XXVIII

22.9K 1.5K 0
                                    

Alin pulang ke rumah saat hari sudah larut. Ia di tahan di rumah Arya cukup lama setelah pulang dari karya wisata. Mama Anita mengajak Alin untuk makan malam bersama dan meminta Alin menceritakan menceritakan kegiatan yang dilakukan Marsya dan Alin saat jalan-jalan tadi. Hal itu menyebabkan Alin sampai lupa waktu. Untung nya ia sudah memberitahu orang rumah, kalau ia akan pulang terlambat.

Alin diantar oleh supir. Saat akan masuk rumah, ia melihat ada mobil yang terparkir di luar pagar. Mungkin itu mobil tetangganya, pikir Alin.
Tak ambil pusing, ia segera masuk ke dalam rumah.

Pintu rumah masih terbuka lebar. Alin mengucapkan salam dan di jawab abangnya yang ternyata masih duduk di ruang tamu.

"Malam banget dek pulangnya?"

"Iya. Soalnya di tahan dulu sama Mama Anita."

"Ohhh. Kamu pulang sendiri tadi?"

Alin menggeleng. "Dianterin supir. Abang jam segini belum tidur?nungguin aku ya?"

"Enggak. Abang lagi ada tamu."

Ohh berarti mobil itu punya tamunya Abang, batin Alin.

"Lha tamunya mana? Kok nggak ada." Tanya Alin karena ia tidak melihat orang lain di ruangan ini selain mereka.

"Lagi ke belakang." Alin hanya manggut-manggut.
"Oh iya tamu Abang pengen ketemu kamu."

"Oh iya? Emang tamu Abang kenal sama aku?"

"Kenal dong. Kenal banget malahan," Ucap Arya sambil cengegesan. Alin jadi curiga.

"Siapa dia?"

"Abang!" Alin menoleh ke samping. Sosok lelaki seusia Abangnya berjalan mendekat.

"Hai Lin, apa kabar?" Sapa laki-laki itu dengan ceria. Ia mengulurkan tangannya yang langsung disambut  oleh Alin.

"Hai juga Bang Vito. Nggak nyangka bakal ketemu lagi."

"Iya. Abang juga nggak nyangka bisa ketemu lagi sama kamu."

"Gimana kabarnya Bang?"

"Baik dan sehat. Kamu sendiri gimana?"

"Seperti yang Abang lihat, aku sehat wal 'afiat."

"Oh iya, tadi kamu ngapain di kebun binatang? Maaf tadi Abang nggak nyapa kamu dengan benar. Soalnya abang lagi buru-buru."

Belum sempat Alin menjawab Raka sudah lebih dulu memberi interupsi.

"Kalian mau ngobrol sambil berdiri? Sini duduk dulu. Nggak baik ngobrol sambil berdiri gitu." Raka menepuk sofa kosong di sebelahnya.

"Nggak deh Bang. Aku mau ke kamar. Mau mandi. Badanku rasanya gerah banget," Jawab Alin atas perintah Raka.

"Ohh. Pantesan dari tadi kayak ada bau aneh gitu pas kamu pulang."

"Enak aja! Walaupun aku dari luar, badan aku tetap wangi ya. Nih kalau nggak percaya." Alin mencondongkan badannya pada Raka namun Raka malah mendorongnya. 

"Iya Abang percaya. Udah sana mandi. Bawa virus kamu tuh." Alin mendelik tidak suka dengan ucapan Raka. Dengan sengaja, Alin memeluk erat tubuh Raka.

"Biar ketularan virus yang aku bawa! Rasain tuh!"

"Lepas enggak?" Ucap Raka. Ia berusaha melepaskan belitan tangan Alin di pinggangnya.

"Akhirnya lepas juga! Sana mandi!" Alin mencebik.

"Bang, Alin masuk dulu ya. Capek banget ini habis jalan-jalan." Pamit Alin pada Vito.

"Iya. Selamat malam. Good night."

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang