LIX

18.3K 1.3K 47
                                    

Hai guy's.... 🙋
Cerita Alin dan Arya kembali hadir nih. Jangan lupa vote and komennya ya👌
Happy Reading 🤗🤗🤗

"Makanya Arya, kalau mau berbuat sesuatu ya di pikirkan dulu. Jangan sembrono. Ujung-ujungnya kamu yang rugi sendiri kan?"

"Iya Ma."

"Sekarang kamu lakukan semua hukuman ini dengan ikhlas dan banyak-banyak sabar. Kamu tau kan Mama tidak pernah suka dengan kesalahan. Jadi kamu harus melakukan semuanya dengan perfect. Oke."

"Iya. Bagaimana dengan kerjaan Arya di kantor, kalau Arya harus seharian ngurus rumah?"

"Jangan kamu jadikan itu sebagai alasan. Kamu pikir Mama tidak tahu, kalau selama ini kamu selalu bolos. Semua pekerjaan kamu limpahkan pada Rico.

"Ya tapi_,"

"Ah kamu ini banyak alasan! Kalau kamu nggak mau nerima syarat dari Mama, tidak masalah. Mama akan benar-benar membawa Alin pergi dari kamu."

"Mama kenapa jahat banget sih sama anak sendiri?"

"Biarin! Kamu juga jahat sama anak Mama." Arya mendapat tatapan sinis dari Mamanya.
"Udahlah sekarang kamu lanjutin beres-beres nya. Mama mau tidur."

Baru beberapa langkah, Bu Anita kembali menengok ke belakang karena panggilan Arya.

"Kenapa?" Tanya bu Anita.

"Nanti malam Arya tidur sama Alin kan?" Tanya Arya sedikit ragu.

"Enak aja. Kamu tidur di kamar belakang."

"Mahh??"

"Dalamin peran kamu sebagai asisten rumah tangga. Jangan ngelunjak."

Dengan mulut yang terus mendumel, tangan Arya tak berhenti mengelap meja kaca yang di ruang makan. Syarat yang di berikan Mamanya begitu berat. Arya di jadikan asisten rumah tangga selama satu minggu. Ia harus terlibat dalam segala aktivitas di rumah ini. Mulai dari belanja kebutuhan di pasar, membersihkan rumah, mencuci piring, mencuci baju,mengepel dan menjaga rumah. Untuk memasak Arya sengaja tidak din ikut sertakan. Mamanya masih sayang keluarga. Ia tidak mau sakit karena masakan Arya.

Baru beberapa jam menjalani hukumannya, Arya sudah kelelahan tapi di balik semua rasa lelahnya ia masih bersyukur karena diberi kesempatan untuk melihat anak dan istrinya sepanjang waktu.

Arya baru selesai melakukan pekerjaan nya saat sudah malam. Ia keluar dari dalam rumah untuk bergabung dengan para security. Ada rasa segan di mata mereka saat melihat Arya ikut bergabung.

"Kalian santai saja. Saat ini tugas kita sama. Sama-sama menjaga rumah."

Tetap saja ada rasa sungkan di hati para security yang bertugas malam itu. Mau bagaimanapun Arya tetap lah anak dari majikannya. Sebelumnya mereka jarang menemukan momen seperti ini. Jangankan untuk duduk bersama, sekedar mendapatkan senyum Arya saja susah sekali.

Arya berusaha mengakrabkan diri dengan teman-teman barunya. Matanya sudah mulai mengantuk tapi ia tidak enak jika harus tidur duluan. Bagaimana jika mamanya tahu jika ia enak-enakan tidur sedangkan yang lain masih berjaga. Pasti mamanya akan mengeluarkan kata-kata pedas yang bisa menyakiti hatinya.

"Aden kalau mau tidur nggak pa-pa. Biar kami yang jaga."

"Enggak Pak. Saya di sini aja sama kalian."

"Tapi Aden kelihatan capek banget?" Arya hanya tersenyum dan menggeleng.
Ia harus semangat. Daripada nanti ia di anggap gagal dan tidak di bolehkan untuk bertemu dengan anak dan istrinya.

Pagi telah tiba. Mata yang masih terasa berat terpaksa di buka lebar karena Arya harus memulai kegiatannya pada hari ini. Pagi-pagi sekali ada yang membangunkannya dan meminta atau menemani kepala asisten rumah tangga untuk belanja di pasar.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang