XLIX

21.3K 1.4K 21
                                    

Haii..... 🙋
Langsung cuss baca aja ya.
Jangan lupa vote and komen nya. Thanks..
Happy Reading 🤗🤗🤗

"Nggak kerja lo?"

"Nggak. Capek banget gue."

Raka memukul lengan Adik iparnya.

"Cieelah main berapa ronde sih sampek capek gini? Butuh obat nggak? Gue punya nih." Raka menaik turunkan alisnya.

"Nggak perlu. Gue masih mampu secara alami."

"Hahaha Oke! Kalau butuh bantuan, langsung bilang ke gue aja. Nggak usah malu. Gue sekarang udah jadi Abang loe."
Arya mengangkat jari jempolnya👍

Saat mereka tengah mengobrol, Alin masuk ke rumah dengan menggendong Marsya. Arya yang melihat Alin seperti kesulitan saat menggendong Marsya segera bangkit dan mengambil alih Marsya dari gendongan istrinya.

"Pengantin baru, pagi-pagi rambutnya udah basah aja. Nggak dingin Dek keramas Pagi-pagi?" Goda Raka melihat rambut Alin yang basah. Alin hanya mendelik dan tak menjawab ucapan Abangnya.

"Marsya kenapa minta gendong Mami? Mami lagi sakit," Ucap Arya.

"Mami sakit apa?" Tanya Marsya polos.

Alin mencubit pinggang suaminya.
"Jangan ngomong macam-macam!"

"Iya sayang, maaf. Kan kamu beneran lagi sakit." Alin semakin memperkuat cubitan nya.

"Mami sakit?"

"Enggak sayang. Mami nggak sakit. Jangan dengerin omongan Papi kamu ya."
Marsya manggut-manggut.

"Turun yuk. Kita ke belakang. Bantuin Nenek masak."
Marsya pun turun dan menggandeng tangan Alin.

Sesi sarapan kali ini terasa berbeda dari sebelumnya. Ini bukanlah pertama kalinya bagi Arya ikut sarapan bersama Alin dan keluarganya. Dulu statusnya adalah seorang bos ang numpang sarapan di rumah sekretaris nya. Tapi sekarang ia adalah suami dari sekretaris tersebut. Siapa lagi kalau bukan Alina Pramesti a.k.a Alina Kalindra.

Sebagai istri, Alin adalah sosok yang sempurna di mata Arya dan sebagai seorang Ibu yang baik untuk Marsya. Arya senang karena menemukan Alin sebagai pendamping hidupnya, Alin tidak hanya mau menerimanya Arya tapi juga menerima kehadiran Marsya sebagai anak Arya. Alin sangat menyayangi Marsya bahkan sebelum gadis kecil itu menjadi anaknya.

"Bu, hari ini Arya mau izin bawa Alin ke rumah."

"Kenapa harus minta izin sama ibu? Alin sekarang milik kamu. Jadi kamu bebas mau bawa dia ke mana pun."
Arya mengangguk dan tersenyum.

"Iya Bu terimakasih."

Selesai sarapan, Arya membawa anak dan istrinya pulang ke rumah. Mereka tidak akan lama alias tidak menginap karena sesuai janji Arya pada Alin bahwa istrinya sebelum menikah bahwa mereka akan tidur di rumah Ibu Alin selama 3 hari.

"Marsya mau makan ini? Tadi Mami bawa dikit."
Alin menunjukkan roti isi coklat yang menjadi favoritnya.

"Mau!" Jawab Marsya antusias.
Alin menyuapi anaknya dengan telaten.

"Mami, rotinya enak!"

"Iya. Besok-besok Mami buatin lagi ya. Khusus buat anak kesayangan Mami." Alin mencium pipi Marsya dan kembali menyuapi putrinya.
Arya yang melihat keakraban Alin dengan Marsya jadi merasa iri. Arya menyandarkan kepalanya di pundak Alin.

"Ihh Mas berat tau!" Alin menggoyang-goyangkan pundaknya agar Arya pergi.

"Nggak mau!"

"Ini berat loh Mas??" Alin berusaha mendorong dengan tangannya.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang