilang mereka tidak perlu ikut-ikutan, berarti apapun yang diributkan adalah masalah pribadi. Bukan masalah grup.

Hoseok dan Seokjin saling memukul. Menendang. Berteriak. Memaki.

Bibir Seokjin pecah dan berdarah. Matanya lebam. Luka cakar di dadanya mengintip dari t-shirtnya yang robek

Hidung Hoseok mengucurkan darah, yang disekanya asal-asalan sehingga setengah wajahnya berlepotan darah segar. Pipinya lecet.

"Kau mau membunuhnya, hah?" Hoseok mencengkeram leher Seokjin lalu mendorongnya sekuat tenaga.

"Kau sendiri?! Bertahun-tahun memainkan perasaannya!!!" Seokjin terhuyung, lalu menerjang kaki Hoseok. Hoseok jatuh berdebam ke lantai.

"Kau, terus memberinya harapan tapi tidak pernah benar-benar memberinya kepastian!" Tendangan seokjin melayang ke pinggang Hoseok, yang masih menggeliat di lantai meringis memegangi bahunya yang membentur lantai keras.

Hoseok mengerang. Tapi memaksakan bangkit dan menerjang perut Seokjin. "Iya, aku memang bangsat! Ga usah bawa-bawa kesalahan orang lain. Kau memperlakukannya seperti binatang!"

Seokjin terjatuh, meringis memegangi perutnya. "Aku, masternya!" Seokjin menggeram. "Semua yang kami lakukan sudah disetujui oleh Bora..."

Hoseok menjambak rambut Seokjin hingga wajahnya tertarik mendongak. Menatap Hoseok yang menyeringai ganas. "Termasuk menenggelamkannya, mencekiknya dan membiarkannya lari dari tempatmu dengan luka robek di tangannya?"

"Robek? Dia terluka?" Seokjin membeku tempatnya. Wajahnya pucat pasi. "Aku tidak tahu..." Ia menggeleng-geleng tidak percaya.

Hoseok menendang bahu Seokjin keras-keras. "Lalu apa? Kau tidak mempedulikannya begitu saja selama kita di Amerika."

Seokjin terpelanting ke lantai. Kali ini ia tidak bangkit lagi. Ia meringkuk di lantai, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Hoseok mulai menangis kencang. Kembali menendangi Seokjin. "Dia datang ke tempatku, berdarah. Menangis seharian sampai tertidur. Aku merasa sangat buruk. Aku bahkan tidak membelanya. Aku membelamu. SIALAN!"

Ia meludah ke lantai "Aku membelamu! KAU DENGAR?! Karena buatku, grup ini nomer satu. Aku bahkan rela kehilangan perempuan pertama yang melihatku sebagai JungHoseok, bukan j-hope, karena grup ini."

Ia menerjang Seokjin lagi. Terpeleset, lalu terjatuh. Keduanya sudah kehabisan tenaga. Terkapar di lantai, terengah-engah. Noda darah terpercik ke lantai, yang licin oleh keringat dan air mata.

Seokjin merintih. "Aku takut."

"Aku sangat mencintainya, sangat sangat mencintainya. Betapa aku ingin dunia tahu keberadaan dia. Tapi aku tidak bisa. Membayangkan teror yang akan diterimanya, kesulitan yang akan dihadapi grup, aku takut." Ia terisak "Aku tidak percaya diri, dan dia selalu menunggu dirimu."

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang