8. Give It To Me

3.2K 115 31
                                    

"Hah?" Hoseok menatapku dengan mata terbelalak dan mulut terbuka lebar. Ia tampak betul-betul kaget.

"Iya, aku belum pernah melakukannya." Ulangku lagi.

"Wow! Wow!!" Hoseok melompat berdiri dari duduknya, menyambar botol wine di meja lalu meminumnya langsung dari botol.

Ia menyeka bibirnya dari sisa wine dengan t-shirt lengan panjangnya. Memandangiku dengan matanya yang sedikit membulat. Ia terlihat begitu seksi saat melakukannya.

"Oke, aku paham kenapa kau berhenti." Fuh... ia menghembuskan napas keras untuk mengurangi ketegangan didalam dirinya.

"Jadi, kau masih mau melakukannya atau tidak?"

Aku menunduk. Lalu pelan-pelan aku mengangguk. Rasa malu seakan memecah dadaku, ada gelombang panas yang mengalir dari dadaku ke tangan, wajah bahkan jemari kakiku.

Pada saat aku memandang Hoseok lagi, ia sedang memandangiku sambil tersenyum. Bukan senyum manis seperti yang di awal makan malam sering ia perlihatkan. Melainkan senyum nakal dengan mata sedikit memicing.

"Aku tidak tahu siapa yang lebih beruntung malam ini. Kau yang mendapatkan pengalaman pertamamu bersama anggota BTS, atau aku yang bisa mendapatkan pengalaman yang tidak semua cowok bisa rasakan."

"Hehehe." Ia tertawa kecil. Seringainya terlihat menggoda. Sorotan matanya memancarkan rasa lapar yang begitu kentara.

Aku bisa merasakan semangat Hoseok yang menggebu. Ia berkali-kali menjilati dan mengggiti bibirnya.

Tiba-tiba ia menggamit tanganku. "Ayo. Kita harus melakukannya dengan layak. Melakukannya pertama kali di sofa bukanlah cerita yang bisa dikenang seumur hidup."

Hoseok menarik tanganku. Aku mengikutinya ke arah mini bar. Apakah kita akan melakukannya di meja mini bar? Bukanlah ini sama saja tidak layaknya?

Hoseok meraih ke bawah meja mini bar. Tiba-tiba tembok disebelah lemari liquor terbuka.

Terbelalak aku menyaksikan apa yang ada di baliknya. Sebuah kamar tidur yang sangat mewah.

"Ba-bagaimana kau bisa tahu..."

"Tentu saja aku tahu. Aku konsumen disini."

"Jadi kau sudah pernah menggunakan ruangan ini?"

"Aku menginap disini beberapa kali."

"Dengan cewek juga?"

Hoseok tiba-tiba membalikkan badan lalu menciumku sekilas. "Yes, babe. Kadang dengan cewek juga."

Tanpa bisa kutahan wajahku mengeluarkan rona kecewa yang berlebihan. Panggil aku naif, tapi aku benar-benar tipe orang yang percaya kalau para idol itu sesuci imej yang dibuatkan perusahaan mereka.

"Hey hey! Kenapa kau memandangku begitu?" Hoseok terkekeh "kami idol juga manusia, bukan patung. Dan kami butuh seks seperti manusia lainnya."

"Okay, kau jelas-jelas nggak tahu harus bagaimana. Jadi kau ikuti aku saja ya." Hoseok melingkarkan tangannya ke bahuku. Ia menjilat bibirnya lalu berkata dengan nada seperti senandung lagu "I'm gonna make you feel good, baby."

- - -

Hoseok menggandengku masuk ke kamar tidur. Aku dengan takjub memandangi semua bagian di dalamnya yang seperti copy-paste dari majalah interior istana para bangsawan.

Dinding dengan wallpaper motif floral berwarna keemasan. Tempat tidur besar bertiang tinggi dengan seprai satin dan bantal-bantal besar. Karpet tebal.

Hoseok berdiri di dekat tempat tidur. Membelakangiku, ia langsung membuka pakaiannya satu persatu.

Aku refleks membuang muka karena malu. Harusnya aku sadar kalau para idol mungkin sudah sangat terbiasa membuka pakaiannya di depan orang lain. Hari ini saja aku melihat mereka fitting mengganti-ganti pakaian mereka ditengah ruangan yang penuh orang.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang