Aku selalu jatuh cinta, ketika melihat matamu menyipit karna tertawa.
—natasha alora
58. Tempat pulang yang sebenarnya.
Alora masih berdiri didepan toko, melihat kepergian Iqbal yang sudah tak lagi terlihat. Kalau orang lain mungkin akan mengatai Alora telah menyiakan cowo sebaik Iqbal, tapi bagaimana pun dirinya tak bisa membalas perasaan laki-laki itu.
Alora berjalan pulang ke apartemennya karena tidak terlalu jauh, berhenti agk jauh saat melihat seseorang laki-pale berdiri di depan gedung menatapnya dari jauh.
Alora menarik nafas dalam, lalu berjalan pelan menghampiri sosok itu. "Lo perlu apa lagi sih Le?"
Aleo tersenyum kecil.
"Kalau gak ada urusan, gue mau masuk." Kata Alora segera ingin masuk tapi tangannya di tahan oleh Aleo.
Aleo menatap perempuan itu, "ini terakhir gue minta buat lo kembali sama gue Ra."
Alora mengernyit, berfikir apakah cuma segini usaha Aleo untuk kembali mengambil hatinya. "L berharapnya di terakhir permintaan lo ini gue balik ke lo?"
"Gue yakin lo balik sama gue kok Ra."
"Kenapa lo yakin?" Tanya Alora bingung.
"Lo gak inget, dulu pertama kali kita ketemu gue bilang ke lo, semesta ngirim lo untuk gue ajak membuat cerita bersama."
Alora terkekeh heran. "Udah lama, gue gak inget."
"Gue akan selalu dateng ke lo, dan ngingetin semua hal kecil tentang kita."
Alora menarik nafas dalam. "Le......." Alora menjeda ucapan nya saat Aleo mengangkat telpon dari seseorang.
Alora agak mengernyit heran, karena sejak pertama Aleo mengangkat telpon entah dari siapa itu, wajah laki-laki itu nampak kaki dan matanya memerah.
"Le?" Panggil Alora pelan. "Are you okey?"
Sambungan terputus, Aleo merasakan seluruh tubuhnya lemas. Menatap Alora dengan pandangan yang sulit diartikan, Aleo berlari meninggal kan Alora masuk kedalam mobilnya.
Alora tersentak, detak jantungnya ikut tak karuan melihat Aleo yang tiba-tiba masuk kedalam mobilnya.
Detik berikutnya, laki-laki itu keluar dari mobil berlari menghampiri Alora dan memeluk perempuan itu. Aleo menyelinapkan wajahnya dibahu Alora.
"Le?" Alora balas memeluk laki-laki itu, mengusap pelan punggung Aleo. Entah apa yang sedang terjadi dengan Aleo, apakah selama ini Aleo tidak baik-baik saja.
"Ra, penyakit mama kambuh" Ucap Aleo pelan, laki-laki itu melepaskan pelukannya. "Gue harus kerumah sakit sekrang, Ra."
Aleo berbalik, tapi Alora menahannya. "Gue yang nyetir, Le."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.