66. Ugh

1.5K 58 76
                                    

Kami berdua duduk di ruangan tengah di apartemen mewah itu dengan tegang.

Seokjin terlihat lebih santai daripada aku, tapi sesekali ia menggaruk hidungnya tanda ia sedang cemas.

Sesekali pula tangan kami saling bertaut, untuk kembali kami lepaskan lagi dengan canggung.

Bang PD keluar dari kamarnya dengan mengenakan kaus sporty dan celana pendek. Ia baru pulang dari "meeting penting" pada saat kami datang, dan minta kami menunggu ia mandi dan berganti pakaian.

Aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku saat ini, terlalu campur aduk buat kuekspresikan.

Bang PD jelas bukan seseorang seperti Lawyer Lee yang bisa kunego segala term nya. Saat ini, satu salah kata, nasib Seokjin juga akan ada di ujung tanduk.

Perutku terasa panas. Telapak tanganku juga terasa basah oleh keringat. Berkali-kali aku merapikan cardigan panjang dan celana jeans lebar yang kupakai. Ini pakaian terbaikku yang kubawa. Terbaik dalam standar instagrammable untuk mendukung rencanaku membuat konten di Tokyo dan Shizuoka.

Aku tidak sempat membeli pakaian baru. Setelah menerima telepon dari Seokjin, aku membatalkan semua rencanaku, berkemas, lalu langsung checkout dari kamar hotelku.

Aku mengambil penerbangan pertama ke Seoul, dan ketika aku sampai, manajer Seokjin yang tampak menjemputku di gerbang kedatangan.

"Manager Kim." Aku membungkuk. Agak canggung rasanya bagaimana harus berkenalan dengan layak setelah banyaknya kejadian yang kurang senonoh diantara kami.

"Nona KimBora." Ia menyahut pendek, langsung mengambil alih koperku dari tanganku. "Jin menunggumu di rumah direktur Bang. Kau tinggal dimana di Seoul?"

Ah, ternyata masalah yang Seokjin bilang berhubungan dengan Bang PD, aku membatin.

Aku menggeleng. "Aku harus mencari hotel dulu."

"Kalau begitu, kopermu ini akan kuantarkan ke apartemen Jin."

Dan itu adalah akhir percakapan kami sampai akhirnya ia mengantarkan aku memasuki sebuah unit apartemen yang sangat mewah. Jauh lebih mewah daripada apartemen Seokjin dan Hoseok dulu.

Aku memandang Seokjin, memohon pertolongan. "Aku takut."

Seokjin menggenggam tanganku. "Direktur Bang orang yang baik. Kita akan baik-baik saja." Tapi tangannya juga lembab, dan ujung-ujung jarinya terasa dingin.

"Maaf membuat kalian menunggu." Bang PD menuju dapurnya dahulu untuk mengambilkan kopi dalam kemasan botol plastik untuk kami.

Ia lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan kami berdua.

"Nona KimBora? Kata Seokjin, kau mantan pegawai di Bighit. Kau, campuran?"

"Sa-saya orang Korea asli. Saya lahir dan besar di Busan." Aku tergagap.

"Oh? Tapi penampilanmu..."

"Direktur Bang, Bora tinggal selama dua tahun lebih di Indonesia." Seokjin memotongnya. "Dia selebgram. Ini gaya fashion yang sedang tren disana."

Mata Bang PD naik turun memperhatikanku. "Baiklah. Cukup unik ya trennya. Persatuan Hollywood dan Korea." Ia terkekeh, lalu meminum kopinya.

Ia melambaikan tangannya, mempersilakan kami minum. Serempak aku dan Seokjin membuka kemasan kopi kami lalu meminumnya.

"Bagaimana pertemuan pertama kalian setelah 2 tahun berpisah?" Bang PD tertawa. "Dari cerita manajer Kim, cukup...lancar...sepertinya."

Wajah Seokjin langsung bersemburat merah. Aku menunduk, terlalu malu untuk memandang Bang PD.

Master's Mind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang