27. Your Eyes Tell

1.7K 90 31
                                    

Hampir sebulan berlalu semenjak Hoseok menginap di apartemenku. Kini, hanya tinggal 2 minggu menjelang tour dimulai.

Penyebab utama kami tidak pernah bertemu lagi adalah karena pekerjaan. Sebenarnya, bukan hanya dengan Hoseok. Aku bahkan tidak pernah lagi bersama Jimin atau Taehyung. Semua kontak kami sekarang, pasti berhubungan dengan pekerjaan.

Semakin dekat dengan jadwal tour, semakin menekan beban pekerjaan kurasakan.

Setiap hari, dari pagi, aku sudah disibukkan dengan berbagai meeting dan kegiatan koordinasi.

Waktu meeting kami menjabarkan rencana makeup dari awal hingga akhir konser. Lalu kami semua berlatih bersama. Berapa lama waktu yang dibutuhkan buat mengganti kostum. Berapa lama waktu yang dibutuhkan buat touch up makeup dan rambut.

Diskusi terjadi terus-menerus. Masalah muncul disana-sini. Tiap hari ada kostum yang robek karena terlalu ketat. Kostum yang rusak terkena noda makeup. Pemotretan atau syuting berlangsung juga masih berturut-turut. Dalam sehari aku bisa pergi ke 2-3 lokasi untuk menyelesaikan tugas harianku.

Seperti hari ini. Kami baru menyelesaikan planning untuk set kostum rap line kemaren tengah malam, ketika pagi ini kami mendapatkan kabar kalau ada brand tertentu yang deal kerjasama untuk produk mereka dipakai untuk stage rap line.

Itu artinya, semua kerja keras kami kemaren sia-sia. Kami harus mengukur dan mempermak kostum lagi, mencari lagi sepatu dan aksesoris padanan yang sesuai, merencanakan lagi makeup dan hairstyle.

Ditambah, aku harus turut berdiskusi di group chat sambil stand-by di ruang syuting untuk video tour introduction yang dilakukan para member. Untuk video yang cuma beberapa menit, syutingnya memakan setengah hari.

Kepalaku pening, perutku panas. Aku berdiri hampir 12 jam. Makan siang pun kulakukan sambil bekerja. Sekarang sudah lewat jam 9 malam, kantor mulai sepi. Aku belum makan malam.

Aku memasuki ruang kerja untuk mengambil tasku dengan langkah gontai. Ruangan itu temaram, sebagian lampu sudah dimatikan karena para karyawan juga sudah pulang sebagian.

Kuhempaskan tubuhku ke kursi kerja. Aku lelah sekali. Dan jenuh. Bahkan, aku sendiripun bisa merasakan kalau aku menjadi dingin dan mudah marah.

Kubuka ponselku. Pesan terakhirku untuk Hoseok belum dibacanya. Ada balasan dari Jimin buat chat yang kukirim, hanya 1 emoji tertawa.

Kulemparkan ponsel itu ke mejaku. Aku tidak marah. Mungkin sedikit kecewa. Entahlah. Perasaanku campur aduk, tapi semuanya adalah perasaan negatif.

Aku paksakan untuk berdiri. Kupakai coat yang kusampirkan di kursiku. Kuambil tasku dari meja. Entah apa gunanya membawa tas karena tidak ada satu barangpun yang keluar dari tas ini semenjak aku mulai kerja tadi pagi. Mungkin besok aku datang membawa ponsel saja.

Lalu mataku tertumbuk pada sebuah kotak kecil di mejaku. Kotak berwarna ungu. Aku duduk kembali, membuka kotak itu yang diikat dengan pita kain ungu yang cantik.

Di dalamnya ada sebotol parfum berwarna abu-abu. Aku menyemprotkan parfum itu ke pergelangan tanganku. Aromanya familiar.

Di dalam kotak itu juga ada sebuah kartu. Kubaca pesan yang tertulis disana...

"Bora, maafkan aku. Sepertinya besok kita tidak akan bisa berkencan. Aku perhatikan kau juga sering bekerja sampai jauh malam. Jaga kesehatanmu ya. Jangan lupa makan. Kalau kau diberi libur, tidurlah yang nyenyak. Kalau kau rindu aku, semprotkan parfum ini di kamarmu, supaya terasa seperti kau tidur bersamaku. I miss you. ~Hoseok~"

Aku menggigit bibirku. Kumasukkan botol parfum itu ke kotaknya lagi, lalu kulemparkan masuk ke dalam tas.

Pada saat aku hendak berdiri untuk pulang, badanku tidak mau bergerak. Pertahananku pecah. Aku mulai menangis, sendirian.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang