61. Keyakinan
Alora menelpon nomor Dika berkali-kali tapi sama sekali tidak di angkat oleh laki-laki itu. Beberapakali berdecak, karna panggilan tersambung, tapi laki-laki itu sama sekali tidak mengangkat panggilannya.
Tiara melihat Alora berharap Dika segera mengangkatnya. "Diangkat Ra?" Tiara menghela nafas saat Alora menggeleng menatapnya.
"Emang ya, cowo modelan sekarang pada brengsek semua" Renjani melipat kedua tangganya, lalu menggigit bibir bawahnya karna merasa khwatir sejak tadi.
Alora yang sejak tadi mencari sesuatu di ponsel nya, langsung berhenti dan melihat kedua temannya.
"Kenapa?" Tanya Renjani bingung.
Alora mendekatkan ponsel nya pada mereka, lalu mengeraskan suara telponnya. "Hallo... Cha?"
Ketiganya saling pandang.
"Hai, Ra..."
Alora menghela nafas, beruntung nomor asing ini memang benar Acha.
"Cha lo dimana? Lo di apain sama Dika?" Tanya Tiara panik sendiri.
Tak ada sahutan dari Acha lagi, membuat ketiganya saling melemparkan tatapan heran. Renjani mencoba mendengar suara di sekitar Acha, tapi karena mereka di pinggir kota suaranya tidak terlalu dengar.
"Cha.... Lo gapapa?" Tanya Alora lagi karena masih belum ada sahutan. Tak lama suara isakan tangia terdengar dari seberang telpon. "Cha..."
"Gue cape banget...."
Alora memejam kan matanya frustasi, jantungnya terasa berdetak lebih cepat karena takut terjadi apa-apa dengannya. "Cha, lo sekrang dimana? Kita kesana sekarang."
"Gue di, apart lo Ra."
Alora dan yang lain saling memandang. Lalu akhirnya tidak mau bertanya, yang penting harus menemukan Acha terlebih dahulu. "Oke gue sama yang lain kesana, lo tetep disitu ya Cha."
Sambungan terputus, Tiara segera menyalakan mesin mobilnya dan pergi kke apartemen Alora. Mereka juga bingung kenapa Acha bisa tiba di apartemen Alora.
*****
Alora memberikan air hangat pada Acha, setelah sampai tadi Alora melihat Acha berdiri didepan aprtnya dengan tangis yang pecah, dan badan penuh luka.
"Diminum dulu Cha, jangan melamun terus" Kata Renjani mengusap pelan bahu perempuan itu. "Gapapa Cha, udah ada kita jadi lo tenang aja."
"Lo di apain sama Dika, Cha?" Tanya Tiara tiba-tiba yang langsung dapat pukulan pelan dari Renjani karena terlalu cepat menanyakan itu.
Acha mengambil gelasnya, lalu meminum air hangat yang diberikan Alora. Acha mengusap wajahnya yang merah karna menangis. "Gue takut...."
Alora menenangkan Acha pelan-pelan.
"Seminggu lalu, gue ketemu sama Dika" Ucap Acha mulai bercerita. "Dia masih kasar ke gue, dan gue gak berani buat balesnya."
Mereka masih mendengar kan, masih belum mengerti maksudnya.
"Setelah kita berantem diparkiran deket toko kue nyokap, Dika maksa gue pergi entah kemana. Karena gue takut, gue...." Acha tak sanggup melanjutkan ucapannya, karena sejak tadi menangis.
Renjani mengusap pelan punggu Acha. "Gapapa Cha, pelan-pelan aja kita dengerin kok."
"Karna gue takut, gue sengaja banting stir mobilnya dan berakhir kita kecelakaan di Tol."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.