III

51.5K 2.9K 16
                                    

"Kenapa sih gue masih kepikiran omongan Pak Arya tadi."

"Lagian itu orang kenapa juga sih harus ngomong kayak gitu. Bikin gue senewen aja."

Alin terus membolak-balikan tubuhnya. Ia sungguh merasa tidak nyaman sekarang. Walau Arya bilang itu hanya sebuah candaan tapi entah kenapa, Alin merasakan hal lain.

"Boleh."

" Ha! Bapak kan bukan anak kecil. Hehehe bapak bisa aja. Masa minta disuapi." Alin terlihat gerogi sekali.

"Saya serius. Kamu pasti tahu. Saya bukan orang yang suka bercanda." Arya mengangkat piringnya dan memberikan kepada Alin. Alin menelan salivanya dengan susah payah. 

"Ba_Bapak bercanda kan?" Jantung Alin berdegup kencang.

Melihat ekspresi Alin, Arya menahan tawanya. Tak lama seutas senyum terbit di bibir lelaki tampan itu.

"Kali ini saya bercanda. Jadi tenang saja. Tidak perlu tegang gitu."

Alin menghembuskan nafas lega. Wajar kan kalau Alin jadi tegang.
"Hehe iya Pak."

"Sekarang kamu suapi Marsya dulu. Saya bisa kapan-kapan."

"Haaaaa!!" Alin menutup kepalanya dengan bantal. Posisinya sekarang sedang tengkurap sambil menghentakan kakinya berulang-ulang.

Tok... Tok... Tok...

"Alin kamu kenapa?" Alin mengangkat kepalanya. Dia baru sadar jika teriakannya ini akan membuat seisi rumah kaget.

"Nggak papa Bang. Lanjutin tidur aja."

"Bener?"

"Iya."

"Terus tadi kenapa kamu teriak?"

"Hmm ada kecoa." Alin memberikan jawaban yang paling aman.

"Buka pintunya. Biar Abang buang kecoanya."

"Nggak usah. Kecoanya udah terbang kok."

"Ya udah. Kalau ada apa-apa panggil Abang ya."

"Iya."

"Huft. Gara-gara pak Arya gue jadi nggak bisa tidur kayak gini."

Ditempat lain, ada orang yang merasakan hal yang sama. Biasanya setelah menidurkan sangat anak ia akan langsung tidur tapi kali ini tidak. Mata lelaki itu masih terbuka lebar. Seperti tidak ada tanda-tanda ingin terpejam. Padahal jam sudah menunjukan pukul 12 malam.

" Kenapa gue nggak bisa tidur ya?Kenapa sih gue. Arghh!!"

"Papi hiks..."

"Cup... Cup...cup. Maaf sayang. Tidur lagi ya." Ia memeluk tubuh anaknya. Mengelus punggung sang anak agar cepat tidur.

Lelaki yang tak lain adalah Arya itu kembali mendesah pelan. Anaknya sudah tidur kembali sedangkan dirinya masih saja melek. Sepertinya malam ini ia akan begadang.

Nikmati saja tuan Arya Kalindra. Hahaha

🍀🍀🍀

"Kamu kenapa? Lesu bener?" Tanya Raka.

"Nggak papa".

"Bener?" Alin mengangguk.

"Semalem kenapa teriak gitu??"

Alin tidak menyangka kakaknya akan membahas hal itu.

"Kan aku udah bilang, ada kecoa."

"Kecoa? Di kamar kamu ada kecoa?" Alin hanya mesem. Tidak ingin menjawab iya. Takut dosa karena berbohong pada Ibunya.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang