30. War of Hormone

3.1K 84 12
                                    

Seokjin berjongkok di atasku. Wajahnya terlihat geli bercampur rona mengejek.

"Owh, puppy ku tidak bisa bangun" ia menowel hidungku manja.

Ia mendekatkan wajahnya. Mengecup dahiku, mataku, hidungku. Membenamkan wajahnya di rambutku. Berbisik pelan di telingaku, terasa basah dan panas "Mau kubantu? Tapi ada bayarannya."

Aku menghela napas. Dalam kurang dari sejam aku mencapai titik dimana aku rela melakukan apapun buat mendapatkan Seokjin. Apakah aku harus merendahkan diri, atau mengiyakan semua perintahnya, aku tidak lagi peduli.

Jadi aku mengangguk.

Seokjin langsung mengangkat tubuhku. Dengan mudah ia mengangkatku ke posisi duduk. Ia masih berjongkok di depanku, wajah kami sejajar, mata kami bertatapan. Ia tampak sangat suka dengan apa yang dilihatnya. Tangannya mengelus pipiku, lalu menampar pelan. "Kau harus bayar nanti. Jangan lupa."

Ia berdiri, lalu menyorongkan pinggulnya ke wajahku. "Enjoy." ucapnya sambil mendengus penuh gairah.

Aku langsung membenamkan wajahku ke selangkangannya. Itu satu-satunya yang bisa kulakukan saat ini. Aku tidak bisa menggunakan tanganku, mulutku. Aku bahkan tidak bisa bergerak.

Kejantanannya membelai wajahku. Ia menekankan dirinya ke wajahku, menggosoknya, sesekali memukulkannya main-main. Pre-cum menempel di wajahku, di pipiku, di mataku. Seluruh wajahku terasa lengket dan berlendir. Tapi aku tidak peduli.

Setiap aku melihat Seokjin, aku melihat senyum lebar di wajahnya. Kadang ia tertawa di sela erangannya. Kalau ia menikmati tubuhku, aku akan melakukan apapun untuknya.

Karena, aku juga sangat menikmati dirinya.

Ia menyingkirkan rambut yang menempel di wajahku.

"Kau suka?"

Aku mengangguk. Kurasakan sorot memohon sarat di mataku. Aku siap menerima apapun yang ia lakukan padaku.

"Good girl" Seokjin menepuk-nepuk kepalaku, seperti tuan yang menepuk-nepuk kepala anjing peliharaannya yang menurut saat disuruh duduk. Ia melepaskan bola di mulutku. "Sekarang ambil hadiahmu."

Saat itu juga aku langsung menerkamnya. Kejantanan Seokjin menghunjam masuk ke mulutku. Menggesek rongga mulutku, menekan tenggorokanku. Lidahku menyentuh semua bagiannya. Aku tidak ingin kehilangan ini lagi.

Seokjin mengerang. "Haaa.... Ngghhhh..." Tangannya menjambak rambutku kencang. "Yesss... Aaahhhh..."

Ia mendorongku kencang, kembali ke posisi berbaring. Dihempaskannya tubuhnya keatas wajahku.

Tangannya menahan tubuhnya di kepala dipan. Dengan kejantanannya di dalam mulutku, ia mulai bergerak berirama. Keluar, masuk, keluar, masuk.

Ia bercinta dengan mulutku.

"Ah!! Fuck!!! Kau enak sekali" makinya.

Aku menutup mataku. Inderaku yang lain menjadi lebih sensitif. Aku mendengar nafas Seokjin makin berat. Gerakannya mulai terpatah-patah.

It's time. Tapi, ia justru mengeluarkan dirinya.

"Jin, jangan berh..." Tapi Seokjin langsung memasangkan bola itu lagi di mulutku. Protesku teredam.

"Sshhh..." Ia meletakkan jarinya didepan bibirnya. "Save the best for last."

Dibawah tatapan bingungku ia duduk berlutut di antara kakiku, membuka kedua kakiku lebar. Ia menyentuh kewanitaanku. "Ah, kenapa kau begitu kering." Keluhnya.

Ia meludah ke penisnya. Lalu menekannya sedikit memasuki tubuhku. Lalu dikeluarkan lagi. Meludah lagi. Lalu dimasukkan lagi.

Lama kelamaan, semakin dalam ia bisa memasuki tubuhku. Seiring dengan gairahku yang semakin menaik.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang