32. Work Luv Affair

2.1K 90 41
                                    

"Ahnn...buka kakimu lebih lebar lagi."

Aku menuruti permintaannya. Terasa kejantanannya masuk semakin dalam. Aku duduk tegak diatas tubuhnya, sementara ia berbaring. Kedua tanganku bertumpu di perutnya yang terlatih. Kugoyangkan pinggulku. Kami sama-sama mendesah penuh kenikmatan.

Matanya terpejam. Dahinya berkerut. Mulutnya terbuka lebar, sesekali lidahnya terjulur keluar, menjilati bibirnya. Nafasnya terdengar tersengal. Kuku-kukunya menghunjam ke pinggulku. Memaksa aku bergerak semakin cepat dan keras.

"Hhmmm...aheung..."

Aku bergerak naik turun lebih cepat. Seluruh tubuhku berguncang. Tangannya mulai memijat payudaraku, terkadang meremasnya keras hingga aku mengernyit.

"I'm cumming...aaahhh...hhh..."

Punggungnya melenting. Pinggulnya naik menusukkan dirinya semakin dalam kedalamku. "Ahhh...arghhh..." Ia mulai meraung.

Ia membuka matanya. Menatapku lembut, mengelus dadaku, turun ke perutku, lalu ke pahaku. Lalu ia bangkit, menidurkanku disebelahnya. Tanpa membuang waktu, ia langsung memasukkan jarinya ke kewanitaanku. Menggerakkannya dengan cepat, keluar masuk.

Aku memejamkan mataku. Lalu kutarik wajahnya. Betapa aku suka menciumnya, terutama saat aku mendekati puncak.

Ia tidak menolak. Mengulum bibirku, lidahku. Membiarkan aku melakukan apa yang kuinginkan.

Tangannya yang lain turun. Mencubit puting payudaraku. Aku mengerang, yang langsung teredam mulutnya. Tubuhku terasa memanas. Nafasku mulai berat. Ciumanku terhenti, tapi bibir kami masih saling menempel.

Kulengkungkan punggungku, kujepit jari-jarinya. Jarinya kini terasa menggesek kasar bagian dalam tubuhku, panas. Ia tahu apa yang harus dilakukannya, ia menekuk jarinya.

"Oooooohhhh..." Mulutku terbuka, lidahku terjulur. Ia langsung mengulum lidahku, menghisapnya kuat.

Tangannya merengkuh bahuku. Kini lidahnya masuk kedalam mulutku, menjilati apapun yang dia inginkan disana. Saat tubuhku mulai kejang karena orgasme, sedetikpun ia tidak membiarkan tubuh kami terpisah.

"Bora, I miss you." Ia berbisik saat tubuhku mulai rileks. Jarinya masih terus bergerak dalam tubuhku.

"Ahhh...jangan berhenti...haaaahhhh..." Aku ingin membalas kata-kata rindunya. Tapi saat ini, hanya dirinya dalam tubuhku yang bisa kupikirkan.

Aku masih berbaring terpejam saat ia menutupi tubuhku dengan selimut. Lalu ia berbaring memelukku dari belakang, tangannya erat melingkari perutku. Ia membenamkan wajahnya ke leher belakangku, menghujani punggungku dengan kecupan-kecupan kecil.

Pelan-pelan kubuka mataku. Tepat di depan mataku, jendela besar dengan pemandangan langit malam, dan city light.

- - -

Ini di tengah-tengah rangkaian tour. Tour pertamaku.

Di hari pertamaku menapaki area konser dengan perut melilit. Berbagai doa mengalir di kepalaku. Apa mungkin seharusnya aku ke kuil dulu kemaren, memohon kepada dewa supaya dilancarkan segalanya.

Di van menuju ke venue konser saking tegangnya aku tidak bisa duduk diam. Kakiku menderap lantai. Tanganku terus saling menggosok.

Shina tampaknya memperhatikan keteganganku. Ia menepuk-nepuk punggungku sambil mengangguk dan tersenyum menenangkan.

Sungguh itu sangat membantu menenangkan pikiranku.

Sesampainya di venue, member BTS sedang melakukan gladi resik di panggung. Aku terpana melihat panggungnya. Luar biasa besar.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang