2. On The Start Line

3.2K 132 18
                                    

Hari itu akhirnya datang juga.

15 menit sebelum tes dimulai aku sudah sampai di kantor BigHit. Atas masukan Ahreum aku tidak memakai jas dan pencil skirt seperti umumnya calon pegawai baru.

"Kau itu mau bekerja di dunia entertainment. Kenapa kau bisa berpikir kalau kau harus berpakaian seakan-akan mau melamar menjadi polisi?"

Akhirnya aku memutuskan untuk memakai dress selutut berwarna ungu muda. Dress ini andalanku, bahannya yang flowy membuatku merasa cantik dan percaya diri. Warna ungu nya, sesuai dengan namaku Bora, kuharap membawa keberuntungan padaku.

Resepsionis hanya menanyakan emailku, lalu setelah mengkonfirmasi di komputer mereka memberikan kartu pass tamu dan memintaku menunggu di ruang tunggu.

Di ruang tunggu ada sekitar 10 orang lainnya yang sedang menunggu. Ahreum benar, tidak ada seorangpun yang memakai jas hitam dan pencil skirt. Aku menghembuskan napas lega.

Sebaliknya beberapa orang datang dengan dandanan sangat fashionable, seakan-akan mereka melompat keluar dari postingan Instagram. Lainnya memakai kemeja yang berpotongan sangat bagus, hitam-hitam seperti seragam, mungkin mereka-mereka itu yang Ibu bilang: Makeup artist profesional.

Tepat jam 10, seorang wanita muda berambut biru dipotong bob pendek menghampiri kami. Ia memegang papan arsip dan sebuah pulpen. Setelah memastikan bahwa kami adalah calon MUA dan stylist yang akan mengikuti tes hari itu, ia mulai mengabsen nama-nama kami.

Setelah semua nama terabsen, ia meminta kami mengikutinya ke ruangan tes di lantai 5. Tergopoh-gopoh kami mengikutinya. Walau bertubuh kecil, gadis berambut biru ini ternyata jalannya sangat cepat. Selain itu, aku bisa melihat jelas kalau kami semua sangat tegang.

Diluar perkiraanku, gedung BigHit ternyata tidak terlalu besar. Dari yang kubaca, mereka akan pindah ke gedung lainnya tahun 2020. Tapi tak kusangka gedungnya sekecil ini, untuk artis sebesar BTS.

Di lantai 5 kami memasuki sebuah ruangan yang seperti ruang kuliah. Jujur aku agak kecewa. Dalam bayanganku, aku akan melihat sebuah kantor yang dinding-dindingnya terbuat dari kaca, dengan bantal beanbags dan sudut-sudut instagrammable. Seperti desain interior kantor didalam drama TV.

Di setiap meja sudah ada dokumen yang diletakkan terbalik dan sebuah pulpen. Kami diminta untuk membaca baik-baik dokumen itu lalu menandatanganinya.

Dokumen itu adalah NDA (Non-disclosure agreement). Intinya apapun yang terjadi selama kami menjalani tes, kami tidak boleh membocorkannya ke publik.

Setelah semua peserta mengumpulkan dokumen NDA, seorang wanita berusia 30-an masuk ke dalam ruangan dan langsung berdiri di depan ruangan. Gadis berambut biru tadi langsung mengambilkan mic dan memulai slide screen.

Wanita itu mengenalkan diri sebagai LeeYoori, kepala divisi kostum dan makeup dari BigHit. Dengan sangat lancar ia menerangkan isi slide yang berisi informasi perusahaan, artis-artis, endorment deal dan berbagai info lainnya seakan-akan ia sudah melakukannya ribuan kali.

Yoori enak dilihat. Aku lebih suka memperhatikan dia daripada presentasinya. Tubuhnya tinggi dan langsing. Ia mengenakan boyfriend jeans yang tampak mahal, kemeja putih oversized dengan bordiran rumit di salah satu bahu dan lengannya. Sepatunya adalah loafer kulit yang tampak masih baru. Rambutnya dipotong pixie cut. Potongan yang cocok untuk menonjolkan tulang pipinya yang tinggi. Mungkin dia mantan model atau idol pikirku.

"Kalian semua dipilih untuk mengikuti tes hari ini karena kalian memenuhi satu persyaratan yang sangat sulit dipenuhi saat ini: kalian bukanlah fans dari salah satu artis kami."

Aku mendengar suara gemerisik pakaian para peserta. Beberapa peserta tampak mengubah posisi duduknya dengan raut tidak nyaman. Dalam hati kutertawa, entah berapa banyak dari kami yang diam-diam memiliki akun anonim untuk ngefans sama BTS.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang