LV

17K 1.3K 183
                                    

Hay guy's.... 🙋
Ini masih part untuk yang ingin menghujat Arya. Tenang kok. Ini yang terakhir. Part selanjutnya tidak ada momen Arya menjengkelkan lagi.
Jadi baca terus ya
Thanks.
Happy Reading 🤗🤗🤗

Alin tidak bisa untuk berpikir jernih. Beban pikirannya banyak menguras tenaga. Berkas yang ada di hadapannya tidak sedikitpun bisa mengalihkan pikiran Alin. Ia masih saja memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dengan Arya.
Mengingat-ingat apa kesalahannya pada Arya sehingga suaminya itu tega melakukan hal ini.

"Alin." Alin tersentak kaget mendengarkan suara Mama mertuanya. Kapan beliau masuk? Kenapa tiba-tiba sudah ada di ruangannya??

"Eh Mama." Alin langsung menghampirimu Mama mertuanya yang berdiri di seberang meja. Alin menyalami tangan bu Anita kemudian mereka saling cipika-cipiki.

"Mama udah lama?" Alin menggiring Mamanya untuk duduk di sofa.

"Belum. Mama baru aja datang. Kamu kenapa? Ada yang lagi kamu pikirin? Dari tadi Mama manggil kamu, kamu diam aja."
Alin meringis. Ia tidak enak pada ibu mertuanya ini.

"Aku nggak pa-pa kok Ma. Cuma lagi ada masalah dikit aja sama kerjaan."

"Kamu jangan terlalu capek. Inget ya, kamu sekarang bukan hanya sebagai sekretaris di kantor ini tapi kamu juga seorang istri dari pemilik kantor. Artinya kamu juga berhak atas kantor ini. Jangan membebani pikiran kamu dengan berbagai macam pekerjaan."
Alin tersenyum dan mengangguk. Ia memeluk tubuh ibu mertuanya. Ia berterima kasih karena diberikan Mama mertua yang baik seperti Mama Anita. Tapi ia tidak tahu apakah semua yang ia rasakan ini akan berlangsung lama atau hanya sementara saja?? Mengingat hubungannya dengan Arya yang tidak berjalan lancar seperti sebelumnya.
Alin buru-buru menghapus air matanya yang menetes di pipi. Ia tidak mau Mamanya tahu jika ia menangis.

"Oh ya sayang, sabtu besok kamu sama Arya pergi ke butik ya. Kata designer nya pakaian kalian sudah jadi. Ini fitting terakhir."

Alin hanya mampu tersenyum samar. Ia sudah tidak memiliki gairah lagi untuk membahas mengenai pernikahannya. Tapi tidak mungkin ia menunjukkan penolakan nya di hadapan bu Anita. Alin hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"Rico, Bapak mana?" Tanya Alin saat melihat Rico sudah kembali ke kantor. Ia baru saja makan siang bersama Devi dan Ayu.

"Bapak ada urusan lagi Bh. Saya diminta balik kantor duluan."

"Bapak nggak bilang sama kamu ada urusan apa?"

Rico menggeleng sambil mengatakan tidak.

"Bang Arya nggak bilang ke Mbak mau pergi kemana?"

"Kalau Mbak tau, Mbak nggak akan nanya ke Rico kan Yu?"
Alin mengatakan itu dengan memendam sesak di dadanya. Sungguh sakit. Apa sih urusan Arya di luar sana? Kenapa sering sekali ia mengurusi hal itu. Sepenting itukah urusannya??

"Mbak kenapa? " Tanya Ayu. Ia tahu ada hal yang di sembunyikan dari kakak sepupunya ini.

"Mbak nggak pa-pa."

"Kalian ada masalah ya?" Ayu menatap Alin menelisik.

Alin malah tersenyum dan menggeleng. " Jangan ngomong kayak gitu dong. Omongan itu kan do'a. Kami nggak ada apa-apa kok."

Ayu memegang tangan Alin. "Kalau Mbak ada apa-apa bilang sama Ayu ya. Ayu bakalan bantu." Alin menganggukkan kepalanya. Tidak mungkin Alin bercerita masalah ini pada Ayu. Bisa geger muka bumi ini.

🍀🍀🍀

Seusai dengan perintah ibu mertuanya, Alin mengajak Arya pergi ke butik untuk fitting.
Sebuah gaun mewah sudah menempel di badan Alin. Dengan dibantu asisten sang designer, Alin keluar dari kamar ganti untuk menemui Arya.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang