XIX

28.5K 1.8K 4
                                    

Alin menepuk pipi Arya cukup keras. Laki-laki yang mendapat perlakuan kasar dari Alin itu meringis sambil memegangi pipinya.

"Kenapa kamu menampar saya? Belum apa-apa kamu sudah KDRT sama saya!"

"Bapak nggak lagi ngelindur kan?" Arya menatap Alin dengan malas.

"Saya tidak sedang tidur, jadi mana mungkin saya ngelindur."

"Tapi omongan Bapak ngaco banget."

"Ngaco apanya? Saya Berbicara sesuai dengan fakta dan berdasarkan isi hati saya."
Alin menatap Arya dengan serius. Sepertinya Arya tidak berbohong ataupun sekedar bercanda.

"Bapak nggak gila kan? Kita nggak ada hubungan apa-apa loh. Kenapa Bapak tiba-tiba ngelamar saya?"

"Ya karena saya suka sama kamu."

"Kenapa saya?"

"Ya karena_ya karena saya suka kamu." Arya mengulang jawaban yang sebelumnya. Ia bingung mau menjawab apalagi.

Alin tidak tahu harus menjawab apa. Ia sendiri masih kaget dengan pernyataan yang keluar dari mulut bosnya. Tidak menyangka kenyataan ini terjadi padanya.

"Jadi gimana? Kamu terima lamaran saya?"

Alin memberanikan diri menatap kedua mata Arya. "Bapak serius?Nggak lagi nge-prank saya kan?"

"Untuk apa saya melakukan itu? Ada untungnya kah untuk saya?"

Alin diam. Apa yang harus ia lakukan? Ini terasa mimpi baginya. Laki-laki yang selama ini menjadi bosnya, tiba-tiba melamarnya.

"Lin!"
Alin terkesiap mendapat sentuhan di lengannya.

"Kamu kenapa? Apa pertanyaan saya begitu susah untuk kamu jawab?"

Alin menghembus nafas lelah. "Menurut Bapak?"

"Saya tidak menuntun jawabannya hari ini. Kamu bisa memikirkannya lebih dulu. Saya tahu, kamu membutuhkan waktu untuk memutuskan hal itu."

Alin semakin merasa gamang. "Berapa lama saya harus berpikir untuk mendapatkan jawaban itu?"

"Terserah kamu. Selama kamu memikirkan jawabannya, izinkan saya untuk mendekati kamu. Dekat sebagai seorang laki-laki dan perempuan, bukan sebagai bos dan karyawan."

"Maksud Bapak, kita pdkt dulu?" Arya mengangguk.

"Kalau selama pdkt saya nggak merasakan apapun sama Bapak, gimana?"

"Kamu bisa langsung menolak saya. Saya akan menerimanya dengan lapang dada."
Alin menatap dalam bola mata Arya. Laki-laki itu terlihat sangat sungguh-sungguh dalam ucapannya. Entah mendapat bisikan darimana, Alin menganggukkan kepalanya. Ia akan memberi kesempatan pada Arya untuk mendekatinya.

Arya tersenyum. "Terima kasih ya, Lin. Saya akan membuat kamu jatuh cinta pada saya."
Arya sudah memantapkan hatinya. Ia akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan hati Alin. Ia yakin dan optimistis, bisa mendapatkan gadis pujaan hatinya.

Cara yang dilakukan Arya memang sangat nekat. Ia melamar seorang gadis tanpa status yang jelas diantara keduanya. Ia tidak takut ditolak karena instingnya mengatakan bahwa si gadis pujaan hati juga ada rasa kepadanya. Hanya saja, gadis itu tidak menyadari perasaannya. Buktinya Alin mau memberi kesel padanya untuk saling mengenal lebih dulu. Kalau gadis itu tidak memilih perasaan padanya, Arya akan langsung ditolak.

... ... ...

Alin edang bersiap untuk berangkat ke kantor. Entah kenapa, Alin ingin terlihat cantik pada hari ini. Apa ada hubungannya dengan Arya? Laki-laki itu bilang, ia akan menjemput Alin pagi ini.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang