XXII

25.9K 1.8K 7
                                    

"Mantan istri Pak Arya ternyata cantik ya."

"Biasa aja kalau menurutnya saya."
Alin mendengus. Biasa aja kalau menurut saya. Alin menirukan ucapan Arya dengan gaya menye-menye.

"Memangnya kenapa?" Tanya Arya saat melihat Alin hanya diam saja setelah pertemuannya dengan Clarissa.

Alin melipat tangannya di dada. "Saya jadi heran. Apa sih yang Bapak lihat dari saya? Saya jauh banget loh dari Bu Clarissa. Bagaikan bumi dan langit."

Arya menatap Alin. "Kamu yang di bumi, dia yang di langit?"

Alin berdecak kesal. "Ck bukan gitu. Bapak tau perumpamaan enggak sih?"

"Hehe jangan marah-marah gitu. Nanti kamu cepet tua loh." Alin Melotot saat Arya mengatainya tua.

"Saya nanyanya serius loh Pak. Jadi tolong dijawab dan jangan main-main!"

"Oke. Saya akan jawab pertanyaan kamu dengan serius. Jadi apa pertanyaan kamu tadi?"

Alin menoleh pada Arya dengan tatapan tidak percaya. Melihat respon Alin, Arya kembali tertawa. Senangnya melihat ekspresi Alin yang seperti itu. Mereka berada sedang dalam perjalanan pulang. Arya seperti biasa akan mengantarkan Alin.
Sebenarnya Alin sejak tadi sudah ingin bertanya tentang Clarissa, mana tetapi ia tahan karena itu bukan waktu yang tepat. Alin akan bersikap profesional selama di kantor.

"Oke saya jawab pertanyaan kamu. Kenapa saya memilih kamu? Itu kan pertanyaan kami tadi?" Alin mengangguk.

"Saya memilih kamu karena saya merasa nyaman saat berada di dekat kamu. Sudah puas dengan jawaban saya?"

"Itu aja?"

"Iya. Memangnya kamu ingin saya menjawab apalagi?"

Alin manggut-manggut. Jawaban yang sangat singkat. "Lalu kena Bapak bercerai dari Bu Clarissa?"

"Sudah tidak ada kecocokan."

"Apa yang menyebabkan kalian tidak cocok?"

Arya menatap Alin. Ia merasa aneh dengan pertanyaan yang diberikan sekretarisnya itu.

"Ada. Masalah pribadi."

"Hmm oke."

Baru saja Alin ingin membuka mulutnya, Arya lebih dulu memberi interupsi.

"Kalau pertanyaan kamu masih banyak, lebih baik kamu tunda dulu untuk mewawancara saya. Saya ingin fokus mengemudi biar kita selamat sampai tujuan."

Bibir Alin mencebik. Walau demikian, ia tetap menuruti perintah Arya.

... ... ...

Malam ini, Arya datang ke rumah Alin. Lelaki itu sebelumnya sudah mengabari bahwa ia akan mengajak Alin untuk pergi menemui seseorang. Saat Alin bertanya akan bertemu dengan siapa, Arya hanya mengatakan nanti juga kamu tahu. Padahal niat Alin bertanya demikian agar ia bisa memastikan kostum yang di pakai benar. Tidak saltum.
Daripada bingung akhirnya Alin memilih menggunakan dress bunga-bunga selutut. Setidaknya pakaian ini netral. Tidak terlalu formal namun juga tidak terlalu santai.

Alin merapihkan make up nya sekali lagi. Sejak Arya menyatakan perasaannya, Alin selalu ingin tampil cantik di hadapan laki-laki itu.

Tok... Tok... Tok....

"Dek, Arya udah di depan tuh."

"Iya Bang. Bentar lagi."

"Ya udah cepetan ya."

"Iya."

Alin mengambil sling bag yang berada di atas tempat tidurjya. Ia segera keluar untuk menemui Arya.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang