49. Saling pergi

1.8K 102 2
                                    

Pada akhirnya kita saling pergi, kau melangkah pergi dari ku, tapi aku masih diposisi yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya kita saling pergi, kau melangkah pergi dari ku, tapi aku masih diposisi yang sama. Takut-takut kamu berbalik dan sudah tidak ada aku lagi.

—NatashaAlora

49. Saling pergi

Dear Aleo...

Aku masih sering menceritakan pada dunia, bahwa aku pernah punya dia sebelumnya.

Dia masih jadi cerita paling seru untuk di ulang. Meski tokoh yang tersisa hanya aku sendirian.




Alora menutup buku bersampul biru miliknya.

Dua minggu setelah kepindahan Aleo, Alora menjalani kehidupan seperti biasanya. Sekolah, belajar, lalu pulang, dan sesekali menyempatkan bermain sebentar dengan Acha.

Alora baru sadar, ternyata sepi sejak awal tanpa siapapun itu lebih baik, dari pada sepi setelah bersama seseorang.

Sesekali Alora masih memikirkan Aleo, bertanya pada dirinya sendiri, bagaimana kabar laki-laki itu, musik apa yang sedang dia dengar sekarang, apa tidurnya masih larut malam?

Pertanyaan-pertanyaan yang dulunya bisa langsung Alora tanyakan, sekarang tidak lagi.

Alora duduk diam ditepi danau, dulu pernah kesini bersama Aleo. Pernah mengobrol bersama laki-laki itu di tempat ini, Alora hanya sekedar mengenang walaupun tau ujung nya akan merasa sakit lagi setelah mengenang apa yang pernah ada.

"Le, gue terjebak antara harus melupakan atau menunggu lo pulang."

Alora terkekeh dalam hati, "sebentar lagi akan ganti tahun Le, padahal kita udah janji mau ke pantai ya?"

"Tapi, lo pergi. Lo ninggalin gue, Aleo..."





Alora mengusap wajahnya, dia masih sering menangis, memikirkan Aleo, mengenang kebersamaan mereka, bahkan setiap hari nama Aleo tidak pernah terlepas dari pikirannya.

"Le, jangan cepet-cepet publish cewe baru lo yah? Gue gak siap." Alora terkekeh pelan, entah dengan siapa dia berbicara. Tapi seperti ini, mengutarakan segala keluhannya, membuat sedikit lega.

"Tapi kalau orang itu lebih baik, gue bisa apa Le?"


"Gapapa kalo sekarang lo udah pergi ninggalin gue. Setidaknya gue pernah ngerasain jadi wanita paling bahagia disaat sama lo meski sesaat."

"Karena sama lo banyak bahagianya, Le. Tapi semesta cuma kasih waktu sebentar" Alora menunduk, berusaha menahan sesak didadanya. Alora banyak memikirkan banyak hal, karena setiap malam, pertanyaan yang selalu sama adalah,

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang