LIII

16K 1.2K 72
                                    

Hai guys... 🙋
Khusus part ini di persilahkan yang ingin menghujat Arya tapi ingatt! Jangan terlalu kasar ya. Kasihan si Arya😇
Jangan lupa vote and komennya ya.
Happy Reading 🤗🤗🤗

Alin tak pernah menyangka akan sesakit ini rasanya melihat orang yang kita sayang berduaan dengan wanita lain.
Menggunakan kedua matanya, Alin memergoki Arya makan siang bersama dengan wanita yang baru mereka temui hari ini. Dia adalah sekretaris dari kliennya. Hani Arliana namanya.

Keputusan Alin untuk ikut pulang bersama Arya memang bukan suatu hal yang tepat. Ia hanya dijadikan obat nyamuk diantara mantan pasangan itu.
Yahh Alin tahu. Ana sendiri lah yang menceritakan hubungan mereka di masa lalu. Wanita itu begitu bersemangat bercerita tentang apa yang terjadi diantara dia dan Arya saat itu.
Alin hanya bisa diam sebagai pendengar. Tentu saja. Memangnya apa yang bisa di lakukan.

"Kamu tahu Alin, bos kamu ini suka banget sama masakan Sunda. Setiap dia pulang ke Indonesia, dia selalu minta aku buat masakin makanan kesukaannya itu dan dia itu nyebelinnya nggak pernah mau makan kalau bukan aku yang masak. Nyebelin kan."

"Ya berarti masakan Mbak Ana enak. Makanya Pak Arya suka."
Alin memutuskan untuk memanggil mantan dari suaminya itu dengan sebutan Mbak. Sesuai dengan permintaan si mpunya nama.

"Hehehe dia pernah bilang gitu sih. Katanya masakan aku nggak ada duanya." Alin hanya tersenyum tipis. Ia melirik Arya yang juga tengah menatap dirinya lewat spion depan. Saat kedua mata mereka beradu, Alin buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Kamu udah lama Lin jadi sekretarisnya aa'?"

"Baru 6 bulan."

"Ohh masih terhitung baru ya. Gimana kerja sama aa'? Orangnya galak enggak?"

"Biasa aja kok."

"alau di kantor, banyak karyawan yang naksir sama si bos ini enggak?" Ana memainkan alisnya dengan naik turun. Tatapan nya tertuju pada Arya.

"Saya kurang tau Mbak."

"Hmmm gitu ya."

"Alin." Akhirnya Alin mendengar Arya menyebut namanya.

"Iya Pak."

"Nanti kamu saya drop di depan kantor. Saya ada urusan di luar."

"Maaf Pak, kalau saya boleh tahu ada urusan apa ya? Agar saya bisa menjaga jika ada yang bertanya tentang Bapak.".

"Saya ada urusan pribadi, bilang saja begitu."

"Maaf, apa Bapak memerlukan bantuan saya? Saya bisa bantu jika Bapak berkenan."
Alin menawarkan dirinya sendiri karena ia ingin bertanya pada Arya tentang kejadian hari ini. Ia sangat berharap diizinkan untuk ikut bersama Arya.

"Tidak perlu. Saya tidak membutuhkan bantuan mu!"

"Baik Pak."
Alin menunduk sambil memainkan tangan nya yang berada di atas pangkuan.

"Kamu harus kuat Alin. Kamu harus kuat." Alin terus merapalkan itu di dalam hatinya. Hatinya sangat sakit dengan penolakan Arya barusan.
Ini adalah momen bersejarah dalam pernikahan Alin dan Arya yang baru berjalan dua minggu. Selama ini Arya tidak pernah menolak permintaan Alin. Apapun akan Arya lakukan untuk memenuhi keinginan istrinya. Tapi kini Arya menolak mentah-mentah tawaran dari Alin.

Alin benar-benar tercengang dengan perbuatan yang di lakukan Arya. Ia di turunkan di depan gerbang dan harus berjalan kurang lebih 300 meter untuk sampai di gedung. Alin ingat dengan pesan yang Arya sampaikan kepada nya.

"Kamu pimpin rapat hari ini dan serahkan hasil rapatnya nanti pada saya setelah urusan saya selesai."

Alin melangkahkan kakinya dengan lemas. Cuaca hari ini begitu panas. Sangat pas dengan suasana hati Alin saat ini.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang