Bonus+

24.3K 883 7
                                    

Hai guys...
Double job hadir kembalikan nih
Langsung aja yuk, cuzz membaca kelanjutannya.
Terima kasih
Happy Reading 😃😃

Bima Arshaka Kalindra adalah nama anak ketiga dari Alin dan juga Arya. Bayi yang Alin lahirkan satu tahun yang lalu itu, membuat rumah tangganya bersama sang suami menjadi lebih sempurna.
Alin maupun Arya tidak merencanakan untuk menambah anak lagi. Mereka sudah merasa cukup dengan hadirnya tiga anak di  dalam keluarga mereka.

Arjuna, anak kedua Alin itu tingkahnya semakin membuat Alin dan Arya kelimpungan. Sifat jail yang dimilikinya entah turunan dari siapa, karena baik Alin maupun Arya merasa tidak memiliki sifat seperti itu. Rumah tidak pernah sepi karena tingkah Arjun yang memang tidak bisa diam, kecuali sedang tidur.

Marsya, semakin bertambahnya umur semakin dekat dengan Alin. Apapun masalah yang dihadapinya, Marsya akan cerita pada Alin. Alin tidak masalah dijadikan tempat curhat oleh anak sulungnya itu. Ia justru senang karena Marsya mau terbuka dengannya.

"Kak, Mama Clarissa tadi telepon Mami. Mereka lagi ada di sini. Kakak mau ketemu?" Tanya Alin pada Marsya kini tiduran di paha Alin.

"Tapi Mama nggak telepon Kakak Mi."

"Kata siapa? HP kakak mana?"

"Hehehe masih di cas Mi. Kakak lupa ngecas HP yang itu."
Alin menggelengkan kepalanya. Kebiasaan.

"Tadi Mama Clarissa tanya kenapa nomor Kakak nggak bisa dihubungi, terus Mami jawab aja mungkin HP nya masih di cas dan ternyata benar dugaan Mami."
Marsya tertawa. Maminya sudah hapal dengan kebiasaan yang sering lupa mengecas HP. Marsya memiliki dua HP. HP yang pertanda adalah pemberi Alin sedangkan HP keduanya dibelikan oleh Clarissa.

"Mami memang paling mengerti kakak. Sayang Mami pokoknya!" Marsya menyembunyikan wajahnya di perut Alin.

"Jadi gimana? Main ketemu sama Mama?"

Marsya mengangguk. "Tapi sama Mami ya."

"Iya."

Alin dan Arya tidak pernah melarang Marsya untuk bertemu dengan Mama kandungnya. Alin malah sangat mendukung. Ia senang karena Marussia dekat dengan Mamanya. Tidak ada rasa iri didalam dirinya atas kedekatannya ibu dan anak itu.

"Mi, Mama Clarissa datang sama Papa Gusti?"

"Iya. Adek Angel juga ikut."

Marsya berdecih. "Arjun pasti bakal tebar pesona kalau tahu Angel ikut."

Alin tertawa mendengar ucapan Marsya. Arjun memang selalu mendekati Angel, anak Clarissa dan Gusti. Dua tahun setelah menikah, akhirnya Clarissa hamil. Alin ikut senang dengan kehamilan Clarissa. Ia menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat Clarissa jika wanita itu membutuh sesekali untuk sekedar bertukar pikiran. Alin hanya tidak ingin Clarissa mengalami kejadian seperti dulu. Alin tidak hanya menganggap Clarissa sebagai Ibu kandung dari Marsya tapi juga sebagai saudaranya.

"Kalau kita mau ke sana, jangan ajak Arjun ya Mi," Ucap Marsya dengan serius.

Tawa Alin semakin menguar saat mendengar ucapan Marsya. Arjun suka sekali menempeli Angel. Setiap  Clarissa datang ke Indonesia untuk menemui Marsya, Arjun menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Angel.

"Wah! Mami! Ketawanya lebar banget. Ada apa Mi?"
Alin langsung mengatupkan mulutnya saat mendengar suara anak keduanya.
Alin memindai penampilan anaknya dari atas sampai bawah. Bukannya Arjun baru saja lari pagi dengan Papinya? Tapi kenapa penampilan anaknya ini seperti tidak habis lari pagi. Arjun bahkan terlihat rapi dan tidak kumal.

"Kamu darimana?"

"Anak kamu habis ngapelin cewek!" Alin mengalihkan pandangannya pada sosok yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang