7. Fly To My Room

3.7K 129 26
                                    

Hoseok tiba-tiba menciumku.

Ciumannya terasa lembut, tidak memaksa. Tapi aku sangat terkejut.

Sontak aku melompat kebelakang. Menjauh dari Hoseok.

Kursi tempat dudukku terjatuh dengan suara yang nyaring. Gelas wineku tumpah di meja tersenggol tanganku. Noda merah membasahi taplak meja yang putih bahkan sebagian ada yang masuk kedalam piring pastaku.

"Apa yang kau lakukan?" Teriakku. Tubuhku bergetar menahan amarah. "Kau kira karena kau J-Hope, member BTS, lalu kau bisa melakukan hal seperti itu semaumu?" Air mata mulai mengalir di pipiku.

Hoseok tampak menatapku dengan wajah terkejut. Kurasa, tanggapanku tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.

Di terduduk menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Maaf, kurasa itu wine yang membuatku melakukannya."

Ia berdiri "Maafkan aku. Aku merusak malam yang seharusnya jadi malam perayaan buatmu. Kau mau kuantar pulang sekarang?"

Aku terdiam. Tiba-tiba aku tersadar berada dalam posisi yang sulit. Dalam beberapa hari aku akan bekerja buat BigHit. Pekerjaan impianku. Aku akan bertemu dengan HoSeok dan member BTS lainnya dari hari-ke-hari. Dalam kepalaku aku memutar berbagai skenario, berbagai kemungkinan.

Aku yakin posisiku sebagai pegawai baru bisa terancam. Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk membela egoku.

Lagipula akulah juga yang menerima tawaran Hoseok untuk minum-minum bersama, walau aku sangat menyadari kemana arah malam ini bisa menuju.

"Hhh..." Aku menundukkan wajahku. "Ini jelas bukan yang aku harapkan terjadi di pertemuan pertama pegawai baru dengan pegawai paling berharga di perusahaan." Aku memaksakan diriku untuk tersenyum.

"Bisakah kita berpura-pura kalau hal tadi tidak pernah terjadi? dan mungkin kembali melanjutkan makan malam saja, karena aku lapar sekali."

Hoseok tidak berkata apa-apa. Ia mendekatiku pelan-pelan. Kedua tangannya terangkat seakan memberi kode kalau ia tidak akan menyentuhku lagi.

Ia mengambil kursiku dari lantai, meletakkannya di tempatnya semula. Lalu memberi gestur seperti pelayan restoran yang mempersilakan tamunya duduk "Please."

Kami berdua kembali duduk dengan canggung. Saling berhadapan tanpa kata-kata. Hanya denting alat makan bersentuhan dengan piring yang terdengar.

"Pemandangan disini indah sekali." Akhirnya aku memaksakan diri untuk membuka percakapan.

"Ya. Seperti lautan ARMY bomb saat konser. Kadang aku kemari kalau kangen dengan suasana konser." Ucap Hoseok tanpa memandangku.

Ia menyandarkan dirinya ke sandaran kursi. Menghembuskan nafas panjang. Terus memandang ke pemandangan lampu kota di kejauhan. Matanya tampak sangat lembut.

"ARMY sangat berarti buatmu?"

"Tentu saja. Kalau tidak ada ARMY tidak akan ada BTS." Ia menjawab tanpa pikir panjang.

J-Hope mengangkat gelasnya "Bolehkah aku minum sedikit wine lagi? Kalau aku bertingkah aneh lagi, kau bisa langsung keluar dan temui pria-pria berjas itu di lobby. Mereka akan memesankan taksi buatmu pulang dan biaya taksi itu akan dibebankan ke tagihanku." Ia menunjuk ke pintu keluar.

Dia mengedikkan bahunya sedikit "Kejadian seperti tadi itu sering kok disini. Kurasa, kadang, kami selebriti terlalu percaya diri."

Aku meletakkan garpuku. Spaghettiku sudah tidak seenak waktu pertama kumakan tadi. Mungkin karena sudah dingin atau mungkin karena mood ku memburuk.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang