24. Wishing On a Star

2.1K 99 24
                                    

Tamparan Hoseok begitu keras aku terlempar ke belakang. Sekejap pandanganku menghitam.

Aku menatap ke Hoseok, tapi yang kulihat adalah pria dengan tatapan mata dingin dan liar. Kemana Hoseok yang setengah jam lalu bercinta dengan sangat manis bersamaku.

"J-Hope, kenap..." Belum selesai aku berbicara pipiku dihantam tamparan lain.

"Panggil namaku yang benar."

"J-hope?"

Plak!

"Je...jiiin?" Aku meringkuk, bahuku naik melindungi pipiku. Saat aku merasakan tidak ada tamparan lagi, pelan-pelan kubuka mataku. "Jin? Jin! Jin!"

Hoseok menyeringai. "Kau minta Jin, kau dapatkan Jin."

Tangannya mendekat ke wajahku. Aku berjengit. Tapi ia hanya membelai-belai pipiku, lalu mengecup puncak kepalaku. "Good girl."

Aku mulai merasa takut. Pemandangan seperti ini jugakah yang dilihat gadis-gadis itu saat bersama Seokjin?

Lalu ia mencium bibirku sekilas sebelum menciumi tubuhku. Hoseok begitu berbeda. Ini bukan Hoseok yang kutahu. Dia menggigit dan menghisap leherku, dadaku, pinggangku, pahaku. Setiap gigitan meninggalkan rasa panas dan berkedut.

Hoseok duduk disebelahku. Ia menjejalkan jari-jarinya kedalam mulutku. Jari-jari tangan sebelahnya dijejalkannya kedalam kewanitaanku.

Gerakannya begitu kasar. "Hmm.." Ia mengerang.

"Eugg..." Aku mulai tersedak air liurku sendiri. Hoseok mengkait rahang bawahku kencang, membuatku tidak bisa menutup mulutku. Dua jarinya menjepit lidahku keras-keras, seakan tang buatan Tuhan. Aku mulai merasakan air liurku mengalir ke daguku. Lidahku mulai kebas.

Jari-jari Hoseok di kewanitaanku bergerak sangat cepat. Keluar, masuk. Aku bisa merasakan ada yang berbeda disana, begitu lengket.

"Sakiiit..." Rintihku.

"Kenapa kau begitu kering?" Hoseok meringis. "Rileks. Semakin kau tegang, ini akan semakin menyakitkan."

"Ayo, bikin kau basah." Ia mengeluarkan jari-jarinya dari mulutku. Lalu langsung memasukkan jari-jari yang basah oleh air liur itu ke dalam kewanitaanku.

Mereka masuk dengan mudah. "Ngghh.." aku mengangkat pinggulku.

"Anak pintar." Hoseok tertawa. Lalu mempercepat gerakan tangannya. Makin cepat, makin dalam.

"Aaa...aaahhhh..." Aku mendesah.

"Enak?" Tanya Hoseok.

Aku mengangguk.

"Mari kita lihat, apa kau bisa tahan ini?"

Seiring perkataannya, ia menekuk jarinya. Menekannya keras. Aku bisa merasakan kukunya menggaruk bagian dalam tubuhku.

Aku kehilangan kontrol atas tubuhku. Sepenuhnya dibawah kekuasaan jari-jari Hoseok. Kakiku membuka makin lebar. tubuhku mengejang. perutku terasa tegang.

Lalu rasa itu memecah seiring dengan cairan tubuhku mengalir dari antara kakiku. Membasahi pahaku, juga tangan Hoseok.

Aku tersengal-sengal. Keringat mengucur di dahiku, di leherku. Hoseok mengeluarkan tangannya dari tubuhku dengan seringai lebar.

"Kita baru pemanasan, dan kau sudah ejakulasi." Ia menunduk, menghisap dadaku keras, menggigitnya, dan menjilatinya. "Cepat...terlalu cepat" gumamnya.

Bekas gigitannya tampak lebam memerah di kulitku. Ia melepaskan bibirnya dari kulitku, menyekanya dengan punggung tangannya, lalu meringis. Memandangiku dengan wajah puas seakan-akan aku adalah budak yang dicap panas oleh majikannya.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang