10. Dua pilihan
Tiap helain rambut perempuan dengan cardingan biru itu, terus bertebangan terbawa angin. Menikmati suara percikan air danau didepan sana.
Petang ini, disekitaran danau yang tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang saja yang berlalu lalang. Dan Alora, sejak tadi duduk di bangku menunggu seseorang.
"Ra?" Panggil seorang laki-laki membuat perempuan itu menoleh. "Hai Bian." Sapanya.
Bian tersenyum simpul. "Duduk dulu Ra." Keduanya masih diam, menikmati udara sejuk disore hari, dengan pemandangan danau yang tenang. Tapi tidak dengan hati Bian.
"Tumben lo ajak gue kesini Yan, ada yang mau lo bicarain?" Tanya Alora pada laki-laki yang masih menatap danau didepan.
"Gue gak sempet nanya-nanya ke lo kemarin Ra, makanya hari ini pengen ketemu lo." Jelas laki-laki itu.
Alora tertawa kecil. "Apa yang mau lo tanya tentang gue si, gua masih sama kayak dulu."
"Lo beda, sekarang tambah cantik." Celutuk laki-laki itu, membuat Alora terkekeh pelan. Bian pun ikut tertawa kecil. "Lo udah punya pacar Ra?" Tanya Bian tanpa basa basi.
Perempuan itu menoleh pada Bian. "Gak ada Yan, kenapa nanya ini?"
"Gapapa si Ra." Ucap Bian kaku. "Ra, inget gak? Dulu gue pernah datengin satu persatu cowo yang deket sama lo. Supaya mereka gak berani deketin lo lagi."
Perempuan itu tertawa. "Inget Yan, haha lucu banget lo dulu, segitunya."
"Lo tau alesan gue ngelakuin itu gak Ra."
Alora menggeleng. "Karena gue temen lo?" Tanya perempuan itu, karena sama sekali tidak mengerti maksud dari ucapan laki-laki itu. Dulu mereka sangat dekat, dan Alora menganggap Bian sebagai sahabat yang selalu membantunya, jadi Alora berfikir itu karena Bian pedulinya sebagai sahabat.
"Lo salah Ra."
Alora mengerutkan keningnya. "Jadi? Karena apa Yan?"
Laki-laki itu tersenyum, merasa bingung harus berkata apa. "Karena lo sahabat gue Ra, gue gak mau lo disakiti mereka." Bian meretuki kebodohannya. Salahnya tidak berani mengungkapkan bahwa dia menyukai perempuan disampingnya ini.
Perempuan yang jadi cinta pertamanya sejak dulu.
Bian mengakui bahwa dirinya pengucut, karena masih belum berani memberitahu perasaan yang sebenarnya sejak dulu. "Mama lo udah sehat Ra?" Tanyanya mengganti pembahasan.
"Udah mulai membaik kok Yan." Jawab Alora. "Lo gimana setelah pindah ke Jogja dulu Yan?"
"Jogja memang seru, banyak hal mengagumkan Ra. Tapi lo lebih mengagumkan."
Perempuan itu menarik sudut bibirnya. "Kenapa gue?"
"Karena temanan sama lo seru, semenjak gue pindah ke Jogja gak ada lo jadi gak seru." Ucap Bian bercanda. Sengaja mengalihkan topik dari pembahasan yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.