5. Propose

2.4K 125 22
                                    

KimNamjoon melangkahkan kakinya kedalam apartemen mewah itu. Lantai marmernya terasa dingin di bawah kakinya.

Tanpa menyalakan lampu Namjoon melangkah masuk semakin dalam ke arah dapur. Disana Ia mengambil sebotol white wine dan gelas wine, membawanya kedekat sofa.

Ia duduk di sofa kulit yang ukurannya hampir selebar tempat tidur. Bahan sofa itu sangat lembut, menimbulkan desir aneh di kulitnya saat bergesekan.

Dituangkannya segelas wine untuk dirinya sendiri. Ia meminumnya habis dalam beberapa teguk saja. Lalu dibaringkannya tubuhnya di sofa.

Ahhh, nyamannya. Pekerjaannya hari ini sebetulnya tidak begitu berat. Tapi punggungnya memang terasa agak pegal dari kemaren. Ditambah ia punya beberapa ide lagu yang seperti terus berputar-putar dikepalanya membuatnya sulit berkonsentrasi.

"Anggap rumahmu sendiri Namjoon."

Suara seorang perempuan terdengar dari kegelapan.

"Memang sudah kuanggap seperti rumahku sendiri Yoori Noona." Balas Namjoon tanpa membuka matanya.

LeeYoori, kepala divisi makeup dan kostum Bighit, duduk di sofa single seater yang membentuk L dari sofa yang ditiduri Namjoon. Ia hanya memakai kimono sutra merah bermotif tenunan cina klasik. Kulitnya lembab, sepertinya dia baru habis mandi.

Ia menuangkan wine untuk dirinya sendiri, lalu menuangkan juga ke gelas Namjoon.

"Kau tiba-tiba memaksa untuk datang kesini hari ini. Kurasa ada hubungannya dengan penerimaan pegawai baru BigHit. Apakah aku salah?"

Jari-jari Yoori yang berkuku panjang dan diulas cat kuku berglitter hitam mulai memainkan rambut Namjoon.

"Kau bisa membaca pikiranku. Apa wine ini membuat pikiran kita saling terkoneksi?"

Yoori tidak menjawab. Jari-jarinya berpindah dari memainkan rambut Namjoon, menjadi membelai-belai lehernya. Namjoon menggeliat sedikit kegelian.

"Anak-anak tertarik pada calon bernama KimBora."

"Well, Joon. Walaupun aku punya kekuasaan untuk meloloskan salah satu kandidat, aku tidak bisa meloloskan kandidat yang hasil kerjanya dibawah standar Bighit."

Namjoon bangkit dari tidurnya. "Sepertinya dia bagus kok. ShiNa mempercayakannya bekerja sendirian hampir seharian. Dia bahkan bisa menjaga sikapnya didepan Jin-hyung yang sedang badmood." Ia meneguk wine nya sebelum melanjutkan.

"Kau tau kan betapa menyebalkannya Jin Hyung kalau dia sedang bad mood?"

"Oh, kulihat dia punya nilai plus." Yoori tersenyum penuh arti sambil meneguk white wine nya lagi. "Lalu apakah yang akan kautawarkan malam ini sebagai timbal balik nya?"

"Penawaranku tidak pernah berubah, Maam." Namjoon tersenyum nakal, berdiri dan mulai membuka kancing kemejanya. "Bukan cuma buat anak-anak, tapi juga buatku sendiri."

Namjoon melemparkan kemejanya ke lantai. Ia mulai membuka ikat pinggangnya.

"Wow, kau mulai berolahraga Namjoon?" Yoori menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa, menyilangkan kakinya dan memandangi tubuh Namjoon dengan tatapan lapar.

"Iya. Kau suka?" Celana Namjoon jatuh ke lantai yang langsung ditendangnya menjauh.

"Tidak akan menolak." Yoori menjawab sebelum bibir Namjoon melumat bibirnya. Menekan tubuhnya jauh tenggelam kedalam sandaran sofa yang tebal. Kaki Namjoon menyeruak masuk, memaksa kaki Yoori yang awalnya menyilang kini terbuka lebar.

Namjoon suka perempuan yang lebih tua. Baginya, mereka terlihat tenang dan dewasa. Wanita usia 30-an cocok untuknya. Yoori Noona sempurna buatnya.

Yoori Noona punya karir yang bagus, tidak menginginkan hubungan yang serius dan tidak pernah mengganggunya saat bekerja. Namjoon tidak membutuhkan gadis muda manis yang menuntut ini-itu. Pekerjaannya saat ini sudah jauh lebih banyak daripada yang bisa dia urus, dia tidak butuh tambahan tugas yang butuh diurusi.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang