32. Penyusup

1.6K 125 15
                                    

Kalian jangan lupa vote and komen ya, jujur komenan kalian yang buat aku semangat bikin cerita ini hehe.

Selamat membaca, semoga suka.






31. Penyusup

Febby: Le, gue butuh bantuan lo ngurus masalah gue kecopetan kemarin.

Febby: gue butuh nya lo, bukan temen lo.

Febby: gue gak punya temen selain lo di Jakarta. Pelse!!!

Aleo memasukan kembali ponselnya, lalu fokus pada kegiatannya.

"Yok-yok sapu yang bersih ya we," Ucap Ical lalu duduk sambil makan gorengan di bawah pohon.

Cakra melempar sapu pada laki-laki itu. "Ini yang dihukum sekelas napa lo jadinya yang santai-santai gini Cal."

Ical membersihkan celananya lalu berdiri menenteng plastik gorengangorengan tak sengaja menendang sapu ditangan Cakra.

"ICAL ANJ...." Ical memasukan satu gorengan dimulut Cakra membuat cowok itu diam sambil mengunyah gorengan sampai habis.

"Enakan Cak? Mending kita duduk diem trus menikmati gorengan ini" Bisik Ical pada laki-laki yang masih memegang sapu.

Safa muncul dari belakang Cakra. "Lo berdua berani duduk sambil makan gorengan gue botakin pala lu berdua ya!"

Ical langsung kicep saat Safa berteriak. Karena cewek itu kalau sudah marah semua bakal di amuki. "Iya Safa cantik, selow-selow ini abang Ical sapu."

Cakra menahan tawanya. "Mampus kan Lu!"

Ical menatap sinis Cakra. "Lu juga bego."

Levi dan Aleo juga ikut menyapu di bagian pinggir, karena satu orang salah, hukuman dari wali kelasnya harus diselesaikan oleh satu kelas. Alasannya biar mereka kapok.

Semua masalah ini berawal dari Levi yang ketauan ingin cabut, tapi karena tidak ada yang berani dengan laki-laki itu jadi mereka menerima hukuman dengan pasrah.

Berbeda dengan Safa, perempuan ini tampak kesal. "Lev lo awas aja cabut-cabut lagi!"

Ekal menatap heran Safa. "Yang lain pada diem, ni cewe malam ribut bener dah."

"Gausa ngatur Saf" Jawab Levi dingin.

Safa berkacak pinggang. Memilih diam, toh berbicara dengan Levi memang seperti berbicara dengan batu, keras.

"Kemarin malem lo di markas?" Tanya Aleo pada Levi yang meletakan sapunya dan memilih duduk.

Levi menatap laki-laki itu. "Enggak, kenapa?"

"Tadi pagi gue ke markas gak ada orang, barang-barang berserakan. Laci-laci kebuka semua, gue kira kemarin malem lo nginep."

Levi duduk diam sambil memikirkan. "Anak-anak yang lain ada yang nginep tadi malam?"

Aleo mengangkat bahunya tidak tau. "Pada di tanyain aja lah."

Yang lain duduk bergabung dengan Levi dan Aleo. Ekal mengibas rambutnya yang basah karna keringat.

"Ada yang nginep dimarkas?"

Semua menatap Levi dan menggeleng. "Kenapa emang?" Tanya Ekal lalu duduk.

Levi menggeleng, lalu beranjak pergi. "Gue cabut luan, ada yang mau gue cek."

Aleo menatap kepergian Levi, entah apa yang sedang dicurigai laki-laki itu.

"Kenapa di grup Levi nanya ada yang nginep gak tadi malem?" Tanya Naufal.

Aleo mulai menjelaskan yang diberi tau pada Levi tadi.

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang