48. Kepergian di akhir Desember

1.8K 123 6
                                    

Jangan lupa vote, komen, sama follow ya biar semngat up cepet aku hehe.

Kalian suka gak sih sama cerita aku ini:)

Selamat membaca ya, semoga suka. Amin.

Nanti kita akan bertemu lagi, sebagai teman lama yang pernah saling mencintai.

—pra aleo






48. Kepergian di akhir Desember





Bohong kalau Alora bilang ini tidak sakit, bahkan hati dan segala pikirannya tertuju pada laki-laki itu. Iya, Laki-laki yang memilih pergi padahal bisa diselesaikan tanpa mengakhiri ini.

Alora berusaha sekuat tenaga, menampung air matanya agar tidak jatuh. Tapi percuma, rasanya semangkin di tahan akan semangkin sakit.

Alora duduk di kamarnya didekat cendela. Duduk diam, tapi pikirannya masih tertuju pada Aleo, kenangan yang sudah dia buat bersama Aleo.

Susah tanpa kehadiran sosok dia,

Alora terisak, suara tangisnya berusaha dia tahan mati-matian. Alora ingin menahan kepergian Aleo, ingin mengatakan pada aleo untuk jangan pergi, tapi sulit. Alora tidak berani memaksa.

"Le, gue senang karna kehadiran lo," Ucap Alora pelan. Masih terisak, dadanya sakit. Sulit ketika harus beradaptasi dengan kepergian seseorang yang selama ini ada untuknya.

Alora membuka bukunya, buku yang selama ini dia tulis tentang Aleo. Tentang laki-laki tinggi, bermata sipit, dan berparas gagah itu. Laki-laki yang selama ini selalu membuatnya senang.



Dear Aleo...

Terimakasih ya, terimakasih untuk semuanya, untuk segalanya. Untuk waktumu, untuk senyummu, untuk tawamu, dan untuk semuanya.

Semoga aku diberi ikhlas, kamu pun begitu.
Kamu adalah cerita paling meleganda pin, cerita yang paling aku suka, isi dari cerita itu sangat menyenangkan kan, karena banyak bahagianya. Hal yang paling ku ingin adalah melanjutkan cerita ini, tapi aku tau, ga mungkin..
Banyak pesan yang ingin aku sampaikan ke kamu, seblum semuanya benar benar usai, tapi semua itu gagal kuberikan, aku ingin menghargai keputusanmu, seperti yang kamu mau..
Aku lepas kamu ya..
Aku beneran ngelepas kamu lo..
Untuk semuanya akan baik baik saja...
Aku akan terbiasa tanpa mu, tapi untuk saat ini belum.

Aku tau, hari ini pasti akan ada. Hari dimana kita saling melepaskan, iya tepat nya hari ini.
Tapi aku ga mau kamu sedih..
Harus senang ya...
Aku tutup cerita ini, akuu selesai, lebih tepatnya kita selesai..









Alora menutup bukunya. Buku bersampul biru, dia terluka. Bahkan rasanya sesak untuk mengatakan sesuatu.

"Aleo jahat!"

Alora berteriak marah dikamarnya, tidak ada orang dirumahnya yang membuatnya bisa leluasa menangis.

"Hiks.... Kenapa Le? Kenapa harus lo yang pergi dari banyak nya orang lain?"

"Le, kita belum cobain matcha di tempat lain,"

Alora terisak pelan, "Aleo... Kita belum kuncungi tempat-tempat yang jadi rencana kita," Ucap Alora kecewa, bibirnya tersenyum kecil tpi mata nya menangis.

Alora menutup kedua wajahnya, masih terisak karna benar-benar sakit. "Mana Aleo yang katanya selalu nemenin gue..."

Malam itu, sampai larut malam Alora habiskan menatap langit sambil berbicara sendiri, mengeluarkan segala isi hatinya, berbicara pada sosok Aleo yang dia rasa ada di depannya, menangis sejadi-jadinya.





Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang