"Hi, aku LeeShina." Pria muda itu mengulurkan tangannya. Ia tersenyum sedikit. Kurasa senyum ramah-tamah, sekedar agar dia tidak berkesan sombong.
"KimBora! Mohon bimbingannya." Ucapku keras. Aku membungkukkan badanku dalam-dalam setelah bersalaman singkat dengan Shina.
"Ikut denganku. Kau akan bekerja denganku di meja ujung sana." Ucapnya sambil membalikkan badan dan langsung berjalan menuju meja riasnya tanpa menungguku. Sambil mengikutinya aku celingukan berusaha melihat siapa yang menungguku di meja pojok itu. Sayangnya pandanganku ke meja itu terhalang oleh orang-orang, rak gantungan baju dan meja rias lainnya.
Sesampainya di meja rias kami, aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih.
Klienku hari ini adalah Jin BTS.
Diam-diam kucubit tanganku keras-keras. Auch sakit, ini bukan mimpi. Ini sungguhan.
"Jin, ini asistenku hari ini. Dia calon pegawai di perusahaan." Ucap Shina ringan langsung memilih-milih alat-alat makeup di meja rias.
"KimBora! Mohon bimbingannya." Aku terlalu tegang. Rasanya perkenalanku lebih seperti bentakan dan aku membungkuk tanpa perhitungan sampai kepalaku hampir memukul bahu Seokjin.
Aku yakin, Seokjin pasti merasakan kibasan rambutku, tapi ia tidak menoleh sedikitpun dari game yang sedang dimainkannya di teleponnya.
"Bora, jangan tegang. Kita harus bekerja cepat, pemotretan harus dimulai dalam setengah jam. Tegang cuma akan membuat pekerjaanmu jadi jelek dan lama."
"Hasilnya tidak akan jelek. Mukaku ini tanpa makeup saja sudah ganteng." Sambung Seokjin langsung tanpa menoleh sedikitpun dari gamenya. Tidak ada senyuman sedikitpun diwajahnya.
Hatiku mencelos. Kenapa Seokjin berbeda sekali dengan Jin yang ada di internet. Selama ini aku berpikir dia orang yang lembut dan ramah. Bukan seseorang yang dingin begini.
Aku melirik ke meja lainnya. Si gadis berambut merah yang tadi seperti hampir pingsan, kebagian me-makeup Taehyung. Mereka tampak sedang mengobrol dan Taehyung tampak tertawa lebar.
Aku menghembuskan napas panjang, mencoba mengatur detak jantungku yang berdebar keras. Yang lain tampak baik-baik saja. Mungkin Seokjin hanya sedang mengalami hari yang buruk.
Shina memberikan lembaran kertas berisi instruksi pekerjaanku hari ini. Instruksi pertama adalah membuat gaya no-makeup-makeup.
Kepercayaan diriku melonjak. No makeup makeup adalah keahlianku. Aku bergegas mengumpulkan peralatan makeup yang akan aku gunakan.
Shina sudah selesai memakaikan base makeup di wajah Seokjin. Saat hendak memblending highlight dan contour, ia mengerucutkan bibirnya.
"Jin, kau harus mengurangi minum-minum. Kulitmu ini sudah seperti kakek-kakek." Ucapnya dengan sinis.
"Apa kau bilang? Kakek-kakek? Anak saja aku nggak punya gimana caranya aku bisa jadi kakek?" Seokjin balik bertanya. Tapi kali ini ia berhenti main game dan menatap Shina dengan tatapan menantang.
Seokjin tertawa kencang. ShiNa melengos, tampak tidak berminat untuk menanggapinya. Aku tertawa sedikit. Lebih karena melihat wajah Shina yang berusaha keras untuk kelihatan tidak peduli. Bukan karena jokesnya Seokjin lucu.
Lalu Shina meninggalkan kami berdua karena ia harus berkoordinasi dengan SolHyojung dari bagian kostum. Jadi aku harus menyelesaikan makeup Seokjin.
Saat kulit tanganku menyentuh wajah Seokjin, aku harus berusaha keras menahan diri supaya tidak menjerit kegirangan. Bagaimana tidak, aku menyentuh wajah salah satu pria paling diinginkan di dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...