XXXIV

21.4K 1.5K 8
                                    

Hai... Hai... Hai...
Semoga nggak pada bosen yan dengan cerita aku 🙂🙂
Kali ini aku bakalan update cerita baru kalau pembacanya udah 400. Kira-kira butuh berapa lama ya🤔🤔

Oke deh kita cus dulu ya sama cerita yang ini...
Happy Reading 🤗🤗🤗

Pengen deh kalian setiap kalian baca ninggalin komennya. Mau tahu gimana pendapat kalian. Bolehkah 🤔🤔🤔

"Ibuuu!!" Alin berlari masuk ke dalam rumah sambil memanggil ibunya. Setelah menemukan sang ibu yang ternyata sedang menonton TV, Alin langsung memeluk tubuh wanita yang sudah melahirkan nya itu.

"Kamu kenapa?" Ibu Alin mengelus rambut putrinya dengan lembut.

" Hiks... Hiks..." Alin yang tiba-tiba menangis membuat bu Maya khawatir.

"Kamu kenapa Alin? Bilang sama ibu!" Ibu Maya berusaha melepas pelukan Alin tapi gadis itu justru memeluknya lebih erat.

"Alin, kamu kenapa sayang? Cerita sama kita." Dina terlihat khawatir dengan adik iparnya karena ini pertama kalinya ia melihat Alin menangis seperti ini.

Ayu dan juga Dafa Dafi yang berada di sana melongo melihat tingkah Alin. Mereka meninggalkan tayangan TV dan ikut mendekati Alin.

"Tante kenapa? Kok nangis?" Tanya Dafa.

"Tante bilang aja kalau ada yang nakalin. Nanti aku sama Abang bakalan hajar penjahat itu." Di tangan Dafi sudah ada pedang-pedangan yang terbuat dari plastik.

"Tante kalian nggak kenapa-kenapa. Lebay aja dia." Raka bersandar di pintu sambil bersedekap.

"Kamu apa-apaan sih bang. Adiknya lagi nangis gini, malah dibilangin lebay. Gimana sih." Dina tidak suka dengan perkataan suaminya pada Alin.

" Dia diajak nikah sama Arya, Bu. Bukannya seneng, eh malah nangis. Kan aneh."

"Maksud kamu apa Bang?" Tanya Ibu Alin.

"Arya ngelamar dia dan dia udah nerima. Kata Arya, setelah adek bilang iya, dia malah nangis."

"Kok bisa?"

"Nggak tau. Oh iya, ada Arya di depan. Mau ketemu sama Ibu."

"Iya nanti Ibu ke depan."

"Sayang, minta tolong bikinkan minum untuk Arya ya," Ucap Raka pada Dina.

"Iya Bang." Raka kembali ke depan terlebih dulu.

"Alin, lepas dulu. Ibu mau ke depan, ketemu sama menantu Ibu." Bu Maya melepaskan pelukan Alin dengan sedikit paksaan.

Setelah kepergian bu Maya "cieee yang dilamar," Ucap Dina dan Ayu berbarengan. Kedua ponakan Alin hanya diam. Tidak tau apa-apa.

Di ruang tamu ada bu Maya, Raka dan juga Arya. Arya mengutarakan niatnya yang akan kembali datang membawa kedua orang tuanya.

"Jadi kapan nak Arya akan datang mengajak Mapa dan Mamanya ke sini?"

"InsyaAllah secepatnya Bu. Nanti saya akan bilang dulu ke Mama dan Papa."

"Iya. Ibu tunggu ya."

Alin tidak tahu kapan Arya pulang. Tadi ia hanya diberitahu Abangnya bahwa bosnya itu sudah pulang.

"Kamu bilang apa aja ke Mas Arya." Ucap Alin sengit. Gadis itu berada di kamar bersama adik sepupunya.

"Cieee udah ganti aja nih panggilannya."

Bibir Alin berkedut. Saat ia menerima lamaran Arya, laki-laki itu memintanya untuk mengganti panggilannya menjadi dari Bapak menjadi Mas.

"Jangan mengalihkan pembicaraan! Sekarang jawab! Tadi kamu ngomong apa sama mas Arya?"

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang