XXXI

22.5K 1.6K 14
                                    

Hai... Hai... Hai... 🙋
Adakah yang menunggu kelanjutan Arya dan Alin?
Oke langsung di baca aja ya...
Jangan lupa🌠🌠🌠
Dannn follow akun aku ya🤗
Terimakasih 😀😀😀

Arya mengantarkan Alin sampai di depan rumahnya dengan selamat. Mereka baru saja pulang dari makan malam bersama di sebuah restoran yang menjadi langganan Arya bersama keluarga nya.

"Mau mampir dulu?" Alin menawari Arya untuk mampir ke rumahnya.

"Boleh?"

"Kenapa enggak? Ayo masuk!"
Arya tidak membuang kesempatan yang diberikan oleh gadis pujaannya. Ia segera keluar dari mobil, mengikuti Alin yang sudah keluar lebih dulu.

Bersamaan dengan kedua sejoli itu akan masuk ke rumah, Raka keluar dengan dengan membawa kuas di tangannya.

"Ohh ternyata kaliam. Kirain siapa." Arya dan Alin mengangguk.

"Abang ngapain bawa-bawa kuas? Malam-malam gini mau ngecat?" Tanya Alin melihat benda yang dipegang Abangnya.

"Bukanlah. Ya kali ngecat rumah malam-malam. Kayak nggak ada lain waktu aja. Ini mau buat ngolesin bumbu kecap." Raka mengangkat agar dilihat oleh Adiknya.

"Kebetulan banget kalian datang. Kita lagi kumpul dan ngadain barbeque an." Lanjut Raka.

"Dalam rangka apa?" Tanya Alin.

"Nggak ada. Tiba-tiba aja kepengen mumpung lagi ramean. Ya udah yuk masuk. Ngapain malah ngobrol di luar."

Ketiganya masuk ke dalam rumah. Alin memutuskan untuk membersihkan diri dahulu sebelum bergabung bersama yang lain.

Arya sempat kaget saat Raka membawanya ke area dimana mereka akan mengadakan barbeque an.

"Rame banget," Ucap Arya melihat banyaknya orang yang sini.

"Iya. Ke sana yuk."
Arya menatap sekeliling tempat ini. Ada dua kubu yang terdiri dari kubu pria dan kubu wanita. Kubu pria berada di bawah pohon sedangkan kubu wanita berada di gazebo. Sepertinya mereka melakukan pembagian tugas. Merawat terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tidak menyadari keberadaan Arya saat ini.

"Ayo ke sana! Gue kenalin ke mereka." Ajak Raka sambil menepuk bahu Arya.

"Gue bawa bala bantuan untuk meringankan tugas kita." Ucap Raka pada dua laki-laki yang sedang menahan pedih karena kepulan asap dari pembakaran arang.
Kedua laki-laki itu menatap Arya dengan mata yang menyipit. Kepulan asap membuat pandangan keduanya terganggu.

"Loh Pak Arya!"
Ekspresi kaget di wajah Gilang tidak dapat di tutupi saat ia melihat bosnya ada di rumah sahabat dari kekasihnya.

"Selamat malam Pak!" Sapa Gilang. Tanpa ragu ia menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Arya akan tetapi, sebelum Arya menggapai tangan itu, Gilang menariknya kembali. Ia lupa jika tangannya kotor terkena arang.

"Maaf Pak tangan saya kotor!"
Gilang ingin mengelap tangannya menggunakan pakaian yang ia gunakan namun Arya melarang.

"Noda itu akan lebih sulit di bersihkan jika kamu mengelapnya di sana." Tanpa di sangka, Arya menjabat tangan Gilang yang berwarna hitam.

"Selamat malam." Arya menjawab sapaan Gilang sebelumnya. Gilang menganggukkan kepalanya sebagai tanda ramah tamah darinya.

"Aduh maaf Pak! Tangan Bapak jadi kotor." Sesal Gilang setelah Arya melepaskan tangannya. Ia melihat tangan putih bosnya itu menjadi kehitam-hitaman karena tertular dari tangannya.

"Tidak masalah. Masih bisa di bersihkan." Jawab Arya santai.

"Kalian berdua terlalu formal. Udah kayak bos sama karyawan aja". Gilang dan Arya menatap Raka dengan tatapan aneh. Padahal kan Raka tau kalau mereka memang bos dan karyawan.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang