LXVII

17.9K 1.1K 11
                                    

Hai.... Hai... Hai....
Alin dan Arya datang lagi nih😀
Langsung cuss baca aja yuk. Jangan lupa vote and komennya ya👌
Happy Reading 🤗🤗🤗

Dua kali tamparan ditambah empat kali pukulan sudah cukup membuat seorang Arya Kalindra sadar akan kesalahannya. Ini adalah akibat dari kesalahan fatal yang ia lakukan pada sang istri.
Mama dan Papanya serta Raka sudah membalaskan rasa sakit hati Alin pada Arya atas perbuatan lelaki itu.
Pipi Arya sedikit memerah. Perutnya terasa nyeri karena kerasnya pukulan yang ia terima. Sepertinya Arya harus belajar dari Papanya. Di umur beliau yang sudah lanjut, Papanya masih bisa memukul cukup kuat hingga perutnya terasa cenat-cenut.

Arya beruntung Ibu Alin tidak ikut memukul atau menamparnya. Mungkin beliau kasihan karena menantunya sudah babak belur dihajar oleh besan dan anak sulungnya.
Ibu Alin memberikan nasihat dan doa agar Arya kelak bisa menjadi sosok yang lebih bijak dan lebih baik lagi dalam menjalani hidup.

"Ini sakit ya?" Arya memegang tangan Alin yang tengah meraba wajahnya.

"Enggak kok sayang. Ini hal yang pantas mas dapatkan."

Alin menggeleng cepat. "Enggak!!Mas nggak boleh dapatin ini. Ini salah aku. Maafin_".

Arya langsung membungkam mulut Alin.
Ahhh akhirnya Arya bisa merasakannya lagi. 😅😅

"Kamu nggak boleh ngomong gitu. Ini bukan salah kamu. Mas pergi karena ingin mewujudkan keinginan kamu. Mas salah karena sudah memutuskan suatu hal tanpa bertanya dulu sama kamu. Maafin mas ya." Arya mencium telapak tangan Alin berkali-kali.

"Aku udah maafin Mas. Mas jangan pergi lagi ya. Aku nggak bisa jauh-jauh dari Mas Arya." Alin memeluk tubuh Arya dengan erat yang di balas Arya dengan hal yang sama.

"Mas nggak akan ninggalin kamu, sampai kapanpun!" Arya mencium puncak kepala Alin dengan sayang.

Akhirnya Arya bisa bernafas lega. Alin dan keluarga yang lain sudah memaafkannya. Arya sudah menjelaskan semuanya tanpa ada yang ia tutupi lagi. Ia menelpon Bella, Ardian, Reni dan Diana yang ia mintai bantuan mengurus kembali pernikahannya. Keempat orang itu datang ke rumahnya dan mengatakan kejadian sebenarnya. Dimulai dari Arya yang datang ke rumah Bella pada pagi buta. Arya menceritakan semuanya pada Bella dan akhirnya di hadiahi tamparan oleh wanita bar-bar itu. Bella juga memaki Arya karena tindakannya. Awalnya Bella tidak mau membantu Arya tapi Arya beruntung karena Ardian, suami Bella memberikan pengertian pada istrinya. Akhirnya wanita yang akan memiliki dua anak itu mau membantu Arya mempersiapkan pernikahannya lagi.

Saat meminta bantuan pada Reno lelaki itu langsung menendang kaki Arya dan ditambah dengan Diana yang langsung menjambak kuat rambut Arya. Untungnya shampoo yang di pakai Arya bagus. Jadi rambutnya tidak rontok. 😆😆

Yahh itulah balasan yang Arya dapatkan dari orang-orang di sekitarnya. Arya tidak masalah mereka lebih memilih Alin karena apa yang di lakukan nya memang salah. Arya malah senang karena orang-orang di sekitarnya banyak yang sayang pada Alin.

Sekarang fokus Arya hanya untuk kebahagiaan anak serta istrinya. Ia tidak mau menyakiti wanita yang sudah mau menerima segala kekurangan nya.
Alin is number one. 😌😌

"Mas," Panggil Alin.

"Hmm. Kenapa sayang?"

"Kenapa Mas minta bantuan sama Mbak Bella dan yang lain. Kenapa nggak nyuruh Rico aja? Biasanya Mas suka ngerepotin dia." Arya tertawa mendengar ucapan istrinya. Rico memang selalu orang yang ia repotin.

Arya membenarkan posisi Alin yang ada di pelukannya agar sang istri nyaman.

"Waktu Mas punya pikiran untuk menunda-nunda pernikahannya kita, Mas minta bantuan Rico untuk mengurus pembatalan itu. Lalu setelah Mas menyadari kesalahan yang Mas perbuat, menurut kamu apakah Mas masih bisa meminta bantuannya lagi? Lagi pula Rico sudah banyak mengurusi pekerjaan Mas di kantor. Dia sampai nggak ada waktu buat nyari pasangan hidup. Untung nya sepupu kamu itu memegang erat prinsip emansipasi wanita. Dia dulu yang bergerak mendekati Rico. Kalau enggak, mungkin Rico besok akan datang ke pernikahan kita dengan ibunya. Seperti yang biasa dia lakukan." Jelas Arya panjang lebar.

"Ohhh gitu. Hehehe." Arya mengernyit saat istrinya justru terkekeh sendiri.

"Kamu kenapa ketawa? Mas lagi nggak ngelucu loh sayang."

"Hehehe tadi untung Ayu nggak ikut mukulin kamu ya Mas. Kalau dia sampai ikut-ikutan, aku nggak tau bakalan seperti apa Mas sekarang."

"Hehehe iya juga. Mungkin Mas udah dihajar habis-habisan sama dia. Secara dia kan bar-bar mnya udah tingkat dewa."
Arya ikut terkekeh. Sepupu istrinya itu ikut datang namun tidak ikut memberi tanda kasih sayang padanya. Ayu hanya memberikan ultimatum yang membuat Arya ngeri-ngeri sedap.

"Kalau sampai Abang nyakitin Mbak Alin, jangan salahkan Ayu kalau Abang kehilangan masa depan yang Abang bangga-banggakan."

Arya tidak sanggup untuk membayangkannya. Ia masih ingin bereproduksi dan memiliki anak-anak lucu. Ayu memang unik. Ancamannya bisa membuat seorang Arya Kalindra ketar-ketir.

"Sayang... Tapi kamu beneran udah nggak pa-pa??"

"Iya. Aku nggak pa-pa kok. Tadi kan Mas denger sendiri apa kata dokter."

"Kalau kamu masih nggak enak badan gimana_,"

Alin beringsut menjauhi Arya. Tatapannya pada sang suami penuh selidik.
"Mas jangan berpikir untuk membatalkannya lagi ya!"

"Enggak sayang." Arya menggeleng. Sungguh ia tidak berpikir demikian. Ia sudah kapok dengan apa yang ia terima kemarin.

"Mas nggak akan membatalkannya lagi. Maksud mas, selama acara nanti kamu pakai kursi roda ya? Biar nggak capek." Arya menjelaskan maksudnya. Ia jadi senewen sendiri menghadapi Alin yang sering mengalami mood swing.

"Nggak! Aku mau kayak pengantin pada umumnya. Nggak ada ya pakai kursi-kursi roda segala! Dikiranya aku sakit parah, sampai harus duduk di kursi roda!" Tolak Alin mentah-mentah mendengar saran suaminya. Nafas wanita itu memburu menandakan bahwa ia sedang kesal.

"Ya udah nggak pakai kursi roda tapi kalau badannya udah kerasa nggak fit bilang sama Mas ya." Arya tidak mau mendebat lagi. Berdebat dengan istrinya sama saja mencari perkara baru.
Arya sudah syukur masih di maafkan. Ia tidak akan mengulangi nya lagi.

Alin mengangguk. Ia merentangkan tangannya. " Peluuuuk!"

Dengan senang hati Arya memeluk istrinya. Semenjak hamil, Alin memang terlihat lebih manja tapi hal itu justru membuat Arya senang. Kesalahpahaman diantara mereka sudah benar-benar selesai. Kini mereka tinggal menikmati waktu menjelang hari bahagianya.

Acara pernikahan Arya dan Alin akan tetap terlaksana lusa. Sesuai rencana awal, mereka akan kembali melakukan pernikahan di tanggal itu.
Tidak mudah bagi Arya untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Uang yang keluar lebih banyak dari budget awal. Bagi Arya keluar uang lebih banyak tidaklah berarti apa-apa. Asalkan keinginan terwujud dan ia bisa hidup dengan tenang dan damai bersama anak dan istrinya.

Di tunggu readers nya 1k baru update lagi. Ok👌👌👌

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang