LX

18.5K 1.2K 40
                                    

Hai guy's.... 🙋
Maaf ya udah buat kalian lama menunggu. 🙏🙏
Maaf juga kalau part ini isinya tidak sesuai dengan ekspektasi kalian.
Semoga kalian suka dengan pemikiran ku dalam part ini.

Langsung aja lah. Cuss. Jangan lupa vote and komennya yaaa😃
Happy Reading 🤗🤗🤗

"Itu dipegang dong Arya! Kalau cuma di liatin aja, ikannya nggak akan mati. Banyak karyawan di kantor yang bilang tatapan mu mematikan tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untuk ikan-ikan ini." Bu Anita berkacak pinggang di belakang Arya. Arya berjongkok di depan ember putih yang berisi beberapa ekor ikan lele.

"Ma, Mama kan tau kalau aku takut sama lele. Mama masih inget kan, dulu aku pernah sakit gara-gara kena patilnya."

"Itu kan dulu. Udah deh nggak usah lebay!Buruan di bersihin ikannya, keburu mama laper. Ini udah siang!"

"Sabar Ma."

Arya menatap geli pada ikan-ikan yang bertumpukkan di dalam ember.Gimana caranya agar ikan itu bisa keluar ya? Pikir Arya. Kalau sudah keluar, Arya tinggal memukulnya menggunakan balok kayu yang sudah ia pegang.

Aha. Arya memiliki ide. Ia mengambil sesuatu dari dalam rak.

"Heh buat apa penjepit sama saringan santan itu?"

"Mama diem aja, yang penting kan ikannya bisa cepat-cepat mati!"

"Terserah kamu lah."

Arya mulai beraksi. Ia menjepit badan ikan dengan susah payah. Maklumlah, badan ikan lele kan berlendir . Memegang pakai tangan saja kadang susah, apalagi dengan cara seperti ini. Ngambil ikan disamain dengan ngambil gorengan. Main capit-capit aja.

Selain mengunakan jepitan, Arya juga menggunakan saringan santan. Dengan susah payah Arya mengangkat lele yang sudah masuk ke dalam saringan miliknya.
Lele itu terus bergerak di dalam saringan yang berukuran hampir sama dengan tubuh si ikan. Arya tersenyum senang karena ikan itu hampir keluarga dari ember. Namun,

Byur....

Lele itu kembali masuk ke dalam ember dan bergabung bersama teman-teman sejenisnya. Sepertinya lele itu tau akan di eksekusi duluan. Makanya ia tidak terima.

"Gimana sih kamu Arya?Masak ngambil lele aja nggak bisa!"

"Lele nya susah diambil Ma. Badannya licin. Gerak-gerak terus."

"Coba pake tangan. Pake jepitan gitu ya susah lah!"

"Ahh Mama mah nyuruh aja. Coba Mama sendiri!"

"Heh ini hukuman buat kamu bukan buat Mama."

"Ya udah Mama sabar aja. Nanti juga mereka mati semua, yang penting Mama sabar. Jangan ngomel aja, pusing kepala ku."
Kening Mama Arya mengkerut. Kenapa jadi beliau yang di ceramahi??

Arya mampunya ide. Ia membawa ember itu keluar rumah.

"Mau di bawa kemana?"

"Belakang."

Sampai di belakang, Arya menumpahkan seluruh isi ember di atas rumput.

"Nah kalau begini kan enak buat eksekusinya. Tinggal pukul kepalanya aja. Mati deh itu makhluk berkumis."

Arya mengambil sebuah kayu berukuran besar untuk mengeksekusinya lele tersebut. Mula-mula ia memukulnya agar lele tidak hidup saat Arya membersihkan bagian dalamnya.

Mama Arya menertawakan kelakuan anaknya karena kesusahan membunuh hewan itu. Tidak hanya sekali pukul, Arya melakukannya berkali-kali hingga hewan tersebut benar-benar mati. Mana mulutnya mengomeli si ikan terus.

Double JobsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang