I

110K 4.2K 42
                                    

Nama : Alina Pramesti
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : Sekretaris

Alin nama panggilannya. Ia bekerja sebagai seorang sekretaris bos besar di sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang perhotelan dan pusat perbelanjaan. Ia masih terbilang baru menjadi seorang sekretaris. Baru 3 bulan ia menjalani profesi nya itu. Sebelum bekerja sebagai seorang sekretaris, Alin menduduki posisi staf divisi keuangan di perusahaan yang sama.

Alin mendapatkan tawaran sebagai sekretaris dari atasannya.Lebih tepatnya Ia di promosikan oleh kepala staf divisinya. Ia yang memang sejak dulu ingin menjadi sekretaris tentu saja dengan senang hati menerima. Untuk menjadi sekretaris bos besar tentu saja tidak mudah. Alin masih harus di tes apakah ia benar-benar layak untuk  mendampingi  bos besarnya itu hingga ia dinyatakan layak menempati posisinya sekarang.

Waktu tiga bulan membuat Alin cukup mengenal bagaimana sifat dan watak bos nya. Lelaki itu termasuk orang yang ambisius. Dia juga pekerja keras. Tegas. Gigih. Ulet dan Bijaksana. Pantas jika perusahaan ini bisa berkembang pesat di tangannya.

Arya Kalindra. Itulah nama bos Alin. Lelaki berusia 30 tahun itu sangat pintar dalam mengolah bisnisnya. Selain bisnis keluarga yang di pegang oleh nya, ia juga mempunyai bisnis sendiri. Alin sih tidak tau jelas mengenai bisnis itu karena bisnisnya tersebut di kelola oleh orang kepercayaan Arya. Alin tidak tahu menahu mengenai bisnis itu karena Arya sendiri tidak pernah menyinggung nya.

Bekerja dengan orang yang memiliki sifat pekerja keras, membuat Alin juga jadi ikut-ikutan. Jam kerjanya tentu saja mengikuti jam kerja bosnya. Jika biasanya ia akan bekerja paling lambat pukul 6 sore, (itu pun kalau harus membuat laporan bulanan) kali ini Alin bisa pulang sampai jam 9 malam. Tentu saja itu tidak sering. Palingan hanya beberapa kali.

Seminggu belakangan Alin dibuat bingung dengan pekerjaan yang diberikan oleh Arya. Seminggu ini ia diminta untuk menjemput Marsya, anak Arya. Tak hanya menjemputnya di play group Alin juga diminta untuk mengurusnya. Mulai dari makanan nya, tidur siang, menemani bermain sampai mandi sore pun Alin yang mengurusi. Tugasnya kini tak jauh beda dengan seorang baby sitter.

Bocah kecil yang belum genap empat tahun itu tipe anak yang tidak rewel. Dia masuk ke dalam golongan anak yang manis. Badannya tidak terlalu gemuk namun juga tidak terlalu kurus. Bola matanya bulat. Bulu matanya lentik. Pipi nya chubby. Sungguh membuat Alin jatuh cinta padanya.

Alin yang memang suka pada anak kecil tentu tidak merasa keberatan. Saat di rumah, ia sering membantu merawat anak kakaknya. Sehingga dirinya tidak merasa canggung atau kagok dalam menjalankan tugas yang di berikan oleh Arya.

Alin tidak merasa risih lagi saat masuk ke kantor dan mendapat tatapan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Sejak ia menjadi sekretaris Arya ditambah  Marsya yang belakangan selalu bersama nya membuat Alin menjadi pusat perhatian para karyawan lain. Mereka sering memandang Alin dengan sebelah mata.
Bukannya Alin tidak tahu ia dijadikan bahan gosip di kantor ini tapi ia cuek saja selama omongan mereka masih bisa di tolerir.

Tarikan di tangan Alin membuat gadis itu menunduk menundukkan kepalanya.

"Kenapa sayang?" Alin menghentikan langkahnya.

"Gendong."

"Biar saya saja yang menggendong non Marsya, Mbak."
Alin menoleh pada lelaki yang berdiri di belakangnya. Lelaki itu adalah pengawal Marsya. Arya memberikan satu pengawal,baby sitter dan juga supir khusus untuk putrinya. Pengasuh Marsya sedang izin cuti, maka dari itu Alin diberi tugas untuk sementara menjaga anak bosnya.

"Sama saya aja non." Ucap lelaki itu lagi. Marsya hanya diam. Ia menoleh kepada Alin.

"Biar Mbak aja, Yo."

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang