6. Dionysus

2.4K 125 39
                                    

Tempat Hoseok mengajakku minum bukanlah bar biasa. Perjalanannya cukup jauh, melalui jalan yang seperti jalan tol dengan bukit tinggi di satu sisi jalan dan hutan di sisi jalan lainnya.

Aku sampai diam-diam mengecek posisi kami di aplikasi peta di ponselku. Walaupun aku sedikit ragu selebriti sekelas Hoseok akan menculikku.

Sepanjang jalan Hoseok benyanyi-nyanyi kecil mengikuti lagu di music player nya. Lagu-lagu yang ia dengarkan kebanyakan lagu berbahasa Inggris.

"Maaf ya, aku bukan tipe yang bisa mengobrol sambil menyetir."

"Tenang saja. kapan lagi aku bisa dapat konser gratis dari J-Hope BTS."

Lagi-lagi, kami sama-sama tertawa. Entah kenapa, bersama Hoseok aku merasa nyaman.

Sesekali aku menatap wajahnya berlama-lama. Menikmati side view yang sempurna. Dalam hati kuucapkan syukur kepada Tuhan yang sudah menciptakan manusia semanis ini.

Mobil Hoseok berbelok masuk ke sebuah jalan kecil di hutan. Sumpah kalau bukan dia yang menyetir aku mungkin sudah melompat keluar dari mobil lalu menelepon polisi. Tubuhku sedikit menegang, tapi pikiranku terus menerus berusaha meyakinkan kalau tidak ada hal buruk yang akan terjadi.

Setelah beberapa lama, tepatnya hanya 3 menit tapi aku merasa seperti 1 jam, tampak sebuah gerbang besi tinggi muncul dari kegelapan.

Kami berhenti di depan gerbang itu. Dikiri-kanan kami ada beberapa tiang dengan motif batu alam. Diatas kami tanaman rambat membentuk atap. Tanaman rambat ini memiliki bunga-bunga berwarna biru yang bergantungan. Sangat indah.

Hoseok membuka jendelanya lalu berkata ke sebuah mesin di tembok.

"J-Hope dari BTS, reservasi malam ini untuk satu VIP room."

J-Hope menutup jendela mobilnya, bersamaan dengan pintu gerbang itu terbuka. Butuh beberapa lama sampai aku melihat sebuah rumah yang sangat besar bermandikan cahaya lampu. Halaman rumah itu bagaikan istana dalam fairy tale, bahkan lebih indah daripada istana putri raja di taman bermain.

J-Hope menghentikan mobilnya di carport, lalu menyerahkan kunci mobilnya ke seorang pria berjas hitam yang kupikir adalah valet. Seorang pria berjas lainnya membukakan pintu mobilku. Aku keluar dari mobil dengan bingung. Bar apakah ini?.

Pria berjas itu menutup pintu mobil lalu mengulang kembali perkataan J-Hope di gerbang. "Tuan J-Hope dari BTS, satu reservasi untuk VIP room?."

Saat J-Hope mengangguk, ia mengeluarkan sebuah baki perak berkilauan. "Kau tahu peraturannya Tuan J-Hope. Harap tinggalkan ponsel dan gadget Anda disini."

Aku langsung meletakkan ponselku di baki tersebut. Hoseok mengecek dulu ponselnya. Sekilas kulihat ada senyuman tersungging di wajahnya. Tapi waktu kuperhatikan lagi, senyuman itu sudah tidak ada. Mungkin aku bermimpi.

Masuk ke dalam rumah itu, benar-benar seperti masuk ke istana. Begitu masuk kami disambut dengan rangkaian bunga yang begitu tinggi dan besar melebihi besar tubuhku sendiri. Ruangan tercium begitu harum. Bukan karena parfum, tapi karena rangkaian bunga itu.

Di ruangan belakang banyak meja-meja dan sofa-sofa. Dari susunannya kuasumsikan restoran atau bar. Hanya sedikit yang terisi. Sekilas aku yakin kalau aku melihat Taeyeon SNSD dan G-Dragon disana.

Hoseok langsung berbelok naik ke tangga putar di kiri pintu masuk. Tangga itu begitu besar, mewah, dilapisi karpet merah yang tebal dan empuk.

"J-Hope, bar apa ini?" Bisikku kepada Hoseok. Aku tak bisa lagi menahan rasa ingin tahuku. Tapi aku tak mau bicara kencang-kencang karena ada pria berjas lainnya mengikuti kami dibelakang. Aku tidak mau membuat Hoseok malu karena membaca aku yang dari luar lingkungan mereka.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang