"Bora, kau ini memang ..." Ahreum memutar matanya dan kepalanya dan tangannya yang tidak memegang botol bir membuat gerakan menirukan bom yang meledak.
"unbelievable!" Sambungnya sambil terkekeh.
"Ternyata segala postingan makeup dan fashion di Instagram itu benar-benar bisa membuatmu jadi selebriti ya."
"Selebriti apaan? Kalau aku diterima kerja, justru aku ini yang bakal jadi kacungnya para selebriti itu."
Pura-pura aku cemberut. Padahal dalam dadaku sangat ingin aku menyombong atas keajaiban yang mampir ke inbox email ku minggu lalu. Keajaiban yang bahkan dalam mimpi paling muluk pun tidak berani kuimpikan.
"Cih, tak usah pura-pura humble kau. Kalau bukan karena followermu yang puluhan ribu itu atau karena video-videomu yang sering masuk recommendation YouTube, nggak mungkin BigHit mengundangmu untuk ikut tes jadi pegawai mereka."
Ahreum tidak salah.
Bertahun-tahun lalu waktu aku masih kelas satu SMA, saat liburan musim panas, aku mengisi liburanku yang membosankan dengan membuat postingan tutorial makeup, skincare dan fashion di sosial media.
Orang tuaku bukanlah tipe orang Korea kebanyakan yang terobsesi pada nilai sekolah dan universitas mana yang akan aku masuki nanti. Bagi mereka menemukan passion yang akan membawaku ke pekerjaan impian lebih penting daripada menghabiskan waktu buat belajar lalu akhirnya bekerja di grup milik para chaebol.
Tapi justru karena itulah aku sangat kesepian di liburan musim panas ku. Semua temanku sibuk dengan cram school atau tugas-tugas dari les privat mereka. Sementara aku bengong di rumah setelah membereskan semua PR ku.
Proyek liburan iseng-isengku ternyata mendapatkan tanggapan yang lumayan. Hanya dalam 1 bulan, aku mendapatkan hampir seribu followers.
Sebutan golden ulzzang* diberikan padaku. Karena menurut followersku aku jenius dalam makeup dan padu-padan fashion.
Aku sendiri tidak pernah merasa seperti itu. Menurutku, aku gadis yang biasa saja, tidak ada yang istimewa dari wajah dan bentuk tubuhku. Tidak ada satupun temanku di sekolah yang akan memanggilku ulzzang.
Ya, tidak ada. Sampai liburan berakhir dan mendadak aku kembali ke sekolah sebagai selebriti lokal dadakan.
"Mungkin kau natural." Kata ayahku sambil mengunyah kimchi nya saat makan malam.
"Kupikir kau harus mempertimbangkan untuk mengambil sertifikasi di bidang makeup. Atau mungkin kau ingin kuliah jurusan fashion design?" Sambung ibuku.
"Ah, aku belum tahu apa yang sebenarnya kuinginkan. Tapi kalau bisa, aku ingin tetap disini saja bersama kalian."
"Hmm, ya itu terserah kau saja. Tapi kupikir kau menyia-nyiakan bakat yang Tuhan sudah berikan untukmu." Ayahku mengedikkan bahu mendengar pendapatku.
"Tanpa kau usaha keras kau mendapatkan followers sebanyak itu. Aku bahkan tidak tahu apa bedanya video-video mu itu dari video makeup bikinan anak SMA lainnya."
"Teruskan saja buat video, siapa tau kau dapat kerja dari sana."
Seperti keinginanku, lulus SMA aku memutuskan untuk kuliah di Busan saja. Jurusan yang kuambil adalah Marketing. Orang tuaku sepertinya agak kecewa, karena mereka yakin kalau makeup dan fashion adalah ranah yang akan membawa keberuntungan bagiku.
Harus kuakui aku bukan orang yang ambisius. Membayangkan bekerja di bidang makeup dan fashion di Seoul, aku langsung mundur hanya karena bayangan atas tekanan yang akan kuhadapi.
Tapi, sebagaimana semua orang bilang kalau doa orang tua membuka jalan hidup. Itulah yang terjadi padaku.
Tidak berapa lama setelah aku lulus kuliah, di hari yang dimulai dengan tangisanku mengantar kepergian sahabatku sejak SMA, Ahreum, ke Seoul untuk pekerjaan pertamanya, di malam hari nya aku mendapatkan email yang judulnya adalah
"Undangan bagi kandidat terpilih untuk mengikuti tes kepegawaian MakeUp Artist di BigHit Entertainment."
Jeritanku mungkin mengalahkan kerasnya sirine mobil polisi, karena orang tuaku menghambur masuk ke kamarku dengan wajah khawatir.
Yang mereka temukan adalah aku yang menangis, sambil tertawa, sambil menjerit-jerit, mengeluarkan koperku, baju-bajuku, dan ngomong ngalor ngidul seperti orang mabuk tentang pindah ke Seoul secepatnya dan kerja menjadi makeup artist buat BTS.
Orang tuaku setengah menyeretku ke ruang keluarga, mendudukkanku di sofa, memaksaku menenangkan diri dengan segelas air dingin.
Mereka sempat berpikir bahwa email itu adalah penipuan.
Ibuku berinisiatif menelepon nomer telepon yang tertera di email dan mengkonfirmasikan kalau tes pegawai itu benar adanya.
"Ini hanya tes. Belum tentu kau diterima. Sainganmu disana adalah sesama instagrammer dan make up artist berpengalaman."
"Tapi ini sesuai dengan harapan kalian berdua kan? Aku ditawari pekerjaan, oleh salah satu perusahaan terbesar di Korea! Berkat video-videoku."
Kedua orangtuaku hanya diam, berpandangan.
Tiba-tiba aku merasa ada yang tidak beres. Jangan-jangan mereka tidak mau membiarkan aku pindah ke Seoul?!
Tidak! Tidak! Ini adalah kesempatan yang diimpikan jutaan influencer di negara ini. Lagipula aku sudah bukan anak di bawah umur, aku bisa kabur ke Seoul malam ini dan orang tuaku tidak berhak memaksaku pulang.
"kurasa ini kesempatan yang tidak boleh kau lewatkan. Hal seperti ini tidak akan datang dua kali." Ibuku berkata sambil tersenyum. Kurasakan antusiasme yang disembunyikan, mungkin dia bahkan lebih bahagia daripada aku sendiri saat ini.
"Sana telepon Ahreum. Mudah-mudahan kau bisa menumpang tinggal di apartemennya sambil menunggu hasil penerimaan pegawai. Minggu depan kau bisa pergi ke Seoul."
Rasanya aku mengeluarkan jeritan yang terkeras dalam hidupku saat itu. Emosi kebahagiaan meledak dari dalam diriku, seperti kebahagiaan anak kecil yang mendapat mainan setelah berminggu-minggu menabung. Kuberi pelukan buat kedua orang tuaku. Hal yang tidak pernah kulakukan sebelumnya.
Andaikan aku tahu hidup seperti apa yang menungguku di Seoul.
•••
Next chapter
Sabtu, 28 Nov 2020Hai, thank you for reading
Sambil menunggu update bantu vote dan komen di bagian yang kalian suka ya sebagai bentuk dukungan buat akuFollow juga IG aku @ZeeDooRi
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...