Seokjin melangkah masuk ke kamar mandi dengan menggigit bibirnya menahan senyum. Tangannya perlahan menyentuh lingerie yang menempel ketat di tubuhku.
Ia menggeram halus saat jemarinya menyentuh lingerie dari bahan kulit ini. Dielusnya belt di leherku, yang tersambung oleh harness ke korset mungil di pinggangku.
"Suka?" Aku bertanya pelan, mengelus tangannya.
"Apa aku terlihat seperti tidak suka?" Tanyanya balik.
Dibenamkannya wajahnya ke rambutku, lalu lidahnya bermain-main di telingaku. Akhirnya mulutnya merengkuh leherku.
"Lady in red." Ia menggeram dalam, seraya menghunjamkan giginya dalam ke daging di leherku, lalu mulai menghisap kencang.
"Who will fuck who, tonight?"
"Hmmm..." Aku mulai menggumam nikmat. Jemariku menggenggam tangannya. "Menurutmu bagaimana?"
"Dengan penampilan seperti ini, I hope you do me good." Ia terkekeh.
Aku mendehem, masih merasa canggung. Sebelumnya, tidak pernah aku menawarkan diri mendominasi Seokjin. Walaupun ia memintanya berulang kali.
Tiba-tiba Seokjin memandangku, dengan seringai buas di wajahnya. Lalu bibirnya melumat bibirku. Begitu beringas. Lidahnya menjulur-julur masuk, menjilati semua lekuk didalam rongga mulutku. Membuat wajahku basah oleh perpaduan air liur kami.
"Buka bajumu." Aku meminta pendek.
Dengan cepat ia membuka kemejanya, lalu celananya. Tanpa sekejap pun permukaan bibirnya lepas dari kulitku.
Tanganku menggerayang, meraba-raba hingga menemukan putingnya yang berdiri tegak.
Satu cubitan pelan, dan Seokjin merintih nikmat di dalam mulutku.
Ia mulai mengelus-elus bagian depan celana dalamnya. "Bisakah, kita...engh...lakukan sekarang?" Suaranya terdengar bergetar menahan hasratnya.
"Lakukan apa?" Aku tersenyum kecil.
"Jangan belagak bodoh, Bora!" Ia membentakku. Tangannya menyelip kedalam celana dalamnya yang nampak sesak. "Kau kira aku tidak tahu apa yang kau lakukan seharian ini? Merayuku lalu meninggalkanku. Berkali-kali."
"Oh." Aku menjawab pelan. Mengalihkan pandanganku dari wajahnya ke tangannya yang terus bergerak di balik celananya.
"Kau bilang, kau ingin jadi pet ku dua malam ini. Kau lupa?" Aku nyengir lebar. "Jadi, my kitty cat, kapan aku memberikan izin kau boleh melakukan ini?"
Kuangkat kakiku, kusentuhkan ke gundukan di perut bawahnya.
Gerakan tangan Seokjin serta merta terhenti. Wajahnya memucat dan keringat dingin mulai membayang di dahinya.
Aku bergerak hendak turun dari bathroom counter. "Kau mengecewakanku, Seokjin. Kukira kau pet yang baik."
"Jangan! Maafkan aku!!!" Seokjin tergesa menghentikanku. Kedua tangannya tegak di kanan-kiri tubuhku, menahanku dari bergerak. Wajahnya terlihat sangat putus asa. "Please, maafkan aku. My lady..."
Digenggamnya tangan, lalu dikecupnya. "Aku milikmu. Aku janji, akan jadi kitten yang baik."
Kuelus kepalanya. "Apa yang kau kautawarkan buatku my kitty cat?"
Ia memberanikan diri memandangku. "Aku akan membuatmu menjerit-jerit malam ini."
Aku tersenyum, menjilati bibirku dengan canggung. "Bagaimana kalau malam ini, adik kecilku yang membuatmu menjerit?"
Perlahan aku membebaskan kakiku yang awalnya menyilang diatas kaki lainnya. Memperlihatkan benda yang sedari tadi kusembunyikan dari pandangannya.
"Aaa..." Seokjin menatapnya sesaat, langsung mengerang keras. "Yes...oh, yes, please." Ia merintih. Cepat-cepat melepas celana dalamnya dengan napas memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...