"Seokjin..."
"Ya?"
"Maaf. Tapi, ini sangat membosankan."
"Oh..." Seokjin tampak sedikit kecewa. Ia mengeluarkan tubuhnya dari diriku. Duduk termanggu sambil nengacak-acak rambutnya. "Kita lama tidak bertemu. Kupikir kau ingin yang, entahlah, sedikit romantis?"
"Sejak kapan aku suka yang romantis?" Aku memeluknya, tertawa kecil. "Memang kau puas main pelan-pelan begitu?"
"Yaaa, nggak juga sih sebenarnya." Seokjin terlihat malu. "Tapi, mengkasarimu setelah lama kita tidak bertemu, tidak terasa benar."
Aku mulai menciumi dadanya. Menjilati perutnya. Turun terus. Kubenamkan mulutku di selangkangannya, mengulum bola-bola mungil yang menggantung disana. Tanganku mulai memainkan tongkatnya.
Seokjin mengerang. "Aku ingin bercinta denganmu."
"Aku yang tidak mau." Aku menjilati pahanya. "Fuck me. Screw me. Slap me. Choke me. Bite me."
Seokjin menarik kepalaku, mengigit bibirku. "Puppyku minta dikawini."
Aku tertawa. Iya, ini yang kumau. Aku memeluk leher Seokjin. "Iya, master."
"Dimana?" Seokjin membelai punggungku.
Aku mendekatkan bibirku ke telinganya, berbisik. "All holes."
Seokjin menggeram. "Kondom?"
"Yes, please." Aku tersenyum lebar.
Seokjin meraih tanganku, meletakkannya di sela pahaku. "Main dulu dengan dirimu sendiri."
Aku mulai menggerakkan jari-jari tanganku. Menyelip, menggosok, menusuk. "Ahhhnnn...Aaahhh..." Mataku tidak lepas dari Seokjin yang berdiri di dekat mejanya, memakaikan kondom ke kejantanannya yang berdiri tegang.
Ia meletakkan kotak sex toys nya di tempat tidur. Saat ia menatapku lagi, sorot matanya berubah. Lapar dan buas.
Aku mendesah. Aku langsung tahu, ini akan menyenangkan.
"Sini kau." Ia menarik kakiku, menyeretku hingga pinggulku berada di pinggiran tempat tidur. "Aku ingin melakukannya sambil berdiri."
Seokjin mengangkat satu kakiku, menyandarkannya ke dadanya. Ia menuangkan lubricant ke kejantanannya. "Siap?" Ia menggeram.
Aku tersenyum, mengangguk.
Seokjin langsung mendorong tubuhnya masuk sekuat-kuatnya.
"AAAHHH...God...oh God." Aku menjerit.
"Kau sangat mudah dimasuki sekarang." Seokjin mendesis. "Dasar anjing betina."
"Ahhhnnn...enak...Seokjin ini enak sekali."
Aku tertawa. Setiap Seokjin mengenakan kondom, berarti kami akan melakukan seks anal. Dan dia sangat hebat melakukannya.
Seokjin membenamkan giginya ke pahaku, menggigitnya sekencang-kencangnya. Aku menjerit. Sakit sekali. Air mata menggenang di mataku.
"Kau mau merasakan yang kurasakan malam itu, hah?" Ia mendesis.
Seokjin mendekatkan wajahnya ke bahuku. Kembali mengigitnya kencang.
"FUCK!!! SAKIIIT!!!" Aku memaki.
Kuku Seokjin terbenam dalam di daging pahaku, ia menariknya, mencakarnya.
Gerigit rasa sakit menjalar keseluruh tubuhku. Seakan-akan aku disetrum listrik tegangan tinggi.
"Seokjiiin...sakiiiiit" aku mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...