Walaupun aku tidak yakin Hoseok akan benaran datang, bohong kalau dibilang aku tidak menunggu. Aku menunggu. seharian. Tapi tidak ada kabar darinya.
Sekitar jam 10 malam aku menchat-nya "Apa kau jadi datang? Aku agak mengantuk." Tapi tidak ada jawaban.
Hingga akhirnya jam menunjukkan jam setengah 2 pagi sewaktu bel di apartemenku berbunyi memecah keheningan.
Belum sempat aku keluar dari kamar, Ahreum sudah terdengar membukakan pintu dengan teriakan marah.
"Siapa orang gila yang bertamu jam 1 pagi begini?"
Lalu hening. Aku berlari ke pintu, mendapati Ahreum yang menganga kaget dan Hoseok yang tersenyum lebar memegang maskernya. "Maaf aku mengganggu. Aku..ng..Mau bertemu Bora."
"Hai, kau beneran datang. Masuk, masuk." Aku menyambutnya dengan senyum lebar di wajahku.
Ahreum masih memegangi pintu dengan salah tingkah. Tangannya diam-diam merapikan rambutnya dan pakaiannya.
Seakan tidak menyadari kecanggungan diantara mereka, Hoseok justru mengulurkan tangannya kepada Ahreum. "Kau pasti Ahreum. Bora banyak bercerita soalmu. Aku J-Hope. Salam kenal"
Ahreum mejabat tangannya pelan-pelan. "Ah, iya, aku Ahreum. Bora roommate." Ucapnya sangat pelan. Ia bahkan menghindari memandang wajah Hoseok.
Hoseok langsung membuka topi, jaket tebal, dan Hoodie yang dipakainya berlapis-lapis. Ia juga memakai kacamata ber-frame tebal. Sekilas, orang tidak akan mengenali dia adalah J-Hope.
Ia memandang berkeliling. "Wow, apartemenmu seperti dorm kami waktu kami baru mulai dulu."
"Yeah. Hanya ini yang bisa kubayar dengan gajiku sekarang." Aku cemberut.
"Aku tidak bermaksud buruk. Justru lebih banyak kenangan indah di apartemen seperti ini daripada di apartemen besar tempat kami tinggal sekarang."
Aku menunjuk ke kamarku. "Kau bisa tunggu aku di kamarku. Kau mau minum apa?"
"Kopi, kalau ada."
"Ini hampir jam 2 pagi dan kau mau minum kopi?"
"Iya."
"O...kay"
Pada saat aku membuat kopi di dapur, Ahreum mendekatiku sambil berbisik "Bisakah lain kali, kalau kau mau membawa mereka kesini, kasih tahu aku dulu?" Ia menarik rambutnya dengan frustasi "Aku tidak percaya kalau pengalaman pertamaku bertemu dengan member BTS, aku memakai baju tidur dan roll rambut."
"Akupun tidak tahu kalau dia bakal beneran datang." Aku balas mendesis. "Dia ribut minta gantian menginap, dan aku tidak bisa menolaknya."
"Gantian?" Ahreum mengerling nakal. "Jadi kau nggak pulang dua hari kemaren ini...?"
"Iya! Aku menginap di tempatnya." Aku mendesis kesal. Wajahku terasa membara.
"Well, well, Bora." Ahreum memandangku dari bawah ke atas, seperti ibu-ibu yang sedang menilai pacar baru anaknya.
"Kau menyambutnya dengan piyama begini..." Ahreum mengerling lagi ke pintu kamarku, matanya tampak memicing penuh selidik. "Kalian tampak sangat nyaman satu-sama lain."
"Tentu saja kami nyaman bersama. Dua hari disana aku hampir nggak pernah pakai baju."
"Oh wow" Ahreum tersenyum nakal. "Is he that good?"
Aku mendekatkan mulutku ke kuping Ahreum, mengangkat sebelah tanganku, berbisik seperti di film kartun. "Thick"
Aku mengangguk memandang Ahreum sambil mengedipkan sebelah mata. Tanganku terangkat menunjukkan ukuran kejantanan Hoseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Master's Mind [COMPLETED]
Fanfiction⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ update 2-3x seminggu. Aku adalah milik mereka semua. Tubuhku sudah bukan lagi milikku. Tapi hatiku hanya untuknya satu. Master, aku rindu. Kembalilah padaku. ••• Isi story ini: - Very graphic/explicit sex scenes i...